Mite Semar hidup di masyarakat lereng Gunung Arjuna. Mite Semar dianggap sebagai cerita suci yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat lereng gunung Arjuna. Keberadaan mite dalam kehidupan masyarakat kolektif ini memiliki dampak dan fungsi terhadap kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak dan fungsi mite Semar bagi kehidupan masyarakat lereng gunung Arjuna. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Penelitian dilakukan selama tiga bulan di dusun Tambakwatu desa Tambaksari Kecamatan Pasuruan Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mite Semar memiliki dampak terhadap tradisi yang hidup di masyarakat. Hal ini berkaitan dengan integrasi nilai-nilai spiritual dan sosial yang ada pada tokoh Semar ke dalam tradisi yang ada. Selain itu, mite semar memiliki fungsi sebagai alat pendidikan generasi muda, perekat ikatan sosial, dan alat kontrol sosial masyarakat.
This study aims to describe the social impact and function of the Myth of Mbah Bajing towards its readers (Kecopokan village’s people). This research is a descriptive-qualitative with the Sociology of Literature approach. The data sources of this study are the observation, the interview and the questionnaire to the informants that show the social impact and function of the myth towards Kecopokan village’s people. The procedures of data collection are done by some techniques which are 1) recording, 2) photography, 3) observation, 4) quotation, 5) interview, 6) distributing the questionnaires. The results of this study show that the social impact of the Myth of Mbah Bajing in Kecopokan village social life is reflected through the way people think, act, and behave towards Mbah Bajing’s spirit and grave. Furthermore, there is a special treatment to this mythological figure as the part of the spiritual life of Kecopokan village’s people. This myth has also the social functions towards Kecopokan village’s people as 1) the education instrument especially for young generation, 2) the strengthener of the solidarity among the people and 3) the norms regulator in their social life. Keyword: function, impact, myth, sociology of literature
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi kesenjangan sosial-ekonomi antara masyarakat pesisir dengan perkotaan dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Representasi yang dimaksud merupakan cerminan atau gambaran dari kehidupan nyata masyarakat dalam karya sastra. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Sumber penelitian ini dari novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Data penelitian ini berupa kutipan, kalimat, dan paragraf yang menunjukkan kesenjangan sosial ekonomi antara masyarakat pesisir dengan perkotaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode membaca dekat, mengidentifikasi data, dan memberi tanda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan rancangan analisis data yang di dipaparkan oleh Miles dan Huberman melalui langkah-langkah (1) penyeleksian data, (2) pemaparan data, dan (3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bentuk representasi kesenjangan sosial-ekonomi antara masyarakat pesisir dengan perkotaan dalam lima aspek seperti, aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek budaya. Berdasarkan dari lima aspek tersebut, ditemukan dikotomi bahwa masyarakat pesisir direpresentasikan sebagai masyarakat yang miskin, bodoh, kotor, terhina dan orang bawahan, sedangkan masyarakat perkotaan direpresentasikan sebagai bangsawan, pintar, kaya, terhormat, bersih, dan orang atasan. Hal tersebut terjadi karena pembangunan hanya berorientasi pada perkotaan sebagai pusat peradaban manusia di era kolonial.
AbstrakPenelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk nilai moral yang ada di dalam cerita rakyat di Banten. Moral merupakan pengajaran baik atau buruk perbuatan dan tingkah laku. Moral dapat digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan baik dan buruknya akhlak atau perilaku seseorang. Cerita rakyat adalah sebuah cerita yang berkembang dan hidup di suatu masyarakat. Cerita rakyat pada zaman dahulu disebarkan dari mulut ke mulut, meskipun pada saat ini sudah banyak cerita rakyat yang ditulis. Di dalam sebuah cerita rakyat, terdapat nilai moral budi pekerti yang digambarkan melalui cerita atau tokoh-tokohnya. Nilai moral tersebut dapat dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif kualitatif Sumber data dalam penelitian ini adalah enam cerita rakyat dari Banten diantaranya Masjid Terate Udik yang Keramat, Legenda Batu Kuwung, Legenda Gunung Pinang, Pangeran Pande Gelang dan Putri Cadasari, Legenda Tanjung Lesung, Legenda Prasasti Mujul, dan Sultan Maulana Hasanuddin. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk nilai moral yang menunjukkan sikap terhadap sesama manusia diantaranya (1) saling membantu, (2) jujur, (3) menghargai orang lain, (4) bertanggung jawab, (5) menghargai perempuan, dan (6) menghormati orang tua. Kata kunci: nilai moral, cerita rakyat, banten A. PENDAHULUANSastra merupakan sebuah teks yang berisi pedoman atau instruksi dan mengandung suatu pengajaran. Sastra merupakan sebuah karya tulis yang berbeda dengan karya tulis lainnya. Perbedaan tersebut treletak pada cirinya diantaranya katakata, estetika, dan keaslian. Sastra juga memberikan pengetahuan dan wawasan umum mengenai manusia, sosial, lingkungan, dan gambaran lainnya dengan gaya yang khas.Dalam Bahasa Indonesia, istilah sastra merujuk pada sebuah karya yang mengandung unsur imajinatif dan keindahan yang dibuat oleh pengarang dengan mengimitasi atau meniru kondisi masyarakat yang sesungguhnya.Seiring perkembangan zaman, terdapat dua penggolongan sastra yang ada di Indonesia. Kedua penggolongan tersebut adalah sastra tulis dan sastra lisan. Sastra tulis merujuk pada karya sastra dalam bentuk tulisan dan sastra lisan merujuk pada karya sastra yang persebarannya melalui oral atau dari mulut ke mulut. Akan tetapi, sejauh ini sudah banyak sastra lisan yang mulai ditulis dan menjadi bagian dari sastra tulis. 238
Local wisdom is a source of knowledge and worldview of the people. However, modernity and its various developments, which are often perceived as a new value system that is superior to local values, pose a threat to its existence. This research aims to describe the local wisdom of Madurese and its existence in the modern era. This study used descriptive-qualitative method. The data source of this study was Zainul Muttaqin’s short story anthology Celurit Hujan Panas (2019). The data were collected by reading-taking note technique. The data analysis techniques included presenting data, reducing data, and drawing conclusions. The results of the study showed that Madurese local wisdom was more dominated by a number of sacred values with an emphasis on aspects of Madurese spirituality. Various local wisdoms must wrestled with themselves and external influences to stay afloat. In this modern era, Madura's local wisdom is on the verge of shifting, i.e. maintaining a number of noble values that have been passed on for generations or participating in the stream of modernization that prioritizes development and rationality
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.