One of the methods used to reduce the weight of a construction is by reducing the weight of the walls of the building. In such a case, a wall made of red brick has a volume weight of 1,500–2,000 kg/m3, and concrete masonry bricks made of CLC have a volume weight of 400–1,800 kg/m3. So, in comparison, concrete masonry bricks have a volume weight that is ≤ 50% of that of red brick. In the manufacturing of concrete masonry bricks, one variant is CLC (Cellular Lightweight Concrete), produced using a mixture of cement, sand, chemical admixture and water, with the filler material in the form of air generated as microscale soap bubbles (microbubbles), also known as foam agent. In the manufacturing of concrete masonry bricks, the cement as a binder material clearly affects the physical and mechanical properties of the bricks produced. This research is conducted to investigate the effect of the amount or composition of the cement used on the physical and mechanical properties of concrete masonry bricks. The composition is varied among 200, 250, 300, 350 and 400 kg/m3 of cement usage.
Roads play an important role as a connection between locations and can facilitate the efficient mobility of people's economic activities. Five tests are involved in evaluating of the porous concrete, such as the slump test, compressive strength test, permeability test, flexure test, and load capacity test (loading test). Meanwhile, there are three types of soil: peat, clay, and hard. The compressive strength test measured an average compressive strength between 24.17-27.36 MPa. According to the permeability test, the average speed of water infiltration on the porous concrete rigid pavement was 20 seconds on clay soil and 55.344 seconds on peat soil, with large areas drained on porous concrete rigid pavement of 346.185 cm2 with 5 litres of water used, whereas it was 6.554 seconds with a flow area of 288.75 cm2 and 2 litres of water used on hard soil. The Loading Test was conducted with a 10-ton. The maximum difference in deflection was 1-2 cm. In addition, there were no cracks in the porous concrete rigid pavement with a porous concrete rigid pavement thickness of 15 cm in three different soil conditions. A track with porous concrete rigid pavement on clay, hard soil, or peat soil can accommodate a maximum payload of 10 tons.
Dengan semakin berkembangnya pembangunan-pembangunan di Indonesia membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan merupakan suatu masalah yang harus diperhatikan. Beton berpori yang menjadi salah satu solusi dalam konstruksi perkerasan, turap beton, dinding penahan tanah merupakan produk yang dapat dikatakan berhasil dalam memenuhi harapan sebagai konstruksi yang ramah lingkungan. Untuk perkerasan jalan maka beton berpori harus mempunyai kekuatan ≥ 30 MPa. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mix design dari beton berpori dengan menggunakan metode ACI 522R-10 Report on Pervious Concrete dengan kuat tekan rencana awal 25 MPa. Adapun caranya adalah dengan variasi aggregate kasar dan ditambah selicafume sebesar 15% darri berat beton. Variasi ini dibagi menjadi 6 untuk menemukan campuran yang bisa melebihi kuat tekan 30 MPa dan permabilitasnya masih memenuhi syarat untuk beton berpori. Pengujian benda uji meliputi uji berat volume, kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitias beton, porositas, absorbsi, dan permeabilitas. Dari penelitian, didapat hasil berat volume beton berpori 1.974,14 kg/m3 sampai dengan 2.187,83 kg.m3 dimana beton berpori termasuk beton ringan. Nilai kuat tekan rata-rata beton berpori adalah 20,089 – 46,978 Mpa. Nilai kuat tarik belah beton berpori 8,968-19,127 Mpa. Nilai rata-rata Nilai rata-rata porositas antara 8,307 – 13,097 %. Nilai rata-rata absorpsi antara 3,452 – 5,444%. Nilai rata-rata permeabilitas antara 0,003-0,49 cm3/det. Dari penelitian ini dapat disimpulkan kuat tekan untuk prekerasan jalan sebesar 30 MPa. Dimana kuat tekan yang dihasilkan diatas 30 MPa adalah Variasi A1 (menggunakan batu 0,5/0,5 cm dan 1/1 cm) dan Variasi B0 (Menggunakan batu 0,5/0,5 cm).
Paper ini menyajikan hasil penelitian secara eksperimental mengenai pemanfaatan limbah pembakaran batubara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya berupa fly ash. Material ini digunakan sebagai bahan dasar pembuatan beton Geopolimer. Pengaruh molaritas larutan alkali activator terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan dipelajari dalam riset ini. Penggunaan larutan sodium silikat dan sodium hidroksida dipilih sebagai larutan aktivatornya. Molaritas larutan sodium hidroksida yang digunakan adalah 10 M, 12 M dan 14 M. Benda uji dibuat berupa silinder beton berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm sebanyak 3 buah setiap variabel sehingga total benda uji adalah 27 buah. Perawatan benda uji dilakukan pada suhu ruang dengan ditutup plastik untuk menghindari penguapan pada benda uji. Pembahasan di fokuskan pada koefisien kuat tekan beton geopolimer umur 7 dan 14 hari terhadap umur 28 hari. Dari hasil analisa diketahui koefisien kuat tekan beton geopolimer diperoleh berturut-turut 65.5 %, 84.8%, dan 100% untuk Beton NaOH 10 M. Kemudian beton dengan konsentrasi larutan sodium hidroksida (NaOH) 12 M berturut-turut 49.8 %, 80.4%, dan 100%. Selanjutnya capaian kuat tekan beton dengan konsentrasi NaOH 14 M pada umur 7, 14, dan 28 hari terhadap kuat tekan umur 28 hari berturut-turut adalah 59.6 %, 88.5%, dan 100%.
AbstrakPrioritas dalam penanganan infrastruktur dipilih sebagai upaya strategi terbatasnya dana yang ada. Studi ini bertujuan untuk menentukan skala prioritas penanganan aksesibilitas infrastruktur di Desa Kumba Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang. Studi ini membutuhkan data-data aksesibilitas dan kondisi infrastruktur dasar yang diperoleh dari instansi terkait, observasi lapangan dan interview. Studi ini menggunakan metode IRAP (Integrated Rural Accessibility Planning). Tingkat aksesibilitas menggunakan beberapa indikator aksesibilitas tiap infastruktur. Hasil penelitian menghasilkan bahwa tingkat kesulitan aksesibilitas terbesar di Dusun Saparan dan Dusun Sindang Kasih adalah akses terhadap sektor pasar dengan nilai aksesibilitas masing-masing 15,422 dan 15,000. Intervensi utama yang dilakukan untuk perbaikan aksesibilitas terhadap sektor pasar adalah fasilitas dari sektor ini yaitu dengan membangun pasar atau tempat penampungan hasil di kedua dusun, dan intervensi kedua adalah penanganan prasarana transportasi berupa perbaikan jaringan jalan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.