Everyone believe is called to be a disciple by Christ. Christianity without discipleship is Christianity without Christ. Departing from this statement, it is understood that, only by becoming a disciple of Christ can one become a light or witness of Christ in the world and lead others to Christ. The true Christian life, is not meant to simply accept Jesus as Savior, attend church services, read the Bible, pray, talk about Jesus, but also is intended to represent God and demonstrate the lifestyle of God's kingdom on earth. So true Christians are disciples of Jesus Christ. Because of the importance of that discipleship, students are mentioned 269 times in the New Testament, which refers to individuals who are jointly committed to following Jesus Christ. The purpose of this research is to provide discipleship services for Christian prisoners at Lembaga Pemasyarakatan Cipinang Jakarta Timur. As a result of this research that after this discipleship was held Christian convicts at Lembaga Pemasyarakatan Cipinang Jakarta Timur had a Christlike character, had hope in Christ, could multiply discipleship.
Allah adalah kasih. Allah mewujudkan kasih-Nya akan dunia melalui pengutusan anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus. Dalam inkarnasi-Nya Yesus mewujudkan kasih-Nya akan orang-orang berdosa melalui pengorban-Nya di atas kayu Salib. Orang-orang Kristen pada umumnya hendaknya menunjukkan kasihnya kepada Allah dan sesamanya dengan meneladani kasih Allah. Demikian pula harapan kepada orang-orang percaya di Korintus hendaknya mampu mewujudkan kasih Allah dalam kehidupan mereka dengan mengasihi sesamanya. Namun melalui nasihat Paulus diketahui bahwa mereka lebih cenderung menonjolkan soal karunia-karunia rohani dibanding menjalankan kasih kristiani. Dalam 1 Korintus 13 Paulus menegaskan apakah karakteristik kasih kristiani yang mesti dilakukan oleh orang-orang percaya di Korintus. Tujuan dari tulisan ini adalah menjelaskan apakah karakteristik kasih kristiani menurut 1 Korintus 13.
Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh lingkungan termasuk di dalamnya adalah gadget sehingga jika anak penggunaan gadget yang berlebihan bisa memengaruhi perkembangan kognitif. Itu sebabnya penggunaan gadget selama pembelajaran daring jika digunakan dengan benar dan efektif maka gadget berguna dalam meningkatkan kognitif anak juga sebaliknya, jika gadget digunakan selama pembelajaran daring dengan tujuan yang bukan pada porsi pembelajaran daring maka akan mengganggu perkembangan kognitif yang dapat berdampak pada kehidupan anak. Salah satu problem yang berdampak pada kognitif anak adalah faktor pembelajaran daring. Oleh karena banyak anak yang tidak menggunakan waktu yang efektif selama pembelajaran daring. Perkembangan kognitif telah dipengaruhi oleh gadged. Problem ini disebabkan oleh games online yang muncul saat pembelajaran daring, penyajian materi yang tidak menarik dari seorang guru, kejenuhan anak selama pembelajaran daring dan banyaknya waktu yang tidak efektif selama pembelajaran daring akibatnya banyak waktu yang dipakai anak untuk bermain gadget. Hampir selama dua tahun ini (2019-2021), ada orang tua yang mengalami kesulitan mengontrol gadget yang digunakan anak, sehingga melalui tulisan ini diharapkan dapat mengetahui apakah pengaruh gadget pada pembelajaran daring terhadap perkembangan kognitif anak usia 7-11 tahun, baik dampak positif atau dampak negatif. Metode dalam penulisan ini adalah kualitatif artinya dengan menggunakan penelitian kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi guna menemukan informasi yang sesuai untuk dipergunakan. Tujuan dari tulisan ini, diharapkan agar dapat memperoleh informasi terkait pengaruh gadget pada pembelajaran daring terhadap perkebangan kognitif anak usia 7-11 tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini perlu karena penggunaan gadget yang salah selama pembelajaran daring. Di sinilah peran orang tua dalam melakukan pendampingan sehingga anak menggunakan gadget yang baik agar tidak berdampak buruk pada perkembangan kognitif anak.
Abstract: This research to describe how Christian Religious Education in the Era of Disruption make use of the “Blended Learning” innovation opportunities in schools and churches. This research uses a descriptive qualitative approach that refers to efforts to describe, explain, and describe a phenomenon that occurs in the social environment. The phenomenon that we want to describe here is related to the disruption in every area of life that cannot be avoided and rejected, including in the world of religious education. Disruption by many experts is a change because off technological innovations that not only affect a person's mindset but have also had an impact on the theory and practice of human life. Disruption as a necessity that brings progress and welfare of human life. Christian Religious Education is efforts made by believers, servants of God (teachers, evangelists, pastors) and the church in the guidance of the Holy Spirit to introduce Jesus Christ and lead each individual to believe, love, and serve Jesus as Lord and his Savior. The findings of this research are that the era of disruption cannot be avoided and rejected, there have been many positive and negative effects of disruption, services off PAK learning in school and church must be disrupted if it is to survive and continue to exist as an effort to preach the gospel of Christ.
Pendidikan Agama Kristen diletakkan atas bebarapa landasan utama dua diantaranya adalah landasan teologis dan landasan filosofis. Kedua Fondasi Ini sangat berkorelasi merumuskan dan mengembangkan prinsip dan praksis Pendidikan Agama Kristen. Sangat penting meletakkan dasar teologi dan filsafat kristiani dalam mengikis pandangan sekuler dan liberalisme dalam dunia pendidikan yang sangat kuat pengaruhnya bagi prinsip iman dan praksis PAK seperti penekanan pada otonomisasi rasio, pengalaman dan kemampuan manusia dibanding dengan otoritas Allah dan firman-Nya. Artikel ini menekankan pentingnya memahami korelasi landasan teologis dan filosofis dalam perumusan dan pengembangan prinsip dan praksis PAK. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta dengan mengunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan data atau teori dari berbagai sumber, dianalisis dan dieksplorasi serta diberikan kesimpulan dengan penulis sebagai instrumen utamanya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2020. Temuan penelitian ini adalah mengenal korelasi Filsafat dan Teologi dalam PAK, mengetahui Landasan Filosofis PAK. Mengenal metafisika, epistemologi, dan aksiologi dalam Pendidikan Kristen, mengetahui integrasi iman dan ilmu dalam prinsip dan praksis PAK.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.