Efektivitas Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Di Desa Pulokalapa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang
Cellica Nurrachadiana adalah Bupati perempuan pertama di Karawang yang terpilih untuk periode 2016-2020. Kepentingan-kepentingan strategis gender (perempuan) muncul dan berkembang karena relasi perempuan dan laki-laki yang timpang, dimana perempuan berada pada posisi tersubordinasi. Memenuhi kepentingan-kepentingan strategis (perempuan) adalah upaya jangka panjang dan berkaitan dengan upaya memperbaiki posisi sosial perempuan. Fokus dalam tulisan ini adalah bagaimana program Bupati Karawang dalam memenuhi kebutuhan dan mengoptimalkan peran perempuan dalam konteks dan tujuan tertentu serta kebijakan strategis apa yang dibuat oleh pemerintah dalam mengatasi dan menciptakan tatanan dan struktur yang lebih berkeadilan gender antara laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian Kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana Kinerja Bupati Cellica Nurrachadiana Dalam Program Kepentingan Praktis Gender di Kabupaten Karawang. Penulis menggunakan konsep Maxine Molyneux (Dewi,2017) tentang kepentingan praktis gender (practical gender interest) dan kepentingan strategis gender (strategical gender interest) dalam menganalisis kinerja Bupati Karawang dalam program kepentingan berbasis gender di Kabupaten Karawang. Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa program pemberdayaan perempuan diantaranya P2WKSS, PRIMA, PEKKA, MOTEKAR,”Sekoper Cinta” dan bebrapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Bupati Cellica dalam mengoptimalkan peran perempuan khususnya sebagai ibu rumah tangga.Kata Kunci: Cellica Nurrachadiana, Kepentingan Praktis Gender, dan Kepentingan Strategis Gender
Sustainable Food Agricultural Land Protection is a system and process in planning, developing, utilizing, controlling, and monitoring agricultural land that is determined to be consistently protected in order to produce staple food for national food security. Currently, food agriculture land in Karawang Regency is increasingly under threat along with the rapid development of the industrial sector in the area and threats from the surrounding area. Not only because of the conversion into industrial land, but the existence of factories around it also threatens soil fertility and water quality due to the factory waste itself. The focus in this paper is how the Karawang Regency Government carries out Collaborative Governance in protecting sustainable food agricultural land. In this study, the authors used a qualitative method with a phenomenological approach. The purpose of this research is to explain how to study and analyze the implementation of policies on the protection of sustainable agricultural land with one of the stages of collaborative governance from Ansell and Gash, namely share understanding. The results showed that the Government of Karawang Regency has succeeded in conducting share understanding in collaborative governance well because it has the same goal, namely to create national food security. Openness and interdependence with each other fosters a sense of understanding. However, the community's understanding regarding PLP2B is felt to be lacking because they have not received good socialization from the Karawang Regency Government.
Kualitas pelayanan merupakan salah satu ukuran untuk menilai pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanah UUD 1945. Puskesmas Desa Pinayungan merupakan unit pelaksana tingkat pertama dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya yakni tingkat kecamatan dan kelurahan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat sejauh mana kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Desa Pinayungan dengan melihat dari 4 (empat) fungsi manajemen yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas Desa Pinayungan sudah cukup baik. Hal ini didukung oleh sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas Desa Pinayungan, sehingga dapat meningkatkan kinerja serta kualitas pelayanan yang diberikan. Kata Kunci: Pelayanan kesehatan; kesehatan masyarakat; puskesmas desa pinayungan Analysis of public health center services (puskesmas)
When discussing Green Open Space (RTH), of course its existence is something that is underestimated by most people even by the district/city government. This is because the mindset of the community and the government that considers the development of Green Open Spaces is not too important is carried out because of the lack of feedback provided by Green Open Spaces to the community and government so that the land of a Regency / City area is overcrowded by other infrastructure developments plus other with the increase in population, resulting in the need for new Green Open Spaces in their minds. The research method used is a qualitative approach with data collection techniques through literature or literature studies.This was only realized because of the community's need for a place to release the fatigue that afflicts due to the many demands from work, the worsening of air quality in a Regency/City area as a result of the rise of industry and motorized vehicles which make the air increasingly polluted by air pollution, and also the lack of land for accommodate water when it rains which makes many areas flooded when it rains because of the lack of water catchment areas. Keywords: Development Planning; Green Open Space; Regulation AbstrakBila membahas Ruang Terbuka Hijau (RTH) tentunya keberadaannya bagaikan sesuatu yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang bahkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Hal ini dikarenakan pola pikir dari masyarakat dan pemernitah yang menganggap pembangunan Ruang Terbuka Hijau tidaklah terlalu penting itu dillakukan karena kurangnya input balik yang diberikan oleh Ruang Terbuka Hijau kepada masyarakat maupun pemerintahan sehingga membuat lahan dari suatu wilayah Kabupaten/Kota penuh sesak oleh pembangunan infrastruktur lainnya ditambah pula dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau baru terpikirkan oleh mereka.Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur atau kepustakaan. Hal ini baru disadari karena kebutuhan masyarakat akan tempat untuk melepas kepenatan yang menimpa karena banyaknya tunututan dari pekerjaan, bertambah buruknya kualitas udara disuatu wilayah Kabupaten/Kota imbas dari maraknya industri dan kendaraan bermotor yang membuat udara semakin tercemar oleh polusi udara, dan juga kurangnya lahan untuk menampung air ketika hujan yang membuat banyak wilayah yang terendam banjir ketika hujan karena kurangnya wilayah resapan air. Kata Kunci: Perencanaan Pembangunan; Ruang Terbuka Hijau; Regulasi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.