Stres kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah dan ketegangan emosional yang menghambat performance individu. Stres kerja dapat dipengaruhi oleh kondisi organisasi seperti penetapan arah dan kebijaksanaan organisasi, perubahan strategi organisasi, keuangan, tuntutan kerja, tanggung jawab atas orang lain, perubahan waktu kerja, perubahan yang kurang baik antar kelompok kerja dan konflik peran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja pada perawat rawat jalan di Rumah Sakit Umum Holistic Purwakarta tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat rawat jalan sebanyak 25 perawat. Sampel pada penelitian ini berjumlah 20 perawat rawat jalan di Rumah Sakit Umum Holistic Purwakarta dengan teknik sampling total sampling. Metode pengumpulan data sumber informasi yang digunakan yaitu berupa data primer dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat rawat jalan yang memiliki tingkat stres ringan sebanyak 55%, tingkat stres sedang sebanyak 40%, dan tingkat stres berat 5%. Beban kerja pada perawat rawat jalan menunjukkan bahwa 50% mengalami beban kerja ringan dan 50% perawat mengalami beban kerja berat. Jenis kelamin perawat rawat jalan laki-laki sebanyak 55% dan perempuan sebanyak 45%. Masa kerja perawat rawat jalan 80% memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dan 20% memiliki masa kerja kurang dari sama dengan 5 tahun. Kesimpulannya terdapat 11 perawat yang mengalami stres kerja ringan, dari 11 perawat yang mengalami stres kerja ringan terdapat 6 perawat yang memiliki beban kera ringan dan 5 perawat memiliki beban kerja sedang. Dari 11 perawat yang mengalami stres ringan terdapat 8 perawat berjenis kelamin laki-laki dan 3 perawat berjenis kelamin perempuan, serta dari 11 perawat tersebut terdapat 4 perawat memiliki masa kerja kurang dari sama dengan 5 tahun dan 7 perawat memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun. Untuk mencegah terjadinya stres pada perawat rawat jalan maka peneliti menyarankan untuk membuat program pengendalian stres seperti mengadakan sharing ke perawat lain atau refreshing secara bergantian serta melakukan penambahan SDM pada unit yang kekurangan SDM.
ABSTRAK Jumlah siswa yang merokok dan mengonsumsi alkohol di Indonesia cukup tinggi. Di SMP Taman Harapan 1 Bekasi diketahui bahwa 10,4% siswa merokok dan 2,6% pernah mengonsumsi alkohol. Perilaku ini sebagian besar disebabkan karena diajak teman, agar terlihat keren dan kurang informasi mengenai hal tersebut. Tujuan dilakukannya edukasi pada siswa untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bahaya perilaku merokok dan mengonsumsi alkohol. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media power point. Hasil analisis diketahui terdapat peningkatan pengetahuan siswa mengenai bahaya merokok dan mengonsumsi alkohol sebesar 22,1%-58,5%. Diharapkan tidak ada siswa yang mencoba ataupun aktif dalam merokok ataupun mengonsumsi alkohol di masa mendatang. Kata Kunci: Merokok, Konsumsi Alkohol, Penyuluhan, Pengetahuan, Siswa ABSTRACT The proportion of student which are smoking and alcohol consumption are high in Indonesia. In Taman Harapan 1 Bekasi Junior High School, there are 10.4% student which are smokers and 2.6% which are had alcohol consumption. The most caused this behavior are invited by friends, it make them feel cool, and having less knowledge about the danger of smoking and alcohol consumption. The aims of this education are to increase student knowledge of the danger of smoking and alcohol consumption. The activity was done with socialization using power point media. The analysis shows that student knowledge about the danger of smoking and alcohol consumption are increasing about 22.1%-58.5%. We hope that there is none of student wants to try smoking or be active smoker and consumption of alcohol in future. Keywords: Smoking, Alcohol Consumption, Socialization, Knowledge, Student
Pelayanan resep non racikan pasien Program Rujuk Balik (PRB) BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma Karang Tengah masih mengalami kendala waktu tunggu yang lama terutama di jam sibuk. Berdasarkan data observasi rata-rata waktu tunggu pelayanan mencapai 36 menit dimana standar waktu tunggu untuk resep non racikan adalah ≤ 30 menit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lama waktu tunggu dan faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu pelayanan resep non racikan pasien PRB BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma Karang Tengah tahun 2021. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan kualitatif (mix methods) dengan desain Explanatory Sequential. Hasil penelitian dari lama waktu tunggu pelayanan resep non racikan > 30 menit (lama) yaitu sebanyak 59 resep (72%), sedangkan proporsi terendah lama waktu tunggu pelayanan resep non racikan pasien PRB BPJS Kesehatan yang ≤ 30 menit (normal) yaitu sebanyak 23 resep (28%). Rata-rata yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu 36 menit, dan lama waktu tunggu maksimal adalah 50 menit sedangkan lama waktu tunggu minimalnya adalah 10 menit. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif penyebab lamanya waktu tunggu diantaranya adalah kurangnya sumber daya manusia terutama disaat jam sibuk dan ada pegawai yang libur atau mendapatkan pelatihan sehingga tidak masuk, seringnya jaringan yang lambat dan sistem BPJS ke Kimia Farma Apotek yang masih belum terbridging dengan sempurna juga menjadi penyebab dari lamanya waktu tunggu karena petugas menjadi terhambat saat harus melakukan registrasi pasien ke sistem, selain itu ketidaktahuan mengenai alur, syarat dan pengambilan obat di Apotek dari pihak RS hingga Faskes 1 menyebabkan adanya ketidaksamaan informasi hal ini membuat petugas apotek harus mengedukasi ulang kepada pasien sehingga waktu tunggu pun menjadi lebih lama. Diharapkan adanya keselarasan antara jumlah SDM dengan beban kerja, adanya perbaikan sistem dan jaringan, kooridinasi antar pihak terkait sehingga mendukung percepatan pengambilan obat pasien PRB BPJS Kesehatan.
Kejadian ISPA masih menjadi masalah kesehatan kesehatan di Indonesia. Pada 10 penyakit terbanyak di Indonesia, ISPA selalu menempati peringkat pertama.Penyebab tingginya kasus ISPA di Indonesia pada kalangan balita dan anak-anak tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan ibu tentang ISPA. Pada studi pendahuluan yang telah dilakukan,70% ibu belum memahami tentang penyakit ISPA.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu tentang ISPA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media leaflet di Yayasan Harapan Anak Indonesia Jakarta Utara Tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan penelitian eksperimen one group pre-post test design dan menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 41 orang. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan pengetahuan ibu tentang ISPA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media leaflet di Yayasan Harapan Anak Indonesia Jakarta Utara Tahun 2022 dengan p-value = 0,000.Disarankan pihak yayasan agar bekerja sama dengan puskesmas di lingkungan tersebut untuk dapat menyebarkan informasi terkat ISPA seluas-luasnya. Penyebaran informasi dapat dilakukan di platform seperti media sosial, pemasangan spanduk maupun media elektronik maupun brosur atau leaflet serta diikuti dengan pengadaan kegiatan pendidikan kesehatan kepada para ibu guna untuk meningkatkan pengetahuan ISPA.
Abstrak Tingginya konsumsi makanan dan minuman berpemanis berkontribusi pada tingginya angka kematian dan sakit akibat kelebihan berat badan, obesitas, serta penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. Saat ini, empat puluh tiga juta anak usia 0–5 tahun di seluruh dunia mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Prevalensi obesitas pada anak diperkirakan meningkat dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 9,1% pada tahun2020. Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 50 responden didapatkan hasil bahwa terdapat 21 orang (42%) yang mengonsumsi makanan dan minuman manis dalam satu bulan, 33 orang (66%) yang mengonsumsi makanan manis. Penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 2022 ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengetahuan tentang penerapan gizi seimbang dan konsumsi makanan manis setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan kesehatan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan pretest – posttest. Variabel dependen yang diteliti adalah pengetahuan dan variabel independennya adalah penyuluhan kesehatan. Populasi pada penelitan ini adalah seluruh warga RW 08 Cluster Tampak Siring Perumahan Duta Bintaro yang bersedia mengikuti pretest – posttest pada penelitian ini dengan jumlah sampel 13 orang. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi melalui penyuluhan kesehatan dengan nilai PValue < 0,05. Terdapat 4 butir dari 10 butir pertanyaan yang diajukan yang mendapatkan nilai rendah baik dari pretest dan posttest. Diharapkan pihak RW bekerjasama dengan puskesmas setempat dapat mengadakan sosialisasi rutin terkait dengan penerapan gizi seimbang dan konsumsi makanan manis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.