Keselamatan dan keamanan berkendara di jalan menjadi unsur utama dalam pelayanan jasa transportasi. Penyedia pelayanan jasa transportasi berkewajiban memastikan bahwa kendaraan yang dioperasikan memenuhi syarat teknis dan laik jalan kendaraan bermotor yang ditentukan oleh pemerintah. Salah satu syarat teknis dan laik jalan adalah terpenuhinya sistem rem yang berfungsi dan memenuhi ambang batas. Pengujian untuk memenuhi ambang batas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu Static Brake Test dan Road Brake Test. Kedua metode yang berbeda akankah menghasilkan keluaran yang sama. Hasil komparasi kedua pengujian menunjukkan adanya perbedaan keluaran yang diperoleh dan hal ini dapat menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap pemenuhan syarat teknis dan laik jalan kendaraan.
Safety Management of Public Transport Company (SMK-PAU) has become mandatory for all transportation service providers. SMK-PAU has ten elements of management systems. This present study aims to illustrate how the ten elements are employed. Analytic Hierarchy Process (AHP) was used to determine which of the ten elements is a priority in the Safety Management of Transportation Company in accordance with Transportation Ministerial Regulation No 85 of 2018 concerning the Safety Management of Public Transport Company based on the respondent group. The respondents were academics, regulators, and operators of public transport. The finding revealed that the precedence element was the element of hazard and risk management as well as the enhancement of competency and training.
Kajian yang dilakukan karena meningkatnya penggunaan dan produksi dari ban vulkanisir seiringdiperbolehkannya atau dicabutnya larangan penggunaan ban vulkanisir baik untik kendaraanpenumpang maupun kendaraan komersial atau niaga. Kajian ini dilakukan terhadap banvulkanisir pada kendaraan komersial yaitu truk. Pengujian dilakukan dengan metode roadtestguna mengetahui laju keausan tread dari ban vulkanisir. Ban vulkanisir diukur nilaikeekonomisannya dengan tetap memperhatikan ambang batas ketentuan ban. Pemenuhanketentuan ambang batas ban guna mewujudkan kendaraan yang berkeselamatan. Hasilpengujian menunjukkan adanya perbedaan laju keausan dari masing-masing ban vulkanisir.Penentuan ban vulkanisir yang digunakan pada kendaraanakanmempengaruhi biaya operasionalkendaraan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelahan pengemudi BRT TransSemarang dan Trans Jateng. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif denganmetode penelitian survei. Responden pada penelitian ini adalah pengemudi BRT TransSemarang dan Trans Jateng. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: kuisionerIFRC dan observasi. Kuisioner digunakan sebagai sumber data utama, sedangkanobservasi digunakan sebagai data pendukung. Teknik analisis data yang digunakan adalahmenggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelelahanpengemudi BRT Trans Semarang dan Trans Jateng adalah: (1) tidak lelah dengan jumlah 0;(2) kelelahan ringan dengan jumlah 84; (3) kelelahan sedang dengan jumlah 2; dan (4)kelalahan berat dengan jumlah 0.
Kualitas pelek dapat diukur dari kemampuan pelek menerima beban. Salah satu caramengetahui kualitas pelek dengan corneringfatiguetest dan memenuhi kinerja umurfatik pelek menurut SAE 1992. Penelitian ini bertujuan membuat prosedur untukmenentukan umur dari pelek dari jenis bolt-togetherdividedwheeldenganmenggunakan metode elemen hingga. Prosedur pertama menghitung nilaiload test berdasarkan kendaraan dan ukuran pelek. Kedua membuat pemodelancornering test dengan modul static analysis untuk menentukan daerah kritis. Ketigabesar tegangan kritis digunakan untuk menghitung umur fatik pelek. Perhitunganumur fatik menggunakan metode stressbased. Perhitungan ini dapat dgunakan untukmemperkirakan umur pakai sehingga kapan pelek kendaraan harus diganti dapatditentukan guna mencegah terjadinya kecelakaan serta meningkatkan keselamatandalam berkendara.Perhitungan load test mendapatkan besar pembebanan 17073 N. Hasil simulasimodul staticanalysis untuk model I tegangan kritis sebesar 243.89 MPa dan 232.68MPa. Besar tegangan kritis untuk model II sebesar 240.41 MPa. Tegangan kritis padakedua model terjadi pada daerah sekitar lubang ventilasi. Keberadaan lubangventilasi menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan. Tegangan radial dantegangan multiaksial digunakan untuk menghitung umur fatik pelek pada daerahkritis. Hasil perhitungan umur fatik berdasarkan tegangan radial dengan metodestressbased diperoleh untuk model I sebesar 12160 siklus, model II sebesar 8711siklus. Hasil perhitungan umur fatik berdasarkan tegangan multiaksial denganmetode stressbased diperoleh untuk model I sebesar 6425 siklus, model II sebesar6964 siklus.Adanya perubahan geometri pada disc seperti lubang dan fillet mempengaruhikonsentrasi tegangan dan kurva S-N yang pada akhirnya mempengaruhi usia pakaipelek.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.