Prebiotics are variety of nondigestible carbohydrates that help promote the growth of good bacteria in the intestines. Prebiotics are found naturally in legumes, vegetables, fruits and tubers. Soybean, banana and tapioca are supposed to have potential as prebiotics, promote a healthy digestive system and reduce the growth of harmful bacteria. Soybean, banana and tapioca were investigatedon their abilities to promote the quality of probiotic yogurt. Soybean flour addition to probiotic yogurt most potential to promote nutrition value and lactic acid bacteria viability. The most preference of probiotic yogurt by panelists is probiotic yogurt added tapioca.
Istilah sinbiotik digunakan pada produk yang mengandung probiotik dan prebiotik sekaligus. Probiotik semakin sering ditambahkan pada produk-produk susu, seperti yoghurt. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, bakteri harus dalam keadaan hidup. Penambahan prebiotik dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri probiotik, meningkatkan kesehatan sistem pencernaan dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis prebiotik terhadap aktivitas antibakteri dari yoghurt sinbiotik. Kedelai, pisang dan tapioka diteliti untuk mengetahui kemampuan mereka dalam meningkatkan aktivitas antibakteri yoghurt sinbiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis prebiotik berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri yoghurt sinbiotik. Tepung kedelai paling berpotensi meningkatkan aktivitas antibakteri yoghurt sinbiotik. Aktivitas antibakteri terbaik ditunjukkan oleh yoghurt sinbiotik yang disimpan selama 20 hari.
Kolang-kaling which is an endosperm of sugar palm fuit (Arenga pinnata Merr.) has relatively low nutritional content, but its fiber content such as Non-digestable Oligosaccharida (NDO) and galactomannan can be used as prebiotic candidate. The combination of the prebiotics and probiotics in a food product is called synbiotic. Synbiotic product in this research were presented in the form of synbiotic yoghurt ice cream. The purpose of this study was to determine the effect of sugar palm fruit (kolang-kaling) flour on the chemical, physical, microbiology and organoleptic quality of ice cream and determine the concentration of the most suitable flour to produce the best quality of ice cream. The design used was Completely Randomized Design with variation in the addition of the sugar palm fruit flour by 0 % (Control), 1,5 % (A), 3 % (B), and 4,5 % (C). The result of this study showed that the addition of kolang-kaling flour effected the overrun, melting rate, ash content, crude fiber, water soluble fiber, total solid, total titration acid, pH, and viability of lactic acid bacteria (LAB) in ice cream, but not exert a significantly different effect on fat and protein content. The symbiotic yoghurt ice cream with the addition of 1,5% kolang kaling flour has the best quality based on chemical, physical, microbiological and organoleptic parameters. Kolang-kaling merupakan endosperma buah aren (Arenga Pinnata Merr.) memiliki kandungan gizi yang relatif rendah, namun kandungan serat seperti oligosaccharida yang tidak dapat dicerna (NDO) dan galaktomanan bisa digunakan sebagai kandidat prebiotik. Kombinasi prebiotik dan probiotik dalam produk makanan disebut sinbiotik. Produk sinbiotik dalam penelitian ini dipresentasikan dalam bentuk es krim yoghurt sinbiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari tepung kolang kaling terhadap kualitas es krim yoghurt sinbiotik berdasarkan sifat kimia, fisik, mikrobiologi dan organoleptik serta menentukan konsentrasi tepung kolang kaling yang paling cocok untuk menghasilkan es krim dengan kualitas terbaik. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan variasi penambahan tepung kolang kaling sebanyak 0% (Kontrol), 1,5% (A), 3% (B), dan 4,5% (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung kolang kaling berpengaruh pada overrun, waktu leleh, kadar abu, serat kasar, serat larut air, total padatan terlarut, total asam titrasi, pH, dan viabilitas bakteri asam laktat (BAL) es krim, tetapi tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan pada kandungan lemak dan protein. Es krim yoghurt sinbiotik dengan penambahan tepung kolang-kaling sebanyak 1,5 % menghasilkan kualitas yang paling baik berdasarkan parameter kimia, fisik, mikrobiologi, dan organoleptik.
Fermented milk products could be found on the marketplace in great quantities of brand and type. Fermented milk has potentials for functional food because it has health benefits for human body and acts as antimicrobial. However from all brands and types, the viability of lactic acid bacteria (LAB) and antibacterial activity is not surely known, especially in Yogyakarta. The aim of this study was to determine the viability of lactic acid bacteria and antibacterial effect to three enteric pathogenic bacteria. Tests were carried out on 18 samples of fermented milk from supermarkets in Yogyakarta. Base on LAB viability test, 12 samples fulfilled the concentration of probiotic bacteria, number of viable bacteria at least 108 CFU/ml. Antibacterial activity from 18 brands against Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Salmonella sp. by using well diffusion method. Fermented milk products have different antibacterial activities. Brand R showed the maximum antibacterial effect against the pathogens. It was determined that the most sensitive pathogenic bacteria to milk fermented products were S. aureus, whereas the least sensitive pathogen was Salmonella sp.Keywords: Antibacterial, fermented milk, viability of lactic acid bacteriaAbstrakProduk susu fermentasi dapat ditemukan di pasaran dalam berbagai merk dan jenis. Susu fermentasi tersebut berpotensi sebagai pangan fungsional karena memiliki manfaat kesehatan bagi manusia dan berperan sebagai antimikrobia. Akan tetapi dari berbagai merk dan jenis yang ada belum diketahui secara pasti mengenai viabilitas bakteri asam laktat (BAL) dan aktivitas antibakterinya terutama yang beredar di wilayah Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan mengetahui viabilitas BAL dan efek antibakteri terhadap tiga bakteri patogen enterik. Uji dilakukan pada 18 sampel susu fermentasi yang berasal dari supermaket di kota Yogyakarta. Berdasarkan uji viabilitas BAL, ada 12 sampel yang memenuhi standar konsentrasi bakteri probiotik,paling tidak mengandung 108 CFU/ml. Aktivitas antibakteri dari 18 merk diuji terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Salmonella sp. menggunakan metode difusi sumuran. Produk minuman susu fermentasi memiliki kemampuan antibakteri yang berbeda. Merk R menunjukkan efek antibakteri paling tinggi terhadap beberapa bakteri patogen. Bakteri patogen yang paling sensitif terhadap produk susu fermentasi adalah S. aureus, yang paling tidak sensitif adalah Salmonella sp.Kata kunci: Antibakteri, susu fermentasi, viabilitas BAL
Produk minuman memiliki permasalahan masa simpan yang rendah akibat adanya kontaminasi mikrobia. Beberapa metode pengawetan dapat dilakukan untuk meningkatkan masa simpan produk minuman. Bahan pengawet alami dapat digunakan sebagai senyawa antimikrobia, salah satunya adalah bakteriosin. Penggunaan bakteriosin dalam industri minuman dapat membantu mengurangi penggunaan pengawet sintetik serta intensitas perlakuan pemanasan. Fokus kajian pustaka ini pada aplikasi bakteriosin untuk mengurangi mikrobia pada produk minuman dan mengevaluasi kualitasnya setelah dilakukan penambahan bakteriosin. Berdasarkan kajian pustaka diketahui bahwa aplikasi beberapa jenis bakteriosin dari berbagai bakteri asam laktat pada produk minuman menunjukkan terjadi penghambatan pertumbuhan mikrobia pada produk dan tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas produk minuman tersebut. Bakteriosin berpotensi untuk digunakan sebagai pengawet alami yang dapat memperpanjang masa simpan produk minuman.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.