Ultisols has constraints in low organic matter, low pH, low CEC, and low soil nutrients. This study aimed to determine the effect of applying a combination of Organonitrofos and inorganic fertilizers on soil chemical properties and yields of cucumber plants in Ultisols. The study consisted of 11 combinations of Organonitrofos and inorganic fertilizers with 3 replications arranged in a randomized block design. A recommended dose of 100% Organonitrofos fertilizer which was 10,000 kg ha−1 and 100% NPK inorganic fertilizer (Urea = 448 kg ha−1; SP-36 = 413.5 kg ha−1; KCl = 63.3 kg ha−1) were applied. The treatments were various combinations of Organonitrofos and inorganic fertilizers of 0, 25, 50, 75 and 100% from each fertilizer recommendation. The application of a combined Organonitrofos and inorganic fertilizers increased pH and soil available-P, but it did not affect the total-N and organic-C of soil. All combined doses of Organonitrofos and inorganic fertilizer significantly increased all the growth and yields variables of cucumber compared to control (without fertilizer) and application of Organonitrofos fertilizer only. Application of 100% Organonitrofos + 50% NPK was the most economically effective dose because it had the highest RAE value of 101%.
Pencemaran udara dalam ruang merupakan suatu keadaan adanya polutan yang konsentrasinya dapat berisiko menimbulkan gangguan kesehatan manusia. Salah satu jenis pencemar udara yang berdampak pada kesehatan adalah particulate matter (PM) karena bersifat respirable yang memicu terjadinya gangguan pernapasan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab berpengaruhnya konsentrasi partikulat di dalam ruangan yang dilakukan penghuni apartemen, salah satunya adalah faktor dari luar ruangan seperti pengaruh dari aktivitas transportasi. Fitoremediasi merupakan salah satu solusi untuk mereduksi partikulat yang berlebih. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan ini adalah untuk mengidentifikasi pajanan partikulat di dalam ruangan apartemen, menginventarisasi tanaman hias yang sesuai dalam fitoremediasi udara indoor, serta merencanakan kebutuhan tanaman hiasnya. Pengukuran konsentrasi partikulat dilakukan di dalam ruangan apartemen pada 3 lokasi unit yang sudah ditentukan. Pemilihan ruangan apartemen dengan memperhatikan jarak dari ruangan ke lahan parkir sebagai pembandingnya. Setelah dilakukan pengukuran partikulat, 3 dari 3 unit untuk pengukuran konsentrasi PM2,5 menunjukkan hasil di atas baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1077 Tahun 2011. Sedangkan untuk pengukuran PM10, hanya 1 dari 3 unit yang hasil pengukurannya berada di atas baku mutu. Karena memiliki beberapa kelebihan, maka untuk mereduksi konsentrasi partikulat di dalam ruangan, digunakan metode fitoremediasi dengan menggunakan tanaman hias. Fitoremediasi sendiri merupakan metode untuk membersihkan maupun mengontrol kontaminan dengan menggunakan tumbuhan. Kebutuhan tanaman hias dalam ruangan direncanakan dengan memperhatikan tingkat reduksi tanaman supaya konsentrasi partikulat tidak melebihi baku mutunya dan dihitung dengan metode pendekatan. Pada unit A dan B, direncanakan 3 tanaman hias, sedangkan untuk unit C hanya membutuhkan 2 tanaman hias untuk mereduksi PM2,5 dan PM10.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.