Selain masalah fisiologis, pasien HIV-AIDS juga memiliki masalah psikologis seperti stigma yang akan meningkatkan beban pasien HIV-AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan diskriminasi terhadap pasien HIV-AIDS di kalangan masyarakat di Kecamatan Dewantara. Penelitian observasional analitik ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang berusia di atas 18 tahun di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Total, 112 peserta direkrut sebagai sampel menggunakan proporsional sampling. Seperangkat kuesioner dikerahkan untuk mengumpulkan data. Chi Square digunakan untuk menganalisis data menggunakan Stata 12.0 Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan, kepercayaan, komunikasi di antara masyarakat, moralitas, pendidikan dan pekerjaan secara signifikan terkait dengan diskriminasi pasien HIV-AIDS (p = 0,023, p = 0,019, p = 0,0001 , p = 0,0001, p = 0,013, p = 0,007, masing-masing). Komunikasi di antara masyarakat dan moralitas adalah faktor paling signifikan yang terkait dengan diskriminasi pasien HIV-AIDS di Kecamatan Dewantara 2018. Informasi mengenai HIV-AIDS harus langsung disebarluaskan kepada masyarakat oleh Institusi Kesehatan Aceh Utara dan media promosi kesehatan seperti karena terkait dengan film HIV-AIDS harus dikembangkan, sehingga masyarakat dapat lebih baik tentang pasien HIV-AIDS.
Banyak hoaks yang beredar di masyarakat tentang Covid-19 membentuk persepsi yang salah sehingga menyebabkan rendahnya penerimaan masyarakat terhadap vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Kota Banda Aceh. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan pengumpulan data secara online menggunakan Google form dengan responden berusia ≥18 tahun yang berdomisili di Kota Banda Aceh. Analisis data dengan uji Chi square dengan 95% confident interval. Hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang berpartisipasi sebanyak 258 orang dengan status belum divaksin sebanyak 14,34%. Distribusi skor persepsi manfaat pada responden yang vaksin lebih baik dibandingkan dengan responden yang tidak vaksin. Persepsi masyarakat yang rendah terhadap manfaat vaksin berhubungan secara signifikan terhadap penolakan vaksin (p value ≤ 0,05). Risiko untuk tidak vaksin pada responden yang berpersepsi: vaksin tidak melindungi infeksi Covid-19 (PR = 3,51, 95% CI = 1,74-7,06); vaksin tidak mengurangi keparahan akibat Covid-19 (PR = 6,57, 95% CI = 3,00-14,36); dan program vaksin bukan untuk membentuk herd immunity (PR = 6,71, 95% CI = 2,30). Berdasarkan dorongan untuk vaksin yaitu informasi yang tidak memadai (PR = 7,96, 95% CI = 2,93-21,63); dan vaksin belum dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) (PR = 4,77, 95% CI = 2,01-11,31) berhubungan dengan status tidak vaksin responden. Persepsi masyarakat akan manfaat Covid-19 menjadi faktor utama yang melandasi masyarakat bersedia untuk divaksin Covid-19. Peran pemerintah dan stakeholder dalam melakukan sosialisasi dan edukasi tentang vaksin kepada masyarakat adalah kunci untuk memberikan pengetahuan yang benar dan menangkal informasi hoaks sehingga meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksin.
The prevalence of non-communicable diseases (NCD) in Aceh Province is very high. It is a health problem and the main cause of death due to diabetes, hypertension, stroke, etc. The reason is the low level of community fitness due to lack of movement, low activity and wrong eating patterns. This study aims to measure the effect of fitness, BMI and age on the risk of diabetes mellitus in civil servants. The study used a cross-sectional design and was carried out at the Aceh Provincial Health Office in 2021. The sample was a civil servant from the Aceh Provincial Health Office. Ninety-seven people were taken randomly. The characteristic data collection was conducted by interview. It used BMI and anthropometric data obtained from weighing and measuring the height to determine nutritional status. Blood glucose was collected by laboratory examination of Hba1C using A1CNOW Plus 3021 to detect diabetes mellitus. Fitness data was obtained from jogging (1,6 km) using the Rockport method to obtain the VO2 Max value. Data analysis used the Linear Regression test at a significance level of 95%. The results showed that fitness (p=0,039) and BMI (p=0,011) affected the risk of diabetes (p<0,05), while the age factor was not associated with diabetes (p=0,365) in civil servants. The dominant factor that influences the risk of diabetes is BMI (OR= 4,1). In conclusion, fitness and BMI greatly influence the risk of diabetes in civil servants at the Aceh Provincial Health Office, while the age factor has no significant effect.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan Indonesia akan mencapai fase eliminasi malaria pada tahun 2030. Tapi, periode tahun 2018-2019 di Provinsi Aceh dilaporkan masih adanya temuan 19 kasus positif infeksi P. knowlesi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis faktor risiko terhadap kasus infeksi P. knowlesi di Provinsi Aceh periode tahun 2018 s/d 2019. Penelitian observasional dengan desain penelitian kasus kontrol, dilakukan di 4 wilayah kabupaten/ kota yang menjadi lokasi penemuan kasus infeksi P. knowlesi di Provinsi Aceh. Populasinya seluruh masyarakat dari 4 kabupaten/kota yang menjadi lokasi penelitian yang potensial tinggal dekat hutan. Sampel penelitian sebanyak 74 orang (16 kasus: 58 kontrol). Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil uji analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara kebiasaan keluar malam hari (p=0,001) dengan kejadian infeksi P. knowlesi. Selanjutnya tidak ada hubungan antara keberadaan macaca, lingkungan hutan, obat anti nyamuk, kelambu, dan kawat kasa dengan kejadian infeksi P. knowlesi. Hasil analisis multivariat untuk keseluruhan variabel penelitian diketahui bahwa kebiasaan keluar malam hari merupakan prediktor paling dominan terhadap kejadian infeksi P. knowlesi ((OR=11,25) (95% CI: 3,01 – 42,08) p Value =0,000). Hasil penelitian secara umum menyimpulkan bahwa kebiasaan keluar malam hari secara signifikan memiliki pengaruh terhadap kejadian infeksi P. knowlesi di provinsi Aceh. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia has determined that Indonesia will reach the elimination phase of malaria in 2030. But, in period 2018 - 2019 Aceh Province is reported to have found 19 positive cases of P. knowlesi infection. This research aims to dorisk factor analysis of cases P. knowlesi infection in Aceh Province for the period 2018 to 2019. This observational study with a case control research design was conducted in 4 districts/ cities which were the location for finding cases of P. knowlesi infection in Aceh Province. Its populationAll people from the 4 districts / cities that are potential research locations live near the forest. The research sample was 74 people (16 cases: 58 control). Data analysis was performed using logistic regression analysis. The results of the bivariate analysis test showed that there was a relationship between the habit of going out at night (p=0.001) with the incidence of P. knowlesi infection. Furthermore, there is no relationship between the presence of macaca, forest environment, mosquito repellent, mosquito nets, and gauze with the incidence of P. knowlesi infection. The results of multivariate analysis for all research variables showed that nighttime out habits were the most dominant predictor of P. knowlesi infection ((OR = 11.25) (95% CI: 3.01 - 42.08) p value = 0.000). The results of the study generally concluded that the habit of going out at night had a significant effect on the incidence of P. knowlesi infection in Aceh province.
Obesity is the accumulation of fat in adipose tissue that can interfere with health. The study aims to determine the prevalence and factors that influence the incidence of obesity and its relationship with performance in obese health workers. Research methods, was used cross-sectional design with a quantitative approach. Samples are 205 health workers who are obese as many as 205 people, conducted at 2018. Analysis of data using ligistic regression with stata program. The results showed that there was a significant relationship between obesity and the performance of puskesmas staff (p= 0,0001). The drug use variable was the most dominant variable towards obese health workers (OR= 1,8; 95% CI: 0,99-3,26), (p = 0.052), meaning that severe obesity in older respondents used the drug 1,8 times greater than not using drugs. In conclusion, some of the factors most related to obesity are the duration of drug use and the factor most related to performance is obesity in health workers is the sex factor. Suggestions, health promotion activities for health workers related specifically about healthy community movements include strengthening physical activity, regular health checks and consuming vegetables and fruit. Obesitas adalah kondisi ketidak normalan penimbunan atau akumulasi dari lemak dalam jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas dan hubungannya dengan kinerja pada petugas kesehatan yang obesitas. Metode penelitian, menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan kuantitatif. Sampel merupakan petugas kesehatan yang mengalami obesitas sebanyak 205 orang, dilakukan dari tanggal 08 Agustus s/d 31 Agustus 2018. Analsis data dengan menggunakan ligistic regresi dengan program stata. Hasil analisis bivariat diketahui ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kinerja petugas puskesmas (p= 0,0001). Variabel penggunaan obat adalah variabel yang paling dominan terhadap obesitas petugas kesehatan (OR= 1,8; 95% CI: 0,99-3,26), (p= 0,052), artinya obesitas berat pada responden lama menggunakan obat 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak menggunakan obat. Kesimpulan, beberapa faktor yang paling berhubungan dengan obesitas adalah lama penggunaan obat dan faktor paling berhubungan dengan kinerja adalah obesitas pada petugas kesehatan adalah faktor jenis kelamin. Saran, kegiatan promosi kesehatan bagi tenaga kesehatan terkait khususnya tentang gerakan masyarakat sehat meliputi penguatan aktifitas fisik, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan mengkonsumsi sayur dan buah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.