Abstrak. Lapangan Hululais, adalah lapangan panasbumi di bawah menejemen PT Pertamina Geotermal Energi, akan membangun 2 x 55 Mwe, Tahap pertama membangun 1x55 Mwe, dengan memilih tekanan kepala sumur tertentu dari out put curve untuk dapat memenuhi pembangunan tahap pertama.Peneliti mencoba menghitung dalam rangka pemenuhan kebutuhan tahap pertama dengan jalan menghitung penurunan entalpi fluida merupakan fungsi tekanan dan temperatur fluid, profil kehilangan tekanan diperoleh dari persamaaan Beggs dan Brill dan profil kehilangan temperatur dari hukum keseimbangan energi, dengan menggunakan manipulasi matematika Newton Rapson dua dimensi, untuk mendapatkan penurunan tekanan dan temperatur secara serentak pada suatu segmen pipa. Sedangkan exergy merupakan energi yang berguna setelah dikurangi panas yang terbuang kesekitar disamping kehulu, dengan melihat exergy di kepala sumur, di input separator dan input turbin yang terkecil merupakan pilihan yang optimum. Disamping itu daya yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit merupakan fungsi dari entalpi dan massa uap.Hasil yang optimum dari skenario ke tiga , menyatakan, pada pipa dua fasa 16 inch hingga 28 inch sedangkan pada pipa satu fasa uap menggunakan diamater 16 inch sd 36 inch, semua pipa dilapisi dengan isolasi 8 cm, menggunakan rockwooll isolasi, pada pipa dua fasa, besarnya kehilangan tekanan 0,623 bar, penurunan temperatur 1,9083 oC, dan menghasilkan penurunan entalpi 0,211 kj/kg dan pipa satu fasa uap kehilangan tekanan 3,8761 bar, penurunan temperatur 14,6922 oC, dan penurunan entalpi 13,783 kj/kg. Jarak antara separator dan turbin bevariasi, dari jarak yang terjauh 6460 m sampai yang terdekat berjarak 1824 m, dengan diameter terkecil separator 1,29 m dan diameter terbesar 1,73 m, sampai turbin inlet, massa uap yang masuk 94,01 kg/s,tekanan 8,45 bar, temperatur 177,4 oC, harga exergy di turbin 76,77 MWth, Daya yang dapat dibangkitkan 56,431Mwe.
<p>Potensi kandungan gas batubara (<em>Gas Content</em>) Idamanggala, Rantau, Kalimantan Selatan berkisar 6,72 m<sup>3</sup>/ton. Sumberdaya gas batubara (<em>Gas in Place</em>/GIP) Rantau, Kalimantan Selatan 0,002 tcf (saturasi gas 90%), kisaran kedalaman 50-150 meter. Gas Metana Batubara (GMB) diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara sebagai reservoir agar diperoleh cukup ruang sebagai jalan keluarnya gas metana. Proses rekayasa diawali dengan memproduksi air (<em>dewatering</em>) agar terjadi perubahan keseimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas batubara akan keluar dari matrik batubara. Gas metana kemudian mengalir melalui rekahan batubara dan akhirnya keluar menuju lubang sumur. Puncak produksi Gas Metana Batubara (GMB) bervariasi antara dua minggu sampai dengan tiga tahun. Rencana pengembangan lapangan dimulai dari tiga tahun pertama dengan melakukan lima sumur pilot (<em>pilot well</em>). Pemboran pilot dilakukan untuk mengenal dimensi seam dan kualitasnya, baik secara lateral maupun vertikal. Apabila regulasi pemerintah sesuai dan memungkinkan untuk memulai pengembangan, maka pengembangan sumur produksi dapat dimulai pada tahun 2021. Pengembangan Lapangan Gas Batubara Daerah Rantau Kalimantan Selatan diprioritaskan untuk kebutuhan pasar lokal yaitu kebutuhan tenaga listrik setempat baik industri maupun rumah tangga dan jika memungkinan dapat dialirkan melalui pipa untuk perusahaan gas negara.</p><p><em>Coal gas content <em>potential </em> (Gas Content) Idamanggala, Rantau, South Kalimantan is around 6.72 m<sup>3</sup>/ton. Rantau coal gas resources (Gas in Place/GIP), South Kalimantan 0.002 tcf (90% gas saturation), range of depths from 50-150 meters. Coal Methane Gas (GMB) is produced by first engineering coal as a reservoir in order to obtain enough space as a way out of methane gas. The engineering process begins with producing water (dewatering) so that there is a change in mechanical balance. After the pressure drops, coal gas will come out of the coal matrix. Methane gas then flows through the coal fractures and finally exits into the wellbore. The peak production of Coal Methane Gas (GMB) varies between two weeks to three years. The field development plan starts from the first three years by conducting five pilot wells. Pilot drilling is carried out to recognize the dimensions of seam and its quality, both laterally and vertically. If government regulations are appropriate and allow to start development, the development of production wells can begin in 2021. The development of the South Kalimantan Overseas Coal Coal Field Development is prioritized for the needs of the local market, namely the needs of local electricity both industrial and household and if possible can be channeled through pipes for the state gas company.</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.