Latar Belakang : Penggunaan senyawa anti mikroba yang tepat dapat memperpanjang umur simpan suatu produk serta menjamin keamanan produk. Untuk itu dibutuhkan bahan sebagai anti mikroba yang alami supaya tidak membahayakan bagi kesehatan. Penggunaan kitosan untuk menghambat aktivitas mikroba pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) akan diuji efektivitasnya. Metode : Pada penelitian ini kitosan yang digunakan sebagai anti mikroba diekstraksi dari cangkang kerang bulu (Anadara antiquata). Kitosan yang diperoleh kemudian digunakan sebagai anti mikroba ikan pari (Dasyatis sp.) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Kitosan dilarutkan dalam asam asetat dengan variasi konsentrasi kitosan 1%; 1,5%, 2% dan 2,5%. Lama waktu penyimpanan udang: 0 jam, 5 jam, 10 jam, 15 jam dan 20 jam. Hasil : Kitosan dari cangkang kerang bulu dapat digunakan sebagai pengawet alami ikan pari dan udang vaname. Konsentrasi optimal kitosan yang digunakan sebagai pengawet ikan pari adalah 2% dapat memperpanjang umur simpan ikan selama 15 jam. Sedangkan konsentrasi optimal kitosan yang digunakan sebagai pengawet udang vaname adalah 1,5% dapat memperpanjang umur simpan ikan selama 15 jam. Kesimpulan : Konsentrasi kitosan cangkang kerang bulu yang paling optimal sebagai pengawet alami ikan pari adalah 2% dapat memperpanjang umur simpan ikan pari selama 15 jam.
Saat ini terapi kanker servik secara umum masih menggunakan kemoterapi. Penggunaan obat-obat seperti doxorubisin, vincristin dan 5 flourourasil yang bekerja dengan menghambat sel yang pertumbuhannya cepat. Obat ini memiliki kekurangan dimana tidak bersifat selektif, sehingga tidak hanya sel kanker saja yang dihambat tetapi sel normal yang pertumbuhannya cepat juga ikut terhambat seperti rambut dan kuku. Oleh karena itu perlu adanya suatu pengembangan obat kanker servik yang selektif, yang hanya menghambat pertumbuhan sel kanker sehingga tidak mengganggu sel normal. Potensi daun sirsak sebagai zat sitotoksik cukup tinggi. Daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan mampu menghambat percepatan pertumbuhan pada sel kanker. Pada daun sirsak mengandung acetogenin yang lebih tinggi dari pada bagian lain. Asetogenin mampu menghambat dan membunuh sel kanker secara selektif, yaitu hanya menghambat pertumbuhan sel kanker tanpa menghambat sel normal. Kandungan antioksidan dan acetogenin yang tinggi pada daun sirsak berpotensi untuk dikembangkan menjadi ekstrak sebagai zat sitotoksik terhadap sel kanker servik yang bekerja secara selektif. Uji aktivitas sitotoksik daun sirsak dilakukan dengan metode MTT. Daun sirsak diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Kultur sel kanker servik (sel HeLa) di ditransfer sebanyak 1x104 sel/sumuran dalam media kultur lengkap yang terdiri dari FBS sebagai nutrisi utama sel, penisilin-sterptomisin sebagai pencegah kontaminan. bakteri, amfoterizin-B sebagai pencegah kontaminan jamur dan RPMI 1640 sebagai media pembawa (volume masing-masing sumuran 100 μl) kedalam 96-well plate dan diinkubasi dalam inkubator CO25% semalam. Selanjutnya dilakukan pemberian sampel uji dengan seri kadar dan dibuat replikasi tiga kali (triplo), kemudian diinkubasikan kembali semalam. Pengujian hari ke tiga, penambahan reagen MTT, dan setelah 4 jam akan terbentuk kristal formazan pada sel yang masih hidup. Selanjutnya ditambahkan SDS stoper untuk menghentikan reaksi MTT. Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi menggunakan elisa reader pada panjang gelombang 595nm. Selanjutnya bersama dengan data kadar sampel yang digunakan dilanjutkan penentuan nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki potensi terhadap sel kanker servik dengan nilai IC 50 sebesar 337 µg/µL. Ekstrak daun sirsak dapat dikembangkan sebagai alternative terapi bagi pasien kanker serviks.
Tanaman buah yang berpotensi sebagai bahan obat adalah buah naga. Buah naga dapat mengobati berbagai macam penyakit diantaranya adalah penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker usus, perlindungan kesehatan mulut, pencegah pendarahan dan obat keluhan keputihan. Rancangan penelitian adalah the post test only design yang terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok uji dengan pemberian ekstrak gel buah naga dengan konsentrasi PVP 5%, 7,5% dan 10%. Masing-masing kelompok diuji stabilitas pada suhu 27oC dan 40oC di laboratorum STIKES Kendal. Hasil pengujian kemudaian dianalisa dengan menggunakan uji anova. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan dalam waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sediaan pada suhu 27oC dan 40oC. Uji fitokimia pada ekstrak buah naga menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin. Sediaan gel buah naga mengandung saponin dan flavonoid. Pada uji stabilitas dengan basis polivinil alkohol pada suhu 270C dan tidak stabil pada suhu 400C pada uji homogenitas, elastisitas, pH, dan tidak stabil pada organoleptis, uji daya sebar dan waktu kering. Sediaan gel buah naga pada suhu 270C dan 400C pada uji organoleptis, homogenitas, elastisitas, pH yang paling stabil pada konsentrasi 10% pada suhu 27oC. Kata kunci : gel ektrak buah naga, stabilitas penyimpanan STABILITY OF HYLOCEREUS POLYRHIZUS EXTRACT GEL FORMULATION ABSTRACT Fruit plants that have potential as medicinal ingredients are Hylocereus polyrhizus. H. polyrhizus can treat various diseases including balancing blood sugar levels, preventing colon cancer, protecting oral health, preventing bleeding and complaints of vaginal discharge.The study design was the post test only design which was divided into 3 groups. Test group by giving dragon fruit gel extract with PVP concentration of 5%, 7.5% and 10%. The results of the noise test were analyzed using anova test. The purpose of this study was to obtain the desired conditions in the shortest time possible by storing preparations at temperatures of 27oC and 40oC in Kendal STIKES laboratory. Phytochemical tests on dragon fruit extracts showed the presence of flavonoids, saponins. H. polyrhizus gel preparations contain saponins and flavonoids. In the stability test on the basis of polyvinyl alcohol at 270C and unstable at 400C on the homogeneity, elasticity, pH, and unstable test on organoleptic, spreadability test and dry time. H. polyrhizus gel preparations at 270C and 400C at the organoleptic test, homogeneity, elasticity, and pH are the most stable at a concentration of 10% at 27oC. Keywords: hylocereus polyrhizus gel, storage stability
The compounds contained in Moringa leaves are rich in phenolic acids, flavonoids, alkaloids, tannins, glucosinolates and isothiocyanates, all of which are antioxidants. Moringa leaves contain B2 which is useful for treating and maintaining skin moisture. Pineapple fruit contains vitamin C and vitamin A, the second vitamin is known to have antioxidant activity that can stop the reaction of forming free radicals. Moringa leaves and pineapple contain antioxidant compounds which are useful as skin moisturizers which are formulated in the form of a gel lotion. This study aims to determine the effect of using moringa leaf extract gel lotion and pineapple fruit on skin moisture. This study was initiated by formulating lotion preparations with the addition of concentrations of moringa leaf extract and pineapple fruit, namely concentrations of 3% (F1) 4% (F2) 5% (F3). Lotion gel was evaluated for physical stability by testing pH, viscosity, adhesion, spreadability, irritation test, specific gravity test and skin moisture test. This study uses an experimental method. The results showed that the formula concentrations of 3%, 4% and 5% all met the requirements of the physical stability test as a skin moisturizing lotion gel preparation. The higher the concentration of the extract, the wider the spreadability and viscosity value obtained, has no effect on adhesion and pH value. Lotion preparations of moringa leaf and pineapple fruit extracts with a concentration of 5% have a high ability as skin moisturizers. The results showed that the formula concentrations of 3%, 4% and 5% all met the requirements of the physical stability test as a skin moisturizing lotion gel preparation. The higher the concentration of the extract, the wider the spreadability and viscosity value obtained, has no effect on adhesion and pH value. Lotion preparations of moringa leaf and pineapple fruit extracts with a concentration of 5% have a high ability as skin moisturizers. The results showed that the formula concentrations of 3%, 4% and 5% all met the requirements of the physical stability test as a skin moisturizing lotion gel preparation. The higher the concentration of the extract, the wider the spreadability and viscosity value obtained, has no effect on adhesion and pH value. Lotion preparations of moringa leaf and pineapple fruit extracts with a concentration of 5% have a high ability as skin moisturizers.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.