<p class="Default">A teacher's ability to adapt to technology is tested when there is a significant change from face-to-face to distance learning. The most important thing is the teacher's effort to direct the attitudes and skills of students during online learning. The Technology, Pedagogy, Content Knowledge (TPACK) approach can be a solution to provide opportunities for educators to synergize anti-corruption education in learning practices. In this activity, anti-corruption education in sociology subjects was carried out using the TPACK framework approach. The service's target is the lecturers of sociology subjects in Surakarta. The method of implementing this service consists of several activities, including focus group discussion (FGD) offline to observe community needs. Then proceed with an online meeting through a zoom meeting to deliver general anti-corruption education materials and training asynchronously through the google classroom platform for 32 lessons for the benefit of training in anti-corruption education content analysis and anti-corruption learning model innovation. The preparation of anti-corruption education-based learning videos is carried out. The results of the activities were an increase in the ability of teachers to design anti-corruption learning innovations in sociology subjects and an increase in the ability of teachers to compile sociology learning videos by strengthening content knowledge of anti-corruption education insertions.</p>

Research aim: This study aims to measure the extent and the determinants of voluntary graphics disclosure in Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) or Local Government Financial Statements in Indonesia. Design/ Methodology/ Approach: This study used 197 audited LKPD in Indonesia, comprising 155 regency governments and 32 district governments. The financial statements of these 197 local governments were examined to measure the extent of voluntary graphics disclosure and investigate the potential determinants of voluntary graphics disclosure. This study used multiple regression analysis to examine the determinants (performance, level of dependency, location, education background, and competency) of voluntary graphics disclosures. Research findings: The results indicate a low extent of voluntary graphics disclosure in the LKPD in Indonesia. The average voluntary graphics disclosure rate is 44.88%, demonstrating a lack of usage of voluntary graphics disclosure. The results also indicate that only performance has an insignificant effect on the extent of voluntary graphics disclosure. Practitioner/ Policy implication: The findings regarding voluntary graphics disclosure in LKPD should be of concern to regulatory authorities and standard setters in Indonesia. Research limitation: This study focuses on measuring the extent and the determinants of voluntary graphics disclosure practices among 197 local governments in Indonesia. Hence, the sample of this study is limited to the local governments employing graphics in providing information in their financial statements for the year 2015.

Mentally and financially independence are essential matters that should be learned early. Among them are for children who do not have guardians or parents. Solutions designed to encourage independence, by teaching additional skills and instilling an entrepreneurial mentality in children or Kidspreneurs. The team chose to train sewing skills using the quilting technique because it is basic and easy, and the raw materials are inexpensive and readily available. The program focused on making prayer mats considering the simple shape and the uneven age and sewing skills of the children. In addition to providing entrepreneurial mental strengthening and sewing training on quilting techniques, the team also provided assistance with sewing machines, patchwork and sewing tools. The results of the training show the enthusiasm of the children and their desire to become entrepreneurs. From this training, the children of Aisyiyah Karanganyar orphanage members will be able to be independent and even contribute to similar empowerment in their surroundings.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi peran Inspektorat Kabupaten Karanganyar selaku APIP dalam melaksanakan fungsinya sebagai quality assurance dan konsultan terkait pengelolaan aset tetap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan; dan 2) menganalisis penyebab belum optimalnya peran Inspektorat Kabupaten Karanganyar dan kendala yang dihadapi dalam melakukan pengawasan internal terkait pengelolaan aset tetap.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Karanganyar. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa pelaksanaan pengawasan atas pengelolaan aset tetap yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Karanganyar belum dilakukan secara maksimal. Pemeriksaan atas pengelolaan aset tetap belum dilakukan secara menyeluruh. Program Kerja Pemeriksaan (PKP) juga belum disusun secara terperinci dan mencakup keseluruhan tahapan kegiatan dalam pengelolaan aset tetap. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Karanganyar lebih menekankan pada pemeriksaan reguler dibandingkan dengan bentuk kegiatan pengawasan yang sifatnya pembinaan dan early warning system. Selain itu, jumlah dan kompetensi SDM serta durasi pemeriksaan juga dinilai masih kurang.

Program Kemitraan Masyarakat ini bermitra dengan Raffa Apparel Custom Jersey Printing yang belokasi di Jl, Kapten Mulyadi 17, Cangakan, Karanganyar. Usaha ini hadir sejak tahun 2016, sudah banyak tim atau klub bola, kostum gowes, kostum basket, kostum bola volly, motocross, dan pakaian olah raga untuk pegawai instansi perkantoran.  Tujuan kegiatan adalah untuk mengatasi permasalahan mitra di bidang kapasitas sumber daya manusia, pengelolaan usaha dan pemasaran produk, desain inovatif, tata letak ruang produksi, serta kelengkapan peralatan yang mendukung terlaksananya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kaos jersey. Setelah mengatasi permasalahan tersebut, mitra akan lebih mampu survival dalam usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan usaha dapat lebih berkembang di kemudian hari. Metode kegiatan berupa: peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal tata kelola, administrasi keuangan berbasis website, promosi dan pemasaran online bagi karyawan yang sesuai bidang tugasnya melalui ceramah, diskusi, dan pendampingan pada saat para karyawan tidak bekerja, agar tidak mengganggu produktivitas kerja.  Pendampingan pembuatan desain inovatif bagi karyawan bagian gambar desain, penambahan peralatan berupa dua mesin jahit merk Juki untuk mengantisipasi proses jahit dalam jumlah yang lebih banyak, penyempurnaan tata letak ruang produksi dengan pendampingan dan melibatkan peran serta mitra. Hasil kegiatan sementara ini berupa: a) sosialisasi dan pendampingan untuk mengembangan perluasan pemasaran produk mitra., b) Satu orang diberi pendampingan pendampingan pembuatan desain dengan sumber ide kekhasan setempat berupa candi Sukuh dan telah menghasilkan minimal enam desain terpilih, c) Penambahan dua peralatan berupa mesin obras dan mesin jahit merek Typical dan mesin jahit untuk usaha konveksi kaos merek Mitsubishi, d) Penataan ruang bagian produksi lebih tertata, proses produksi lebih lancar, efektif, efisien, memberikan dampak keselamatan dan kenyamanan bagi para pekerja. Luaran wajib draf jurnal pengabdian kepada masyarakat, video yang diunggah ke youtube, dan publikasi ke media masa Solopos