The boom of information, communication and technology is changing the landscape of religious performance, especially when the West falls into a workaholicism without losing spiritualism by not leaving work. Moreover, when the world is hit by the Covid-19 pandemic, that performance is increasingly finding momentum in the virtual space. Islamic and Christian leaders are required to exist in shepherding faith of their people. Using modern socio-religious studies, religious phenomena in the digital space are analyzed in this paper to nark the virtualization of religious actorship. The data is collected from an integration of literature and social media related to the teachings of Islamic and Christian religious figures. From there, it was found, because of the sophistication of digital technology, religion in the virtual industry is trapped as a content commodity that has succeeded in placing religious figures as central actors, but often away from the supervision and control of the audience. The virtualization of religion places the religious leader as filmmakers as well as the main actors in their sacred duties but also turns towards ownership in many ways. This is revealed from the theoretical framework, namely the spiritual market, which is used here.ABSTRAKDentuman teknologi mengubah lanskap performa agama, khususnya ketika dunia Barat gila kerja tanpa kehilangan spiritualisme dengan tidak meninggalkan pekerjaan. Banyak agamawan tidak siap, tetapi banyak juga yang merekayasa diri, terlebih ketika dunia dihantam pandemic Covid-19, performa tersebut semakin menemukan momentum di ruang virtual. Pemimpin Islam dan Kristen dituntut eksis untuk menggembalakan iman umat. Lewat studi sosial keagamaan modern, fenomena keagamaan di ruang digital dianalisis dalam tulisan ini untuk menyelak virtualisasi pemeranan tokoh agama. Data dikumpulkan dari perpaduan literatur dan media sosial terkait dengan ajaran tokoh agama Islam dan Kristen. Dari sana ditemukan, oleh karena kecanggihan teknologi digital, agama dalam industri virtual terperangkap sebagai komoditas konten yang berhasil menempatkan tokoh agama sebagai aktor sentral, namun sering luput dari kontrol audiens. Secara baru, virtualisasi agama menempatkan para tokoh agama menjadi sineas sekaligus pemeran utama dalam tugas-tugas kudus mereka namun juga berkelok ke arah kepemilikan dalam banyak hal. Hal itu terungkap dari kerangka teori, yaitu pasar rohani dalam studi sosial keagamaan, yang digunakan di sini. Kata kunci: Aktor Agama, Kepemilikan, Pasar Rohani, Virtualisasi Tuhan
This article is written in a social research landscape with Pentecostal theology, namely divine healing as an object of study, by using a critical study method of literary sources, including social media. The question to be answered for the academic field in Indonesia is how to modernize theology as a science that integrates with social science. So far there is a scientific problem. The Bible as the main object of study is too focused on the analysis of biblical texts. Science in these institutions seems to be ignorant of social praxis. The Bible contains narratives of the experience, and history of tribes, societies, and nations. We build our meaning of social theories with systematic theology to produce a theoretical framework. The findings, "I have been healed", not only as a theological expression but has a broad social impact. Through it, we contribute a framework of Pentecostal socio-theological reality to the study of global Pantecostalism which is useful as an empirical working tool in understanding the experiences of biblical text societies and contextual societies. ABSTRAKIni adalah tulisan dalam lansekap penelitian sosial dengan teologi Pantekosta yakni kesembuhan Ilahi sebagai objek kajian, dilakukan dengan metode studi kritik sumber literatur, termasuk media sosial. Pertanyaan yang hendak dijawab untuk ladang akademik di Indonesia, bagaimana cara untuk memodernisasi teologi sebagai ilmu mengintegrasikan dengan sosial sains? Sejauh ini memang ada problem keilmuan. Alkitab sebagai objek utama dari studi terlalu berkutat pada analisis teks biblis. Keilmuan dalam institusi tersebut terkesan abai dengan praksis sosial. Padahal, Alkitab memuat narasi pengalaman, sejarah puak-puak, masyarakat, bangsa-bangsa. Kami membangun pemaknaan sendiri atas teori-teori sosial dengan teologi sistematika untuk menghasilkan kerangka teori. Dalam temuan kami, “aku telah sembuh”, tak hanya sebagai ungkapan teologis tetapi memiliki impak sosial luas. Lewat temuan, kami menyumbangkan kerangka pikir kenyataan sosio-teologis Pantekosta untuk studi Pantekostalisme global yang berguna sebagai alat kerja empiris dalam memahami pengalaman masyarakat teks biblis dan masyarakat kontekstual. Kata Kunci: Kenyataan Sosio-Teologis; Pantekosta; Pengalaman Doktrinal; Teologi Sistematika
Tren gereja dunia pasa saat ini berada dalam krisis generasi milenial yang melarikan diri dari gereja, tulisan ini justru menampilkan pendidikan minat dan pemahaman Injil bagi generasi milenial Pantekosta agar terlibat evangelisasi dengan cara meneladani Yesus. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan lewat kuesioner dengan skala Likert, dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment memakai rumus statistik nilai Confidence Interval Lower and Upper Bound. Lokus penelitian Sekolah Tinggi Teologi Salatiga, Jawa Tengah, dan responden adalah mahasiswa tahun 2018-2020 sebanyak 65 orang semester 4 dan 6 yang telah menempuh mata kuliah Tafsir Injil Yohanes 4:1-42 dan Praktik Penginjilan. Temuan memperlihatkan bahwa upaya-upaya pembelajaran doktrinal oleh dosen baik itu akademis dan non akademis maupun kultur kelembagaan mendukung semakin terbentuknya praksis pendidikan tinggi keagamaan Kristen. Tulisan ini menyodorkan kerangka konseptual baru, yakni pendidikan minat dan pemahaman, untuk ilmu pedagogi misi di Pendidikan Agama Kristen maupun teologi misi di program studi Teologi.
Abstraksi Tulisan ini menunjukkan kontribusi sosial Pendidikan kaum urban dengan mengambil contoh Jungle School Salatiga. Dengan meneliti sejumlah literatur tentang pembelajaran transformatif bagi orang dewasa, data empiris terlihat bagaimana STT sebaiknya memperlihatkan aspek dan karakter sosial dalam proses dan lulusan. Kontribusi teoritis tulisan ini memperluas teori pembelajaran transformatif menjadi pendidikan progresif yang memiliki kebermanfaatan. Sedangkan praktisnya ialah praksis pendidikan urban yang dikelola lulusan hadir dalam paradox Jawa Tengah, dilema modernisasi dan urbanisasi kota jajahan di Indonesia yang mengalami persaingan pendidikan dan segregasi kehidupan kota. Kata Kunci: Pendidikan Urban Progresif, Paradoks Jawa Tengah, Kontribusi Sosial, Jungle School, Lulusan STT. Abstract Paper shows the social contribution of urban Education by examining the Salatiga Jungle School. By reading the literatures on transformative learning for adults, empirical data, it is examining how theological seminary performing the aspects and social character in learning process and outcomes. Paper contribution is enlarging the transformative theory into progressive education that has benefits. The practical contribution is presenting the praxis urban education in the paradox of Central Java, the dilemma of modernization and urbanization of the Indonesian colonies city which increases the education competition and segregation city life. Keywords: Progressive Urban Education, Central Java Paradox, Social Contributions, Jungle School School, Theological Graduates.
It is a historical problem if the Pantecostal Church in Indonesia is generalized as a direct result of the Azusa Street global Pentecostal movement. The academic argument of this paper explains, that church, (where W.H. Offiler and W.W. Patterson are the pioneers from American stream even for other Pentecostals today), has its own wordview and is popular in the American Pacific Northwest, it cannot be generalized. Through literature study research using qualitative source criticism techniques, and by prioritizing primary sources, and using socio-religious movement theory, the answer to why, and in what social setting in America and Indonesia, the ideas of Pantecostalism emerged, here is being presented. This provides a new understanding, the history of the idea of religious man is also the history of the Americanization of Pantecostals in the world and even Indonesia. It should be seen, Pantecostals have their own modes of religiousity in their uniquely enterprises to form a theological identity and religious mode although there are similarities with others. Pantecostal studies with GPdI as the focus of study of transnational religious social movements saving sinners are fit to put in the study of Pentecostalism and global religious studies. Adalah masalah secara sejarah apabila Gereja Pantekosta di Indonesia digeneralisasi sebagai hasil langsung gerakan Pentakosta global Azusa Street. Argumen akademik tulisan ini memaparkan, gereja itu, (di mana W.H. Offiler dan W.W. Patterson sebagai pionir dari arus Amerika bahkan bagi Pentakostal lain hari ini), memiliki wordview sendiri dan popular di Pacific Northwest Amerika tidak bisa disamaratakan. Lewat penelitian studi literatur dengan teknik kritik sumber secara kualitatif, dan dengan mengutamakan sumber primer, serta memakai teori gerakan sosial keagamaan, di sini tersingkap jawaban mengapa, dan dalam latar sosial Amerika dan Indonesia seperti apa ide-ide Pantekosta timbul. Ini memberikan pemahaman baru, sejarah ide tokoh agama adalah juga sejarah amerikanisasi Pantekosta dunia bahkan Indonesia. Perlu dilihat, Pantekosta memiliki mode tersendiri dalam usaha-usaha untuk membentuk identitas teologis dan mode keberagamaan meskipun ada similaritas dengan lainnya. Studi Pantekosta dengan GPdI sebagai fokus kajian dalam gerakan sosial keagamaan transnasional untuk menyelamatkan manusia berdosa tepat dimasukkan ke dalam studi Pentakostalisme dan studi agama global.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.