The way in which adults learn is distinctive to how children learn, hence Andragogy differs from Pedagogy and so do the implications. Although several studies have attempted to discuss the andragogy and its principles, only few studies investigate its implementation and the practical guidance on how to employ each characteristic in the teaching and learning process. To fill this void, this paper reviews the concept of andragogy and highlights its six characteristics: self-concept, experiences, readiness to learn, motivation, need to know, and problem-centred learning. Employing a narrative review of 18 journal articles from reputable international journals, the study’s findings suggest that the six characteristics/principles of andragogy are applicable in designing teaching and learning materials, teaching activities, and assignments enacted by teachers. Future research is encouraged to delve into the practice of the six characteristics of andragogy in the teaching of English as a foreign language. The differences between adults and children learning and directions for further research in teaching English as a Foreign Language (EFL) is also discussed at the end of study.
Multimedia pembelajaran berbasis macromedia flash 8 merupakan multimedia pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa belajar dan dirancang secara menarik baik dari segi bentuk maupun isi sehingga pembelajaran tidak bersifat konvesional yang berdampak pada peningkatan hasil belajar mahasiswa, Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia pembelajaran yang layak untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Model pengembangan penelitian ini menggunakan Research and Development R&D. Metode R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilakan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner (angket), test dan studi Pustaka. Instumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar angket meliputi lembar angket validasi (ahli perangkat), lembar angket validasi (ahli materi) dan soal test. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis validitas perangkat, analisis kepraktisan perangkat, dan analisis efektifitas perangkat. dengan menggunakan statistik deskriptif meliputi analisis validitas perangkat, analisis kepraktisan perangkat, analisis keefektifan perangkat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh analisis validitas perangkat 72% validasi ahli materi 100%, validasi instrumen angket respon mahasiswa 85%. Analisis hasil data kemampuan meningkatkan hasil belajar ini dilakukan terhadap 4 responden yaitu analisis pre test (kemampuan awal) 63, 75 dan analisis post test (kemampuan akhir) 81, 25 dengan demikian produk yang dikembangkan layak untuk digunakan. Secara umum dapat disimpulkan multimedia pembelajaran berbasis macromedia flash 8 layak digunakan.
This study aims to determine: (1) the implementation of the 2013 curriculum in the assessment of English learning conducted by teachers; (2) the implementation of the 2013 curriculum English learning assessment in terms of national examination results; (3) the implementation of the 2013 curriculum English learning assessment in terms of teacher stratum. This research is a survey research using a quantitative approach and supported by a qualitative approach. This research was conducted in 16 state high schools in Sleman Regency. The samples in this study were 34 English teachers, all of them had taught based on the 2013 curriculum. Data collection in this study used questionnaires, observations, document analysis and interviews. The data analysis technique used is quantitative and qualitative descriptive techniques. The results of this study indicate that: (1) the implementation of the 2013 curriculum in learning assessment gets an average score of 3.5 (very good). Learning assessment is carried out based on education assessment standards in the 2013 curriculum. (2) implementation of learning assessments that are in accordance with the 2013 curriculum in schools that have low, medium, and high national examination scores is included in the excellent category with an average percentage of 87.45%; (3) the implementation of learning assessment that is in accordance with the 2013 curriculum in terms of the stratum of teachers, that non-civil servant teachers implement higher learning assessment than civil servant teachers.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah seorang guru hendaknya pandai memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pada umumnya guru jarang mengunakan model pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran karena kurangnya pemahaman guru tentang model-model pembelajaran yang dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Sebenarnya ada banyak model pembelajaran yang bisa dipakai oleh setiap guru dalam proses pembelajaran yang model pembelajara ini juga mudah diterapkan yaitu disesuaikan dengan bahan ajar dan materi yang akan disampaikan oleh guru tersebut. Dengan mengunakan model-model pembelajaran yang sesuai ini siswa dapat termotivasi dalam belajar untuk meningkatkan prestasinya. Dengan penelitian ini rumusan masalahnya apakah motivasi guru untuk menerapan model-model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru pada SD Negeri Cilamajang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa menggunakan model-model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi mengajar guru dan belajar siswa. Ini terbukti pada siklus pertama semua guru (sembilan orang) mencantumkan penilaian hasil belajar dalam RPP penerapan model-model pembelajarannya meskipun sub-sub komponennya (teknik, bentuk instrumen, soal), pedoman penskoran, dan kunci jawabannya kurang lengkap. Jika dipersentasekan, 56%. orang guru masing-masing mendapat skor 1 dan 3 (kurang baik dan baik), tiga orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus ke kesembilan guru tersebut mencantumkan penilaian hasil belajar dalam RPP penerapan model-model pembelajarannya meskipun ada guru yang masih keliru dalam menentukan teknik dan bentuk penilaiannya. Tujuh orang mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 78%, terjadi peningkatan 22% dari siklus I.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.