The development of science and technology can not replace the meaning of traditional medicine. Some people choose traditional medicine that have less side effects, is also related to the community's beliefs. Thus, the present study will basically try to answer such questions as: What is a badewah? How is the meaning of badewah for the Moslems communty of Muara Teweh? The study was conducted in North Barito District, Central Kalimantan. The research data consists of language, action, experience and history. The result of research as: badewah is a traditional treatment by praying to the God for healhty. Badewah treats the irrational disease and eternal disease. Muslim community in Muara Teweh choose badewah as an alternative treatment solution and interpreted as a multi-function card. Badewah has been interpreted differently by the patient. The meaning is reflected in their goals and expectations. Dayak tribe believe, if suffering from disease, before or after coming to the doctor or hospital, they are also seeking for alternative treatments such as medicines kampong and traditional healer. [Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa menggantikan makna pengobatan tradisional. Sebagian orang memilih pengobatan tradisional yang memiliki efek samping lebih sedikit, juga terkait dengan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini pada dasarnya akan mencoba menjawab permasalahan: Apa itu badewah? Bagaimana makna badewah bagi umat Muslim di Muara Teweh? Penelitian dilakukan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Data penelitian terdiri dari bahasa, tindakan, pengalaman dan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan badewah adalah pengobatan tradisional dengan cara berdoa kepada Tuhan untuk kesehatan. Badewah dilakukan untuk mengobati penyakit irasional dan penyakit yang tak kunjung sembuh. Komunitas Muslim di Muara Teweh memilih badewah sebagai solusi pengobatan alternatif dan ditafsirkan sebagai kartu multi-fungsi dan berbeda oleh pasien. Makna pemilihan pengobatan tradisional tercermin dalam tujuan dan harapan mereka. Suku Dayak percaya, jika menderita penyakit, sebelum atau sesudah datang ke dokter atau rumah sakit, mereka juga mencari pengobatan alternatif seperti obat-obatan kampung dan tabib tradisional.]
Today's technological advances have many positive impacts on human life, especially the ease of communication. However, the negative impacts were not insignificant, including on aspects of the character of the technology users. The important thing that needs to be noticed is how to attempt to defeat the negative impacts caused. This context is the research which was conducted. The purpose of this research is to explore how the implementation of character education for santri in the technological era at Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, West Lombok. This research is a qualitative research with data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The collected data were analyzed using the Miles and Huberman model through the stages of data collection, data reduction, data presentation and data verification. The validity of the data was checked through triangulation of sources and triangulation of techniques. The results of this study indicate that, the character education for santri in the technological era at Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, West Lombok is implemented in integrating character education in the process of teaching and learning the boarding materials and instilling character values in programmed daily activities. The character values implemented in Nurul Hakim Islamic Boarding School are religious, independent, disciplined, honest, creative, hard work, integrity, responsibility and behaving politely to everyone. The implementation of character education is an effective strategy to prevent various negative impacts caused by current technological advances on the santri of Nurul Hakim Islamic Boarding School Kediri West Lombok. Kemajuan teknologi saat ini telah memberikan banyak dampak positif pada kehidupan manusia terutama kemudahan berkomunikasi. Namun demikian, dampak negatif yang ditimbulkan juga tidak sedikit, di antaranya pada aspek karakter pengguna teknologi tersebut. Hal penting yang perlu dilakukan adalah bagaimana upaya untuk menanggulagi dampak negatif yang ditimbulkan tersebut. Konteks inilah penelitian ini dilakukan. Tujuan riset ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana implementasi pendidikan karakter santri pada era teknologi di Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Keabsahan data dicek melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, implementasi pendidikan karakter santri pada era teknologi di Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat yaitu dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar kepondokan dan menanamkan nilai karakter dalam kegiatan harian yang diprogramkan. Nilai-nilai karakter yang diimplementasikan di Pondok Pesantren Nurul Hakim yaitu religius, mandiri, disiplin, jujur, kreatif, kerja keras, integritas, tanggung jawab dan berperilaku sopan kepada semua orang. Implementasi pendidikan karakter tersebut merupakan strategi yang efektif untuk mencegah berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi saat ini terhadap santri Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat.
Tujuan Kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak kapitalisme global terhadap pendidikan islam. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis akan melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Teknik yang digunakan dalam tesis ini adalah analisis data model Miles dan Huberman.Aktifitas analisis data model ini antara lain, reduksi data (data reduction), display data dan gambaran konklusi atau verifikasi (conclusion drawing/verification). Hasil kajian menunjukkan bahwa humanisme religius sebagai paradigma, maka orientasi pendidikan Islam dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, formal, dan informal perlu diarahkan ke titik ini. Dengan paradigma ini, pendidikan Islam, khususnya konteks Indonesia (periferi), diharapkan mampu menyiapkan dirinya sebagai suatu sistem yang dapat diandalkan dalam menyiapkan peserta didik yang siap menghadapi segala dampak yang ditimbulkan akibat kapitalisme global yang dikuasai negara-negara Barat (center).Dengan paradigma ini, peserta didik dapat tumbuh kembang dengan segala potensi dirinya masing-masing, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai religius. Dengan demikian pendidikan Islam tidak akan mengabaikan pentingnya pendidikan jasmani dan rohani serta pendidikan alam, tidak mendikotomikan elemen-elemen tersebut. Pada akhirnya, Insan kamil adalah sasaran pendidikan dalam Islam, dan ini dapat disasar dengan menggunakan paradigma humanisme religius. Title: The Impact of Global Capitalism on Islamic Education Abstract: The objective of this study is to find out how the impact of global capitalism on Islamic education. This research belongs to the category of library research. In data collection techniques, the researcher identified discourses from books, papers or articles, magazines, journals, web (internet), or other information related to the writing title to look for the things or variables in the form of notes, transcripts , books, newspapers, magazines and etc. The technique used in this thesis was the data analysis of Miles and Huberman model. The data analysis activities of this model included data reduction, data display and conclusion drawing/verification. The results of the study showed that religious humanism is as a paradigm, so that the orientation of Islamic education from elementary level to university level, formal, and informal needs to be directed to this point. With this paradigm, Islamic education, especially in Indonesian context (periferi), is expected to be able to prepare itself as a system which can be relied on preparing students who are ready to face all impacts caused by global capitalism which is controlled by Western countries (center). With this paradigm, the students can grow and develop all potentials that they have, while they keep the religious values. Thus Islamic education will not ignore the importance of physical and spiritual education and natural education; it does not dichotomize those elements. In the end, Insan Kamil (perfect human) is the target of education in Islam, and it can be targeted by using the paradigm of religious humanism.
Sangiang merupakan sebuah budaya suku Dayak Kalimantan Tengah, yang di dalamnya ada unsur pengobatan. Tujuan dari dilaksanakannya sangiang bukan hanya sebagai sarana pengobatan semata, tetapi seringkali pula sangiang digunakan untuk menjauhkan segala marabahaya suatu kampung dari gangguan roh-roh jahat atau murka leluhur yang disebut mamapas lewu atau tolak bala, ada pula yang mengadakan sangiang di lokasi kerja seperti pertambangan emas, sarang walet dan lokasi-lokasi pekerjaan lainnya, sangiang dilakukan agar lokasi pekerjaan aman dari segala gangguan dan melancarkan segala pendapatan. Dibalik kegiatan sangiang terkandung nilai keislaman yang mengiringi prosesi kegiatannya. Penelitian dilakukan di desa Gohong, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai keislaman yang ada pada prosesi sangiang sebagai wujud dari keyakinan pada Yang Maha Kuasa, yakni harus percaya atau meyakini bahwa adanya yang ghaib, selain itu setelah upacara sangiang selesai membaca do’a selamat sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan peyembuh tradisional (subat) dan orang yang berobat.
Private Islamic Boarding Schools have received large audiences. Most people regardless of their economic and social status send their children to Islamic boarding schools. There are reasons parents choose this kind of school over other types of school, one of which is the fact that this type of schooling offers a wide variety of extra-curricular activities. This study seeks to identify the roles of extracurricular in shaping students’ character in a particular boarding school. This qualitative multi-site case study interviewed the management of the boarding schools, teachers, and students. The data for the research was also revealed through observation of students’ activities during the extra-curricular program. Our research suggests that extra-curricular were believed to have shaped students’ characters. The extra-curricular program shape students to become more disciplined, develop time-management skill, become more independent, and develop students’ creativities and students’ critical thinking. Our findings also reveal that the extra-curricular activities were run at a specified time, which does not distract students’ schedule for main learning activities.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.