Kajian pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan lebih mendalam tentang teori belajar behavioristik dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar berdasarkan kurikulum 2013. Teori behavioristik menjadi salah satu landasan teori belajar yang digunakan dalam merancang perangkat pembelajaran. Siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan teori behavioristik sama halnya dengan membentuk pola pikir siswa melalui pemberian stimulus respon. Sesuai karakteristik siswa sekolah dasar yang membutuhkan stimulus untuk memahami konsep-konsep materi matematika. Berdasarkan kurikulum 2013 yang memiliki tujuan bahwa pembelajaran harus bermakna bagi siswa, yaitu siswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Maka, guru diharapkan mampu memahami pengetahuan awal, serta sikap dan keterampilan siswa untuk menentukan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Lalu, merancang evaluasi formatif yang berguna sebagai umpan balik dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan serta memberikan motivasi dan semangat baru kepada peserta didik dalam rangka mewujudkan perubahan perilaku yang diinginkan.
The role of students' attitudes (disposition) towards mathematics is an important element in solving mathematical problems and must be maximized properly. Disposition has the following indicators: self-confident, flexibility, persistent, curiosity, reflecting, apply it. This study aims to describe the elementary students' mathematical disposition profile towards problem solving abilities. The research method uses qualitative-descriptive. Data were collected through questionnaires, observations, and interviews then analyzed by triangulation technique. The results show that there is a significant relationship between elementary school students' mathematical dispositions to problem solving abilities. Students who meet the "excellent" category of mathematical disposition indicators (mathematical disposition indicators score > 85%) have good problem solving skills. Furthermore, students who are categorized as "less" (mathematical disposition indicators score < 60%) have problem solving abilities that need treatment. Each indicator description is described in this article.
Problem solving menjadi fokus penting dalam pembelajaran matematika. Dalam banyak kasus, para siswa seringkali merasa bahwa suatu pendekatan aljabar merupakan satu-satunya pendekatan yang akan bekerja. Hal ini sangatlah beralasan kiranya karena dalam proses pembelajaran matematika selama ini siswa hanya diajarkan dengan pendekatan tersebut untuk menyelesaikan suatu soal cerita dan sejenisnya. Bahkan ada sejumlah guru yang mengajar matematika di SD melompati materi yang akan diajarkan ketika dalam proses pembelajaran berjumpa dengan soal-soal problem solving. Banyak buku teks matematika sekolah dasar juga cenderung menekankan peran soal cerita tradisional untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan problem solving. Dari masalah tersebut kiranya dapat dipahami bahwa merancang suatu bahan ajar yang didalamnya memuat soal-soal untuk membangun kemampuan problem solving berbasis open ended dan mengembangkan kemampuan penalaran mahasiswa PGSD Universitas Almuslim merupakan sesuatu hal yang sangat urgen. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa PGSD sebagai calon guru SD mempunyai bekal yang memadai mengenai pemahaman problem solving ketika akan mengajar di SD. Penelitian ini ingin menghasilkan bahan ajar problem solving dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran mahasiswa PGSD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Adapun hasil yang diperoleh sejauh ini pada tahun pertama adalah telah dilaksanakan 5 (lima) langkah dari 6 (enam) langkah yang direncanakan yakni; 1) mengumpulkan informasi mengenai proses pembelajaran matematika dalam aspek pemecahan masalah yang sudah dilakukan guru di SD dan di perkuliahan, 2) desain bahan ajar problem solving berbasis open ended, 3) validasi desain bertujuan untuk menilai rancangan bahan ajar dengan menghadirkan 2 ahli (ahli materi dan ahli media) untuk mengetahui kelemahan dari bahan ajar yang di rancang, 4) perbaikan desain hasil validasi, 5) uji coba bahan ajar problem solving berbasis open ended, baik uji coba secara terbatas maupun secara luas, dan 6) revisi bahan ajar berdasarkan uji coba secara terbatas dan luas (masih sedang dilaksanakan).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.