The optimum performance of duck farm can be achieved by providing them with good quality rations. Rations with good digestibility will increase the productivity due to large amount intake of nutrients. Chitosan is type of animal fibre which assisted the growth of useful microbes in digestive system. Addition of chitosan in cattle rations will improve the ecologic of duck digestive system to be more conducive. The aimed of the research was to evaluate rations digestibility with the addition of chitosan. The research was used completely randomized design with 4 treatments and 5 repetitions. Each repetition consists of 2 ducks. The treatments are R0 stands for rations without chitosan and R1-R3 with addition of chitosan 0.5%, 2% and 2.5% respectively. Parameter measured were dried matter, organic matter and crude protein digestibility. Data processing was conducted by using SAS Windows 16. Result showed chitosan addition at 0.5% and 2.5% gave dried matter and crude protein digestibility does not higher than control (P>0.05) while chitosan addition at 2% gave result lower than control. Organic matter digestibility displays balanced in value. Abstrak (Indonesian)Optimalitas peforma ternak itik dapat tercapai jika mendapat ransum berkualitas. Ransum berkualitas dengan kecernaan yang baik akan meningkatkan produktivitas ternak. Kitosan adalah jenis serat hewan yang bermanfaat untuk memicu kehidupan mikroba menguntungkan dalam saluran cerna. Jika diberikan dalam ransum akan menyebabkan ekologis saluran pencernaan ternak itik menjadi lebih kondusif. Tujuan penelitian adalah mengkaji kecernaan ransum dengan pemberian kitosan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 2 ekor itik sebagai satuan percobaan. Perlakuan adalah R0 = 0% kitosan, R1 = 0,5% kitosan, R2 = 2% kitosan dan R3 = 2,5% kitosan. Peubah yang diukur adalah kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein kasar. Data diolah menggunakan program SAS Windows 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kitosan 0,5% dan 2,5% memberikan rataan kecernaan Bahan Kering dan Protein Kasar tidak lebih tinggi dari kontrol (P>0,05), sedangkan dosis 2% kitosan nyata lebih rendah dari kontrol, Kecernaan Bahan Organik menunjukkan angka berimbang.Kata Kunci: Kitosan, kecernaan bahan kering, bahan organic, protein kasar, ransum Sahara et al.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi telur itik adalah dengan perbaikan kualitaspakan melalui penambahan vitamin dan mineral yang dapat mendukung peningkatan performa itik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan selenium organik dan vitamin Edalam pakan yang menghasilkan performa optimal pada itik pegagan. Ternak yang digunakan padapenelitian ini adalah 48 ekor itik pegagan betina berumur 5 bulan yang dibagi ke dalam 8 perlakuandengan 3 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 2 ekor itik. Perlakuannya adalah 4 level Se (0 ppm, 0.2ppm, 0.4 ppm dan 0.6 ppm) dan 2 level vitamin E (0 dan 50 ppm). Sebagai kontrol adalah ransumtanpa suplementasi selenium organik dan vitamin E. Ransum yang digunakan pada penelitian inimenggunakan bahan baku pakan lokal yang difermentasi, kemudian disuplementasikan seleniumorganik dan vitamin E kedalam ransum. Data perlakuan yang diperoleh dari percobaan dianalisadengan menggunakan analisa ragam (analyses of variance/ANOVA) RAL faktorial dan jika datayang dihasilkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Suplementasi seleniumorganik, vitamin E serta kombinasinya menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi teluritik pegagan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi ransum. Suplementasiselenium dan vitamin E yang memberikan performa terbaik yaitu pada kombinasi level 0.2 ppmselenium dan 50 ppm vitamin E, kombinasi tersebut mempunyai jumlah produksi telur tertinggidibanding dengan semua perlakuan yaitu 3.80 kg. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwasuplementasi selenium organik dan vitamin E secara keseluruhan memberikan performa yang lebihbaik dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang tanpa disuplementasi selenium dan vitamin E.Kata kunci : Suplementasi, selenium organik, vitamin E, performa, itik pegagan
ABSTRAKKecernaan dan daya cerna pakan sangat menentukan dalam menentukan kecukupan nutrien yang diterima tubuh dalam meningkatkan pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah memicu pertumbuhan ayam broiler dengan penambahan enzim fitase ke dalam pakan. Penelitian ini menggunakan DOC sebanyak 72 ekor, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 4 ekor ayam broiler DOC. Terdapat 5 tingkatan dosis enzim fitase dalam perlakuan yaitu; P0= kotrol tanpa pemberian enzim fitase (RB), P1= RB + enzim fitase 500 FTU/kg, P2= RB + enzim fitase + 600 FTU/kg, P3 = RB + enzim fitase 700 FTU/kg, P4 = RB + 800 FTU/kg dan P5 = RB + 900 FTU/kg. Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan serta konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian enzim fitase sampai level 900 FTU/kg ransum menunjukkan rataan yang hampir sama terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum (P>0,05). Namun dari keseluruhan perlakuan pemberian enzim fitase 900 FTU/kg ransum menunjukkan kecenderungan nilai peforma yang lebih baik dengan angka konversi yang paling rendah Kata kunci : Enzim fitase, ransum, peforma, ayam broiler
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum komplit berbasisbahan baku lokal fermentasi terhadap konsumsi, pertumbuhan bobot badan dan berat telur itik lokal.Penelitian ini dilaksanakan dikandang percobaan Program studi Peternakan Fakultas PertanianUniversitas Sriwijaya selama 2 bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan yang terdiri dari R0 (kontrol), R1 (75% ransumkomersil dan 25% ransum lokal), R2 (50% ransum komersil + 50% ransum lokal), R3 (25% ransumkomersil + 75% ransum lokal), R4 (100% ransum lokal). Parameter yang diamati adalah konsumsi,pertumbuhan bobot badan dan berat telur.Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ransumberbasis bahan baku lokal fermentasi memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsiransum tetapi tidak terhadap pertyumbuhan bobot badan dan berat telur. Kesimpulan dari penelitianini yaitu dengan penambahan ransum komplit berbasis bahan baku lokal fermentasi sampai dengantaraf 100% hanya berpengaruh pada konsumsi ransum dan tidak berpengaruh pada pertambahanbobot badan dan berat telur.Kata kunci : Bahan baku lokal, fermentasi, itik lokal, ransum komplit
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.