Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pembangunan Waterfront City sebagai modal sosial ekonomi dalam fenomena perubahan yang signifikan terhadap masyarakat, terutama masyarakat sekitaran tepian Sungai Kapuas. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologis. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah, upaya yang dilakukan untuk merespon kerja sama dan partisipasi adalah bentuk kemampuan adaptasi masyakarat sekitaran Waterfront City. Kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan upaya memobilisasi sumber daya yang menjadi tambahan pendapatan masyarakat sekitar. Adanya jaringan informal yang semakin meningkat di Kawasan Waterfront City yaitu jaringan kekeluargaan, ditandai dengan adanya prinsip saling gotong royong atau tolong menolong diantara sesama masyarakat, norma yang berlaku pada masyarakat sekitaran Sungai Kapuas khususnya di Kawasan Waterfront City banyak yang bersifat lisan, saling bertoleransi diantara sesama dan mudah untuk saling membantu, karena tidak ada yang menjadi penguasa bagi masyarakat di sana. Solidaritas sangat tinggi, mereka sudah mulai memahami bagaimana rasa persatuan dan kesatuan berjalan dengan baik dan saling menguntungkan antar sesama, serta harmonis dan solid. Sebelum pembangunan Waterfront City, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar masih dikatakan cukup rendah dan hanya biasa-biasa saja. Sesudah pembangunan Waterfront City, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar mengalami perubahan akibat pembangunan tersebut, baik di bidang sosial maupun ekonominya. Dampak setelah pembangunan ini tidak hanya dampak positif, tetapi juga berdampak negatif. Adapun dampak positifnya yaitu meningkatnya penghasilan masyarakat sekitar tepian Sungai Kapuas dari usaha berjualan, sedangkan dampak negatifnya yaitu banyaknya sampah yang berserakan meskipun sudah disediakan tempat pembuangan sampah.
Abstrak Masyarakat Dayak di Kampung Bonsor Binua Sakanis Dae, hingga kini menggunakan adat sebagai instrumen penyelesaian sengketa ataupun persoalan sosial budaya ini bertujuan untuk mengungkapkan eksistensi adat dalam keteraturan sosial masyarakat Dayak di Kampung Bonsor Binua Sakanis Dae. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis yang dilakukan dengan wawancara secara mendalam, observasi partisipatif dan juga pendokumentasian data dan informasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi adat sebagai sistem hukum di dalam kehidupan masyarakat di Kampung Bonsor Binua Sakanis Dae tampak dalam empat fenomena (1) diakui adat sebagai sistem nilai dan hukum oleh masyarakat di Kampung Bonsor, (2) terdapatnya pola kepemimpinan tradisional yang terstruktur dalam bentuk Binua, (3) terdapatnya prosedur penyelesaian sengketa/permasalahan berupa baras banyu, buah tangah, tail, dan pati nyawa, dan (4) memiliki jangkauan yang bersifat teritorial genealogis yang berlaku berdasarkan wilayah adat.
This study aims to determine the strategy in developing the Albasia Forest tourist attraction to attract tourists interest related to the Albasia tree forest tourism object. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive form. The results of this study indicate the potential for developing albasia forest tourism objects by utilizing the natural beauty that already exists, conducting promotions through banners and social media with the help of the nature lover community, thus attracting interest, especially young people who want to experience camping in the wilderness. The location is not far from the city. In the development of Albasia forest tourism, there are also positive and negative impacts. The positive effects include increasing economic implications because it provides opportunities for local communities to sell and young people to manage albasia forest tourism so that young people have jobs. However, there are also negative impacts, such as some people disagree with constructing these tourist attractions. Still, the Albasia forest tourism manager can handle these problems appropriately.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dalam mengembangan objek pariwisata hutan albasia sehingga mampu menarik wisatawan yang berkaitan dengan objek wisata hutan pohon Albasia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi dalam mengembangkan daya tarik wisata hutan Albasia ini dengan memanfaatkan keindahan alam yang sudah ada, melakukan promosi melalui banner dan sosial media dengan bantuan dari komunitas pecinta alam, sehingga menarik minat terutama pemuda-pemuda yang ingin merasakan berkemah di hutan yang lokasinya tidak jauh dari kota. Dalam pengembangan wisata hutan Albasia ini juga terdapat dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang meliputi dampak ekonomi yang meningkat karena memberikan kesempatan para masyarakat sekitar untuk berjualan dan para anak muda untuk mengelola wisata hutan Albasia sehingga membuat para anak muda sekitar memiliki pekerjaan. Akan tetapi juga terdapat dampak negatif seperti ada beberapa masyarakat yang kurang setuju untuk dibangunnya tempat wisata tersebut namun permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik oleh pengelolal wisata hutan Albasia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.