Abstract. A 13-year-old, obese, female cynomolgus monkey (Macaca fascicularis) was observed in a 5-year neurobehavioral study and was humanely euthanatized for experimental purposes. During this observational study, the monkey was noted to ovulate only rarely (0-3 times a year), with a prolonged menstrual cycle length (up to 161 days), hyperandrogenism (androstenedione area under the curve in response to adrenocorticotropic hormone up to 27.64 ng/ml), and hyperinsulinemia (fasting insulin up to 65.85 mIU/ml). This animal's body mass index was 65.46 kg/m 2 , with central obesity. On postmortem examination, the uterus was moderately enlarged, with an eccentric lumen and a broad-based endometrial polyp that consisted of complex glandular hyperplasia with atypia. Both ovaries contained many 2-to 3-mm follicles, without any corpora lutea. A diagnosis of polycystic ovary syndrome was made based on the clinical history, endocrinology, and gross and histopathologic findings.

Latar belakang: Pemberian ARV dapat mengoptimalkan outcome klinis ODHA. Di Indonesia, informasi tentang efek terapi ARV setelah 6 bulan pertama terhadap perubahan jumlah CD4 masih terbatas. Penelitian bertujuan mengidentifikasi perubahan jumlah CD4 setelah 6 bulan pertama pemberian jenis ARV Kombinasi Obat Terpisah (KOT) dan Kombinasi Dosis Tetap (KDT) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso periode Januari 2014-Maret 2017. Metode: Desain penelitian adalah kohort retrospektif, jumlah sampel 154, terdiri dari 87 ODHA yang mendapatkan KOT dan 87 KDT. Pengambilan sampel secara consecutive sampling dengan sumber data rekam medis. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis univariat, bivariat menggunakan uji Chi Square, dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil: Dari 87 yang mendapatkan KOT, 26 (29,9%) CD4 menurun/tetap dan 61(70,1%) meningkat. Sedangkan yang mendapatkan KDT, 3 (3,4%) CD4 menurun/tetap dan 84 (96,6%) meningkat. Pada ODHA yang adherence juga mengalami peningkatan CD4. Ada hubungan yang bermakna pemberian jenis ARV dan adherence dengan perubahan CD4 (p<0,05). Risiko penurunan CD4/tetap 11 kali lebih tinggi pada ODHA yang mendapatkan KOT daripada KDT (95%CI=2,98-41,61), sedangkan risiko penurunan CD4/tetap 6 kali lebih tinggi pada ODHA yang tidak adherence (95%CI=2,10-16,14). Kesimpulan: Perubahan jumlah CD4 dipengaruhi oleh penggunaan ARV KOT atau KDT  dan juga adherence.