BACKGROUND: National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) and Montreal Cognitive Assessment (MoCA) measure stroke severity by assessing the functional and cognitive outcome, respectively. However, they cannot be used to measure subtle evolution in clinical symptoms during the early phase. Quantitative EEG (qEEG) can detect any subtle changes in CBF and brain metabolism thus may also benefit for assessing the severity.
AIM: This study aims to identify the correlation between qEEG with NIHSS and MoCA for assessing the initial stroke severity in acute ischemic stroke patients.
METHODS: This was a cross-sectional study. We recruited 30 patients with first-ever acute ischemic stroke hospitalized in Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, Indonesia. We measured the NIHSS, MoCA score, and qEEG parameter during the acute phase of stroke. Correlation and regression analysis was completed to investigate the relationship between qEEG parameter with NIHSS and MoCA.
RESULTS: Four acute qEEG parameter demonstrated moderate-to-high correlations with NIHSS and MoCA. DTABR had positive correlation with NIHSS (r = 0.379, p = 0.04). Meanwhile, delta-absolute power, DTABR, and DAR were negatively correlated with MoCA score (r = −0.654, p = 0.01; r = −0.397, p = 0.03; and r = −0.371, p = 0.04, respectively). After adjusted with the confounding variables, delta-absolute power was independently associated with MoCA score, but not with NIHSS (B = −2.887, 95% CI (−4.304–−1.470), p < 0.001).
CONCLUSIONS: Several qEEG parameters had significant correlations with NIHSS and MoCA in acute ischemic stroke patients. The use of qEEG in acute clinical setting may provide a reliable and efficient prediction of initial stroke severity. Further cohort study with larger sample size and wide range of stroke severity is still needed.
Latar Belakang: Peningkatan tekanan darah umum terjadi pada fase akut stroke dan berhubungan dengan luaran klinis yang buruk. Hasil yang bervariasi ditunjukkan oleh studi terhadap tekanan darah pada fase akut stroke sebagai prediktor luaran klinis pasien.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tekanan darah pasien saat masuk rumah sakit terhadap mortalitas pasien dengan stroke perdarahan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito.
Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan rancangan cohort retrospective dengan analisis independent sample T-Test dan Mann Whitney. Subyek penelitian adalah pasien yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari 2017 hingga Juni 2017. Subyek penelitian didiagnosis mengalami stroke perdarahan berdasarkan hasil pemeriksaan Computed Tomography (CT)-Scan kepala.
Hasil: Terdapat 69 subjek penelitian dengan proporsi terbanyak laki laki (60,8%). Analisis bivariat menunjukkan nilai rerata sistolik (190,5 (±30), p=0,00), rerata diastolik (109 (±19,6), p=0,00), rereata Mean Arterial Pressure (MAP) (136 (±21,1), p=0,00) dan median Glukosa Darah Puasa (GDP) (115 (67-298), p=0,032) bermakna secara statistik terhadap kematian pasien dengan stroke perdarahan. Uji multivariat menunjukkan MAP memiliki korelasi positif terhadap mortalitas pasien (r=0,274: p=0,000).
Simpulan: Nilai MAP berhubungan dengan mortalitas pada pasien dengan stroke perdarahan.
Latar Belakang: Peningkatan tekanan darah umum terjadi pada fase akut stroke dan berhubungan dengan luaran klinis yang buruk. Hasil yang bervariasi ditunjukkan oleh studi terhadap tekanan darah pada fase akut stroke sebagai prediktor luaran klinis pasien.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tekanan darah pasien saat masuk rumah sakit terhadap mortalitas pasien dengan stroke perdarahan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito.
Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan rancangan cohort retrospective dengan analisis independent sample T-Test dan Mann Whitney. Subyek penelitian adalah pasien yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari 2017 hingga Juni 2017. Subyek penelitian didiagnosis mengalami stroke perdarahan berdasarkan hasil pemeriksaan Computed Tomography (CT)-Scan kepala.
Hasil: Terdapat 69 subjek penelitian dengan proporsi terbanyak laki laki (60,8%). Analisis bivariat menunjukkan nilai rerata sistolik (190,5 (±30), p=0,00), rerata diastolik (109 (±19,6), p=0,00), rereata Mean Arterial Pressure (MAP) (136 (±21,1), p=0,00) dan median Glukosa Darah Puasa (GDP) (115 (67-298), p=0,032) bermakna secara statistik terhadap kematian pasien dengan stroke perdarahan. Uji multivariat menunjukkan MAP memiliki korelasi positif terhadap mortalitas pasien (r=0,274: p=0,000).
Simpulan: Nilai MAP berhubungan dengan mortalitas pada pasien dengan stroke perdarahan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.