Acne is a chronic inflammation of the pilosebaceous tissue caused by the bacterium Propionibacterium acne (P.acnes) which often experiences antibiotic resistance. Research on the benefits of herbal plants in dealing with acne is still needed, one of which is the use of Knobs flowers (Gomphrena globosa) which is easily found and has potential as an antioxidant and antibacterial. This study aims to determine the effectiveness of the extract of the flower knob in inhibiting the growth of P.acnes bacteria. The design of this study was purely experimental with the Kirby-Bauer method using MHA (Mueller Hinton Agar) media. A positive control using clindamycin antibiotics and negative control using aquadest. The treatment group consisted of 25%, 50%, 75%, and 100% knob methanol extract with 3 replications. Data analysis using One Way ANOVA to find out the average difference between treatment groups. Based on the results of the study, it was found that the higher the concentration of the extract, the greater the inhibitory power as long as the extract had not reached saturated concentration (p <0.05). There is a decrease in the inhibition zone diameter at 100% concentration because it is influenced by the diffusion rate of a compound and other factors.
Pandemi Covid-19 telah menjadi pandemi global dan dapat menyebar lewat droplet. Di Indonesia, per tanggal 5 Oktober 2020 sudah terdapat 303.498 kasus positif Covid-19 dan 3,7% di antaranya meninggal dunia. Salah satu langkah yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penularan ini dengan physical distancing melalui kegiatan work from home. Akibat work from home, berbagai aktivitas dilakukan secara online menggunakan smartphone maupun laptop sehingga penggunaan kedua benda tersebut mengalami peningkatan pesat selama masa pandemi. Tujuan dari artikel tinjauan pustaka ini yaitu untuk mengetahui potensi munculnya keluhan muskuloskeletal selama aktivitas work from home penduduk Indonesia pada masa pandemi. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah telaah pustaka menggunakan artikel tinjauan pustaka dan artikel penelitian dari jurnal Indonesia maupun jurnal internasional dalam 10 tahun terakhir dengan menggunakan kata kunci. Digunakan 24 literatur dalam studi pustaka ini. Posisi tubuh yang kurang tepat atau tidak ergonomis ketika melakukan work from home dapat memberikan beban berlebih pada otot, mengurangi aliran nutrisi pada otot sehingga dapat menimbulkan kelelahan pada otot yang mempengaruhi pergerakan otot dan menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Posisi ergonomis yang baik dan peregangan yang tepat ketika beraktivitas maupun sesudah beraktivitas dapat menurunkan risiko kemunculan keluhan muskuloskeletal. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor penyebab keluhan muskuloskeletal lain yang timbul selama masa pandemi selain penggunaan smartphone dan laptop berlebih.
Penatalaksanaan malaria seperti kloroquine dan Artemisin Combination Therapy dapat memberikan efek samping dan sudah mengalami resistensi sehingga diperlukan alternatif pengobatan lain. Metode penulisan ini menggunakan kajian pustaka dari sejumlah literatur valid dan relevan. Artemisinin pada tanaman Artemisia annua menghambat PfATPase6 sehingga membuat homeostasis Ca plasmodium terganggu dan menghambat pertumbuhan plasmodium. Enzim cysteine protease, inhibitor ALLN, Plasmepsin-2 serta Plasmepsin-1 berfungsi menghancurkan plasmodium pada fase trophozoite dan schizont dengan mendegradasi protein plasmodium. Flavonoid pada daun kelor (Moringa oliefera) meningkatkan produksi Hb dan mengoptimalkan kinerja artemisin. Kaempferol dan antioksidan lainnya pada daun kelor menghambat pertumbuhan plasmodium lewat jalur permeasi baru dengan menghambat pembentukan membrane saat fase intraeritrositik dan menghambat proses degradasi hemoglobin sehingga plasmodium tidak dapat berkembang. Kandungan daun kelor juga dapat memenuhi kebutuhan gizi per hari dan mengatasi malnutrisi. Kombinasi artemisia dan daun kelor berpotensi sebagai alternatif obat malaria akibat infeksi plasmodium falciparum karena kombinasi kedua zat tersebut terbukti lebih efektif menghambat plasmodium berghei pada hewan uji coba, meningkatkan sistem imun, serta memenuhi kebutuhan gizi dibandingkan penggunaan artemisin maupun daun kelor secara tunggal. Perlu penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.
Pendahuluan: Jerawat atau sering disebut juga acne vulgaris merupakan peradangan lapisan polisebaseus disertai penyumbatan bahan keratin akibat bakteri Propionibacterium acnes (P.acne). Prevalensi jerawat di Indonesia sebesar 80%-85% pada remaja. Kemunculan jerawat seringkali menimbulkan rasa minder akan penampilan kita. Obat jerawat yang ada dapat menimbulkan efek samping iritasi dan sudah mulai mengalami resistensi sehingga diperlukan alternatif obat lainnya. Produksi Jeruk Bali (Citrus maxima merr) di Indonesia mencapai 511 kg setiap tahunnya dengan berat kulit Jeruk Bali sejumlah 208 kg. Sebesar 50% kulit Jeruk Bali dibuang tanpa diolah kembali padahal memiliki banyak kandungan antioksidan dan antibakteri. Tujuan: mengetahui potensi kulit Jeruk Bali sebagai alternatif antibakteri P.acne penyebab jerawat. Metode: Studi literatur menggunakan artikel penelitian maupun artikel tinjauan pustaka dari jurnal internasional dan nasional dalam 10 tahun terakhir. Diakses dari Pubmed, Garuda, NCBI, dan Google Scholar dengan mengetikan kata kunci. Digunakan 30 artikel terkait dalam penulisan article review ini. Hasil: Antioksidan kulit Jeruk Bali mengganggu metabolisme bakteri dengan menghambat kinerja enzim reverse transkriptase RNA, topoisomerase DNA, transport aktif bakteri, mengganggu regulasi PH, mendenaturasi protein bakteri, merusak membran sel sehingga menghambat replikasi dan menimbulkan kematian bakteri P.acne. Kesimpulan: Kulit Jeruk Bali berpotensi sebagai antibakteri P.acne penyebab jerawat. Perlu penelitian lebih lanjut terutama dalam konsentrasi ekstrak dan efek samping yang ditimbulkan.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit kardiovaskuler akibat penyempitan pembuluh darah koroner yang menyebabkan iskemia miokard, sehingga mengakibatkan apoptosis sel. Kunyit mengandung senyawa yang berperan sebagai anti inflamasi, seperti kurkumin. Tujuan: Menentukan pengaruh kandungan kurkumin pada kunyit (Curcuma longa) terhadap kadar Ischemia Modified Albumin (IMA). Metode: Desain penelitian ini adalah rancangan post-test only control group dengan menggunakan tikus wistar jantan sebanyak 30 ekor yang terbagi ke dalam 5 kelompok yaitu, kelompok 1 kontrol negatif, kelompok 2 kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3. Kelompok perlakuan masing-masing mendapatkan ekstrak kunyit dengan variasi dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB. Pemeriksaan kadar IMA dalam serum darah menggunakan teknik ELISA. Data dianalisis dengan uji One-Way Anova. Hasil: Kadar IMA pada masing masing kelompok adalah kelompok 1 kontrol negative = 300,471 ng/mL, kelompok 2 kontrol positif = 333,357 ng/mL, kelompok perlakukan 1 dosis 50mg/kg = 232,317 ng/mL, kelompok perlakukan 2 dosis 100 mg/kgBB = 173,385 ng/mL, dan kelompok perlakuan 3 dosis 200 mg/kgBB = 217,358 ng/mL. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar IMA antara semua kelompok penelitian, yakni kelompok kontrol positif, kontrol negatif, maupun kelompok perlakuan (p>0,05). Berdasarkan Independent t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna kadar IMA antara kelompok perlakuan ekstrak kunyit 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dengan kelompok kontrol positif. Simpulan: Ekstrak kunyit berpengaruh terhadap kadar IMA.Kata kunci: IMA, kunyit, kurkumin
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.