Dari masa ke masa dakwah mengalami perkembangan yang signifikan, terutama dakwah di media sosial yang dimanfaatkan oleh para Ustaz/Ustazah di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari jutawan follower yang mengikuti dan merespon setiap caption yang diunggah. Follower tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga tersebar di seluruh penjuru dunia. Salah satu Ustaz yang terkenal di Indonesia yang memiliki jutaan follower dalam media sosial yaitu Ustaz Yusuf Mansur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun data dalam penelitian ini, penulis ambil pada akun Facebook ‘Yusuf Mansur (Official)’ yaitu kiriman yang diunggah pada Bulan Desember 2017 sebanyak 18 caption atau unggahan. Penulis mengkaji bahasa persuasi yang digunakan dalam unggahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ustaz Yusuf Mansur menggunakan bahasa persuasi dalam setiap unggahannya. Ia mengajak para komunitasnya untuk melakukan kebaikan-kebaikan seperti yang diperintahkan Allah dan Rasul. Bahasa persuasi yang digunakan tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa daerah, sehingga terkesan santai dan sederhana, dan mudah dipahami. Bahasa persuasi yang digunakan bertujuan untuk mengajak, membujuk, menghimbau, menyarankan, menasihati, menawarkan, mempromosikan, menyindir, megingatkan, menginformasikan, dan meyakinkan para komunitasnya. Bahasa persuasi dakwah Ustaz Yusuf Mansur dapat mengubah cara berpikir, dapat memberikan manfaat, dapat menyejukkan hati, dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan, dapat mengajak kepada kebaikan, dan memberikan perubahan bagi komunitasnya.
Diambilnya permasalahan ini berdasarkan pertimbangan bahwa saat ini sangat dibutuhkan seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik sehingga dapat mengimplementasikan kompetensi yang dimiliki di sekolah dengan baik. Dari apa yang dilakukan guru-guru di SD Negeri 2 Fajar Indah menggambarkan bahwa implementasi dari kompetensi pedagogik guru berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kompetensi pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran di SD Negeri 2 Fajar Indah Kabupaten Bangka Selatan telah terlaksana dengan cukup baik. Hal ini berdasarkan adanya indikator kompetensi pedagogik guru yang belum dilaksanakan dengan baik oleh beberapa guru di kelas: pertama kurangnya pemahaman guru dalam pengaturan kelas berdasarkan karakteristik peserta didik, kedua kurangnya pemahaman guru pada indikator pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, ketiga guru menyusun silabus sesuai dengan tujuan kurikulum, keempat guru belum melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dan kurang memanfaatkan alat bantu mengajar, kelima guru menanggapi setiap pertanyaan dari peserta didik dengan tepat dan efektif. Keenam, penilaian yang sudah disusun serta dilaksanakan oleh setiap guru. Ketujuh, terbatasnya jenis ekstrakurikuler di sekolah. Faktor pendukung implementasi kompetensi pedagogik diantaranya pengalaman guru, disiplin, pengembangan kompetensi guru
Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara anak yang normal dengan anak berkebutuhan khusus memiliki perbedaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ragam media pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan guru di sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB) negeri se-Pulau Bangka serta kendala yang dihadapi para guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui tahapan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini, yaitu data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan karakteristik ketunaan siswa berkebutuhan khusus, yaitu terdiri dari media pembelajaran audio, visual, maupun audio visual. Kendala dalam proses belajar mengajar di SLB Negeri Sungailiat, Pangkalpinang, dan Koba adalah keterbatasan sarana dan prasarana seperti ruang kelas/pembelajaran, ruang orientasi dan mobilitas, ruang bina wicara, ruang bina persepsi bunyi dan irama, keterbatasan guru, dan keterbatasan media pembelajaran. Using media in Indonesian language learning between normal children and children with special needs has differences. The purpose of this research is to see the variety of Indonesian language learning media used by teachers in The Extraordinary Junior High School (SMPLB) in Bangka Island as well as the obstacles faced by teachers in the indonesian language learning process. This research used descriptive qualitative approach. Data collection techniques were got through the stages of observation, interviews, and documentation. There was data analysis in this research, namely data collection, data reduction and display, conclusion and verification. From the results of the study, it can be concluded that the learning media used by teachers in Indonesian subjects are based on the disability characteristics of students with special needs; namely consisting of audio, visual, and audio-visual learning media. Constraints in the teaching and learning process at SLB Negeri Sungailiat, Pangkalpinang, and Koba are the limited facilities and infrastructure such as class / learning rooms, orientation and mobility rooms, speech building rooms, sound and rhythm perception building rooms, teacher limitations, and limited learning media.
Tulisan ini menggambarkan penerapan prinsip kerja sama maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan, dan maksim cara dalam percakapan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli di Pasar Kite. Lokasi ini dipilih karena merupakan pasar tradisional terbesar di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pragmatik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa percakapan antara penjual dan pembeli di Pasar Kite tidak selamanya mematuhi prinsip kerja sama, baik itu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan, maupun maksim cara. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam percakapan baik yang dilakukan oleh penjual maupun pembeli disebabkan oleh maksud-maksud tertentu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.