In the midst of the Covid-19 pandemic, smartphones have become the main tool in online learning at all levels of education. This has an impact on the intensity of smartphone use in everyday life. This situation has led to a growing phone snubbing behavior and is not realized by individuals. Phone Snubbing as a phenomenon of excessive individual smartphone use shows a behavior that is ignorant and indifferent to the presence of people around. This behavior is characterized by being fixated on a smartphone that is held so that it can have positive and negative impacts in the social environment, especially in the personal and social fields of students. This descriptive qualitative research aims to describe information about the background and factors causing the phenomenon of phone snubbing behavior in students as well as recommendations for BK service strategies. Data analysis using the Miles and Huberman model. The validity of the research data was carried out by extending observations, increasing persistence and triangulating sources. The results showed 1) The background of phone snubbing behavior in junior high school students stated that the use of smartphones in the high category, namely an average of 6-10 hours per day, caused a high smartphone dependence. The situation of using smartphones when interacting with junior high school students is very diverse, including forms of avoidance, to get rid of boredom, the importance of activities with smartphones, and other needs that require a fast response. The reason for using a smartphone is to fulfill the interests of learning as well as for entertainment, maintaining communication with long distance friends. 2) Four factors that indicate phone snubbing behavior of junior high school students, namely nomophobia, interpersonal conflict, recognition of problems and self-isolation; 3) BK service strategy recommendations include guidance and counseling tailored to the needs. Abstrak: Di tengah pandemi Covid-19, smartphone menjadi piranti utama dalam pembelajaran daring di semua jenjang pendidikan. Hal tersebut berdampak pada intensitas penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan tersebut memunculkan perilaku phone snubbing semakin berkembang dan tidak disadari oleh individu. Phone Snubbing sebagai fenomena penggunaan smartphone individu yang berlebihan menunjukan perilaku abai dan tak acuh atas kehadiran orang di sekitar. Perilaku ini ditandai dengan terpaku pada smartphone yang digenggam sehingga dapat menimbulkan dampak positif dan negatif dalam lingkungan sosial, khususnya pada bidang pribadi dan sosial siswa. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menjabarkan informasi tentang latar belakang dan faktor penyebab fenomena perilaku phone snubbing pada siswa serta rekomendasi strategi layanan BK. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Keabsahan data penelitian dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan 1) Latar belakang perilaku phone snubbing pada siswa SMP menyatakan bahwa penggunaan smartphone dengan kategori tinggi yaitu rata-rata 6-10 jam perhari hingga menyebabkan ketergantungan smartphone yang juga tinggi. Situasi penggunaan smartphone saat interaksi pada siswa SMP sangat beragam, meliputi bentuk penghindaran, untuk mengusir rasa bosan, adanya kepentingan yang terdapat dalam aktivitas dengan smartphone, dan keperluan yang lainnya yang membutuhkan fast response. Alasan penggunaan smartphone untuk memenuhi alih-alih kepentingan belajar juga untuk mencari hiburan, menjaga komunikasi dengan teman jarak jauh. 2) Empat faktor yang mengindikasikan perilaku phone snubbing siswa SMP yaitu nomophobia, konflik interpersonal, pengakuan masalah dan isolasi diri; 3) Rekomendasi strategi layanan BK meliputi bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kebutuhan.
The research aims to develop an adventure-based group counseling service guide to improve student resilience. Adventure-based group counseling services are packaged in a guide that contains daily activities by reflecting on the actual situation and includes treatments to increase resilience. The researcher uses the Research and Development design developed by Borg and Gall with research steps: (1) data collection, (2) planning, (3) product development, (4) expert testing, (5) product design revision, (6) stage test potential users, (7) revise the product into a prototype. Researchers did not conduct field tests due to the Covid-19 pandemic. In the expert test, the product is tested by two experts in terms of material and media and then tested by potential users. The results of the expert and prospective user test assessments show that the guide in the form of a prototype has met the acceptance criteria, so it is feasible to use.Abstrak: Penelitian bertujuan mengembangkan panduan layanan konseling kelompok berbasis petualangan untuk meningkatkan resiliensi siswa. Layanan konseling kelompok berbasis petualangan dikemas dalam suatu panduan yang memuat aktivitas keseharian dengan merefleksikan situasi sebenarnya, serta memuat treatment untuk meningkatkan resiliensi. Peneliti menggunakan desain Research and Development yang dikembangkan oleh Borg dan Gall dengan langkah penelitian: (1) pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk, (4) uji ahli, (5) revisi desain produk, (6) tahap uji calon pengguna, (7) revisi produk menjadi prototipe. Peneliti tidak melakukan uji lapangan karena adanya pandemi Covid-19. Pada uji ahli produk diuji oleh 2 ahli dari segi materi dan media dan selanjutnya diuji oleh calon pengguna. Hasil penilaian uji ahli dan calon pengguna menunjukkan bahwa panduan berupa prototipe telah memenuhi kriteria keberterimaan, sehingga layak untuk digunakan.
This research and development aims to develop a product called Siap Antisipasi (SIANTI) to improve assertive behavior in preventing physical sexual harassment in junior high school students by meeting product acceptance. SIANTI’s products include three educational videos with a video duration of three minutes each and a guidebook for school counselors in providing classical guidance services. The research method by adapting Borg and Gall model. This research and development procedure includes preliminary studies, product design and development as well as product testing of material experts, media experts and users. The research and development subjects consisted of one material expert, one media expert and two users. Assessment of expert and users to determine product acceptance uses a rating scale based on aspects of accuracy, usability, convenience and product attractiveness. The research instrument uses an expert and prospective user assessment format. The results of the expert test were analyzed using the numerical average, the results of the users were tested using the inter-rater agreement. The overall test results show that the SIANTI product gets a very high rating category and meets product acceptance so that it can be implemented as a medium for school counselors in providing classical guidance services to improve students’ assertive behavior to prevent physical sexual harassment. Abstrak: PPenelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan Siap Antisipasi (SIANTI) untuk meningkatkan perilaku asertif dalam mencegah physical sexual harassment pada siswa sekolah menengah pertama dengan memenuhi keberterimaan produk. Produk SIANTI meliputi tiga video edukasi dengan durasi masing-masing video tiga menit dan buku panduan untuk konselor sekolah dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan model Borg dan Gall yang telah diadaptasi. Prosedur penelitian dan pengembangan ini meliputi studi pendahuluan, rancangan dan pengembangan produk serta uji produk terhadap ahli materi, ahli media dan calon pengguna. Subjek penelitian dan pengembangan terdiri dari satu ahli materi, satu ahli media dan dua calon pengguna. Penilaian uji ahli dan calon pengguna untuk mengetahui keberterimaan produk menggunakan skala penilaian yang berdasarkan pada aspek ketepatan, kegunaan, kemudahan dan kemenarikan produk. Instrumen penelitian menggunakan format penilaian ahli dan calon pengguna. Hasil uji ahli dianalisis menggunakan numerik rerata, hasil uji calon pengguna diuji menggunakan inter-rater agreement. Keseluruhan hasil uji menunjukkan bahwa SIANTI mendapatkan kategori penilaian sangat tinggi dan memenuhi keberterimaan produk sehingga dapat diimplementasikan sebagai media bagi konselor sekolah dalam memberikan layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan perilaku asertif siswa guna mencegah physical sexual harassment.
Abstract:This research aims to developing the sosiodrama manual to increase the junior high school student's social care which acceptable on theory and practice. This reaserch method is adapted from Borg and Gall procedural model covering the planning stage, the product development stage and the product test of stage. Design product testing using three test phase is through expert assessment of materials and drama experts, assessment of potential users of products and T-test. These products meet very precise criteria, very useful, very easy and very attractive to mean very feasible to use. It can be concluded that the guidelines is acceptable, theoretically and practically.Keywords: social care; sociodrama; junior high school students Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan panduan sosiodrama untuk meningkatkan kepedulian sosial siswa SMP yang berterima secara teoritis dan praktis. Metode penelitian ini mengadaptasi model prosedural Borg and Gall meliputi tahap perencanaan, tahap pengembangan produk dan tahap uji coba produk. Desain uji coba produk menggunakan tiga tahap uji coba yaitu melalui penilaian ahli materi dan ahli drama, penilaian calon pengguna produk dan uji coba produk terbatas. Produk ini memenuhi kriteria sangat tepat, sangat berguna, sangat mudah dan sangat menarik sehingga bermakna sangat layak untuk digunakan. Dapat disimpulkan bahwa panduan sosiodrama ini telah berterima secara teoritis dan praktis.Kata kunci: kepedulian sosial; sosiodrama; siswa SMP Artikel diterima: 13 Mei; disetujui: 7 September Kepedulian sosial adalah suatu sikap mau memberi bantuan, memberi perhatian dan berbagi dengan orang lain. Kepedulian sosial berkaitan dengan hubungan remaja SMP dengan teman, guru maupun keluarga di rumah. Interaksi dengan orang-orang di sekitar akan baik apabila remaja SMP memiliki kepedulian terhadap satu sama lain sehingga mereka dapat mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan karena hal ini merupakan salah satu dari kebutuhan mereka. Corey (2009: 237) menjelaskan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar untuk merasa aman, diterima dan berguna bagi orang lain. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan atau dorongan untuk berguna bagi orang lain yaitu suatu sikap ingin membantu orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya individu adalah makhluk
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.