The study aimed to evaluate zinc sulfate and Zn-Cu isoleusinat supplementation with concentrates on rumen fermentation of Bali cattle. The experiment design used randomized block design. The animal randomized, assigned into four groups of treatment diet. They were T0 = Ammoniated kume grass standing hay + concentrate (60:40); T1 = T0 + 150 mg ZnSO4/kg DM concentrate + 1 % Zn-Cu isoleusinate; T2 = T0 + 150 mg ZnSO4/kg DM concentrate + 2 % Zn-Cu isoleusinate; and T3 = T0 + 150 mg ZnSO4/kg DM concentrate + 3 % Zn-Cu isoleusinate. Supplementation zinc sulfate and Zn-Cu isoleusinate in the concentrate did not increase significantly NH3 concentration, total VFA, acetate, and butyrate production. However, supplementation zinc sulfate and Zn-Cu isoleusinate increase significantly (P<0.01) propionate production, decrease propionate and acetate ratio. The best of rumen fermentation achieved at level of ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinate supplementation 150 mg ZnSO4 kg−1. Concentrate and 2% Zn-Cu isoleusinat kg−1 diet. It can concluded supplementing Bali cattle with combination of 1.5% lemuru oil, 150 mg ZnSO4/kg DM concentrate and 2% Zn-Cu isoleucinate / kg DM ration had increased NH3, VFA concentrations, C3 production, but decreased C2 and C2/C3 ratio which positively correlated with decrease in CH4 gas production.
Penelitian dilaksanakan di UPT Laboratorium Lapangan Lahan Kering, Universitas Nusa Cendana Kupang tanggal 25 Januari sampai 8 April 2021. Tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan komplit berbasis silase jerami jagung dengan level yang berbeda terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar serta lemak kasar sapi Bali penggemukan. Digunakan 12 ekor sapi Bali jantan dengan kisaran umur 1-1,5 tahun dan bobot badan 66-93kg dengan rataan 80,16kg serta (KV) koefisien variasi sebesar 10,28%. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu: P0; pakan silase jerami jagung (80%) + konsentrat (20%), P1; pakan silase jerami jagung (60%) + konsentrat (40%), P2; pakan silase jerami jagung (40%) + konsentrat (60%), P3; pakan silase jerami jagung (20%) + konsentrat (80%). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan bila ada pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi serat kasar (g/e/h) : P0; 539,85, P1; 485,16, P2; 411,21, P3; 434,81. Konsumsi lemak kasar (g/e/h) : P0; 67,75, P1; 71,55, P2; 71,03, P3; 87,86. Kecernaan serat kasar (%) : P0; 56,0, P1; 58,37, P2; 59,19, P3; 60,23. Kecernaan lemak kasar (%) : P0; 42,03, P1; 45,28, P2; 53,60, P3; 49,18. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan P0-P3 berbeda nyata (P<0,05) dan P0-P2 berbeda sangat nyata (P<0,01) pada konsumsi serat kasar, sedangkan konsumsi lemak kasar, kecernaan serat kasar serta kecernaan lemak kasar berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Pembahasan diatas disimpulkan bahwa pemberian pakan komplit berbasis silase jerami jagung selama 9 minggu berpengaruh positif terhadap konsumsi serat kasar dengan perlakuan P2 silase jerami jagung (40%) + konsentrat (60%) dan P3 silase jerami jagung (20%) + konsentrat (80%) memiliki kecenderungan hasil terbaik sedangkan konsumsi lemak kasar, kecernaan serat kasar dan lemak kasar memberi pengaruh yang relatif sama.
Suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada tanah bekas tambang mangan. Penelitian berlangsung selama 4 bulan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu K0: kontrol, K1: 100 ml pupuk cair, K2: 200 ml pupuk, K3: 300 ml pupuk cair. Variabel yang diukur adalah kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar serta mineral kalsium. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein kasar, kandungan lemak kasar, dan mineral kalsium tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap serat kasar. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa antar perlakuan K0: K3, K1: K2, dan K1:K3 berbeda sangat nyata (P<0,01) pada parameter protein kasar dan mineral kalsium (Ca). Selanjutnya K0:K1, K2; K1: K2, K3; K2:K3; K0;K1, K2, K3 berbeda nyata (P<0,05) pada protein kasar, lemak kasar dan mineral kalsium (Ca). Sedangkan K1: K2: K3 berbeda tidak nyata (P>0,05) pada kandungan lemak kasar. Disimpulkan bahwa semakin tinggi level pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) maka kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) semakin tinggi. Kandungan nutrisi rumput gajah mini tertinggi dicapai pada level 300 ml dengan rataan kandungan protein kasar (10,15%), serat kasar. (42,93%), lemak kasar (1,15%) dan mineral kalsium (0,61%). A study aims to determine the effect of applying Moringa oleifera (Moringa oleifera) liquid fertilizer on the nutritional content of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) on ex-manganese mining soil. The study lasted for 4 months. The research design used was a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications, namely K0: no treatment (control), K1: 100 ml of liquid fertilizer, K2: 200 ml of fertilizer, K3: 300 ml of liquid fertilizer. The variables measured is crude protein, crude fiber, crude fat and calcium minerals. The data obtained were analyzed using analysis of variance. The results of the study showed that the treatment had a significant effect (P<0.05) on the nutritional content of crude protein, crude fat and calcium minerals but had no significant effect (P>0.05) on crude fiber content. Duncan's Multiple Range Test showed that there is a significant difference (P<0.01) between the treatments of K0:K3 and K1: K2; K1:K3 on crude protein content and calcium (Ca) content. Furthermore, between K0:K1, K2; K1: K2, K3; K2;K3; K0;K1, K2, K3 were significantly different (P<0.05) in crude protein, crude fat and calcium (Ca) content. While K1: K2: K3 was not significantly different (P>0.05) on crude fat content. It was concluded that the higher the level of liquid fertilizer of Moringa leaves (Moringa oleifera), the higher the nutrient content of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott). The highest nutritional content of mini elephant grass was achieved at the level of 300 ml with an average crude protein content (10.15%), crude fiber. (42.93%), crude fat (1.15%) and calcium minerals (0.61%).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan mulsa organic kirinyuh (Chromolaena odorata) terhadap kandungan protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan kandungan mineral kalsium (Ca) rumput Mulato(Brachiaria hybrid cv. Mulato) panen ke-3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu: R0= tanpa mulsa (perlakuan Kontrol), 2) R1= ketebalan mulsa 1 cm (60 gr/polybag), 3) R2= ketebalan mulsa 3 cm (180 gr/polybag), 4) R3= ketebalan mulsa 5 cm (300 gr/polybag) dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein kasar (%) R0: 6,72, R1: 7,74, R2: 7,75, R3: 8,52, Serat Kasar (%) R0: 40,69, R1: 40,76, R2: 40,96, R3: 41,11 dan Mineral Kalsium (%) R0: 0,88, R1: 0,92, R2: 0,88, R3: 0,86. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kandungan protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan mineral kalsium (Ca) rumput Mulato (Brachiaria hybrid cv. Mulato) panen ke-3 pada setiap perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05). Dapat disimpulakn dari penelitian ini bahwa pemberian mulsa organik kirinyuh (Chromolaena odorata) hingga sebanyak 300gr per polybag belum mampu memberikan pengaruh terhadap kandungan protein kasar, serat kasar dan mineral kalsium rumput Brachiariahibrid cv.Mulato pada panen ketiga
Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari efek pemberian konsentrat mengandung tepung ubi kayu dan bonggol pisang terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar serta lemak kasar pada sapi bali penggemukan pola peternak. Penelitian ini menggunakan sapi jantan umur 1-1,5 tahun sejumlah 4 ekor, dan berat badan awal 133-155kg dengan rata-rata 144kg ± 10,231. Metode yang digunakan yaitu eksperimen menggunakan rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah P0: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 40% dan ubi kayu 60%, P1: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 50% dan ubi kayu 50%, P2: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 60% dan ubi kayu 40%, P3: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 70% dan ubi kayu 30%. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi serat kasar (g/e/h) P0=557,86±42,47; P1=567,38±13,53; P2=578,83±39,70; P3=580,96±24,82, konsumsi lemak kasar (g/e/h) P0=104,83±7,56; P1=109,06±2,41; P2= 106,00±7,06; P3=104,98±4,14, kecernaan serat kasar (%) P0=47,87±4,67; P1=47,10±7,56; P2=43,32±1,78; P3=42,75±1,93, kecernan lemak kasar (%) P0=59,28±7,52; P1=54,75±5,68; P2=54,38±3,67; P3=54,91±3,78. Analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi serat kasar, konsumsi lemak kasar, kecernaan serat kasar dan kecernaan lemak kasar. Disimpulkan bahwa pakan konsentrat mengandung tepung ubi kayu dan bonggol pisang memiliki efek yang sama terhadap konsumsi serat kasar, konsumsi lemak kasar, kecernaan serat kasar dan kecernaan lemak kasar sapi Bali penggemukan pola peternak. Kata kunci : Bonggol Pisang , Konsentrat, Konsumsi dan Kecernaan, Pola Peternak, Sapi Bali Penggemukan, Ubi Kayu. ABSTRACT The purpose of this study was to study the effect of giving concentrate containing cassava flour and banana weevil on the consumption and digestibility of crude fiber and crude fat of bali cattle fattening farmers pattern. This research used four bulls1-1.5 years old was used with an initial body weight of 138-155kg with an average of 144kg±10,231.The method was used the Latin Square design (LSD) which consists of 4 treatments and 4 periods as replications. The treatments are P0 : farmer pattern feed + concentrate contain 40% banana weevil and 60% cassava, P1 : farmer pattern feed + concentrate contain 50% banana weevil and 50% cassava, P2: farmer pattenfeed + concentrate contain 60% banana weevil and 40% cassava, P3: farmer pattern feed + concentrate contain 70% banana weevil and 30% cassava. The result showed that consumption of crude fiber (g/h/d) P0 = 557.86 ± 42.47; P1 = 567.38 ± 13.53; P2 = 578.83 ± 39.70; P3 = 580.96 ± 24.82, crude fat consumption (g/h/d); P0= 104.83 ± 7.56; P1= 109.06 ± 2.41; P2= 106.00 ± 7.06; P3= 104.98 ± 4.14, crude fiber digestibility (%) P0= 47.87 ± 4.67; P1= 47.10 ± 7.56; P2= 43.32 ± 1.78; P3= 42.75 ± 1.93, crude fat digestibility (%); P0= 59.28 ± 7.52; P1= 54.75 ± 5.68; P2= 54.38 ± 3.67; P3= 54.91 ± 3.78. Statistical analysis showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on crude fiber consumption, crude fat consumption, crude fiber digestibility and crude fat digestibility. It was concluded that giving containing cassava flour and banana weevil gave the same effect between treatment on crude fiber consumption, crude fat consumption, crude fiber digestibility and crude fat digestibility of Bali cattle fattening farmers pattern.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.