The authors and journal apologise for errors in the above paper, which appeared in volume 187 part 1, pages 159-166. The errors relate to: (1) the age of the control rats, which was incorrectly reported on page 160; and (2) the publication of Figure 1A, 2A and 3A which were also published as Figure 3a
Pendahuluan : Pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian terpenting dari pelayanan yang diperlukan untuk menegakan diagnosis.Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan glukosa dengan spesimen yang banyak digunakan adalah serum. Hal ini dikarenakan kadar glukosa dalam serum yang lebih stabil. Jika terjadi penundaan spesimen pada pemeriksaan glukosa maka akan terjadi glikolisis yang dapat menyebabkan kadar glukosa dalam serum berkurang 10 mg/dl per jam. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil dari glukosa darah menggunakan serum yang diperiksa langsung dan disimpan selama 24 jam. Metode : Penelitian ini menggunakan metode observasi eksperimental yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan serum yang diperiksa secara langsung dan disimpan selama 24 jam dalam suhu 2-8°c dengan jumlah spesimen sebanyak 25 sampel. Hasil : Hasil pemeriksaan glukosa dengan serum yang segera diperiksa memiliki rata-rata 119,4 mg/dL sedangkan hasil pemeriksaan glukosa yang disimpan selama 24 jam memiliki rata-rata 84,9 mg/dL. Kesimpulan : Adanya perbedaan antara hasil pemeriksaan glukosa dengan serum yang langsung diperiksa dan disimpan selama 24 jam.Maka dari itu, bagi tenaga kerja laboratorium disarankan agar tidak menunda spesimen agar hasil pemeriksaan maksimal dan akurat sesuai dengan keadaan pasien.
Latar Belakang: Gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Hemodialisis rutin dilakukan sebagai terapi pengganti fungsi ginjal pada penderita gagal ginjal. Anemia sering ditemukan pada pasien GGK dan dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Tujuan: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hemoglobin sebelum dan sesudah hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronis di Rumah Sakit Annisa Cikarang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan menggunakan data sekunder dan teknik Total Sampling. Sampel yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian ini berjumlah 30 pasien. Data diambil dan dicatat dari rekam medis pasien GGK di RS Annisa Cikarang periode Juni – Juli 2021. Hasil: Rata-rata kadar hemoglobin pada pasien GGK sebelum diberikan terapi hemodialisis mengalami penurunan yaitu sebesar 8,480mg/dL. Rata-rata kadar hemoglobin setelah diberikan terapi hemodialisis mengalami peningkatan dari sebelum diberikan terapi hemodialisis yaitu 8,857 mg/dL. Terdapat perubahan kadar hemoglobin pada pasien GGK setelah diberikan terapi hemodialysis, dengan nilai P = 0,037 < 0,05. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian bahwa menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pada pasien GGK sangat rendah dan dibawah batas normal kadar hemoglobin, meskipun terdapat peningkatan kadar hemoglobin setelah diberi terapi hemodialisis namun nilai tersebut masih dibawah batas normal kadar hemoglobin, nilai p lebih rendah dari nilai alpha (batas kemaknaan) dengan demikian H0 gagal diterima yang berarti terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada pasien GGK sebelum dan sesudah diberikan terapi hemodialisis.
Latar Belakang: Glukosa Darah adalah parameter untuk mengetahui penyakit diabetes. Glukosa didalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi proses metabolisme dan sumber energi utama bagi otak. Glukosa yang terdapat didalam darah terbentuk dari karbohidrat didalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dan otot rangka kadar glukosa darah normal <200 mg/dl. Ada faktor yang memperngaruhi meningkatnya glukosa darah yaitu : hormon insulin, stress, emosi. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbandingan pemeriksaan glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP dan metode Strip. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan uji statistik yang digunakan adalah Uji Pairet T-test dari penelitiant ini adalah pasien yang memeriksa glukosa darah di klinik Harapan Sehat Cianjur dengan pengumpulan data riwayat pasien. Hasil: Hasil penelitian menunjukan ( p=0,02 > (?) 0,05) sehingga terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Pada metode GOD-PAP diperoleh hasil kadar glukosa darah dimana terdapat 19 sampel hasil pemeriksaan glukosa darah yang normal dan terdapat 11 yang tidak normal.
Retinopati diabetika merupakan komplikasi mikrovaskuler Diabetes Melitus (DM) ditimbulkan oleh pembuluh darah yang rusak dan bisa mengakibatkan kebutaan. Faktor yang paling sering menyebabkan Retinopati adalah buruknya kontrol glikemik. Pemeriksaan HbA1C adalah salah satu indikator untuk mengidentifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara HbA1C dengan tingkat keparahan retinopati diabetika pada pasien DM di Klinik Mata Nusantara Jakarta periode April-Juni 2021. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data sekunder pada rekam medis pasien positif DM, pasien dengan diagnosa retinopati diabetik. Dengan jumlah sampel 40 pasien yang melakukan pemeriksaan HbA1C di Klinik Mata Nusantara.Cara pengambilan data dianalisis menggunakan uji Spearman. Kadar HbA1C buruk 8% sebanyak 5 orang 12,5% yang mengalami Non-Proliferative Diabetic Retinopthy (NPDR) dan 17 orang 42,5% yang mengalami Proliferative Diabetic Retinopthy (PDR). Kadar HbA1C dengan tingkat keparahan retinopati diabetika pada pasien DM memiliki korelasi yang tinggi yaitu 0,61-0,80 dengan korelasi koefisien 0,690. Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara HbA1C dengan tingkat keparahan retinopati diabetika pada pasien DM di Klinik Mata Nusantara Jakarta, yang secara klinis data pasien DM yang menderita penyakit komplikasi retinopati diabetik mempunyai kadar HbA1C yang buruk.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.