Persepsi masyarakat tentang sesuatu hal dapat berbeda berdasarkan pengalaman baik yang dialami secara pribadi maupun kolektif. Dalam penelitian ini fokus utama adalah melihat dan mendeskripsikan secara mendalam, beragam persepsi yang ada khususnya pada masyarakat gang Mundu. Jarak yang tidak seberapa jauh dengan Kampus Gedong Unindra dapat menghasilkan beragam persepsi masyarakat mengenai pendidikan. Persepsi tidak hanya sekedar berbentuk opini, melainkan dapat terwujud dalam suatu aktivitas yang didorong oleh suatu keinginan yang ada dalam diri manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mewawancarai sampel representatif yakni warga masyarakat Gang Mundu. Penelitian ini berusaha mengungkap serta menggambarkan berbagai macam persepsi yang dimiliki masyarakat Gang mundu dengan harapan dapat bermanfaat sebagai bahan refleksi kampus Gedong UNINDRA. Hasil riset di lapangan menemukan terdapat berbagai keberagaman persepsi yang dimiliki oleh masyarakat Gang Mundu. Persepsi tersebut terbagi menjadi beberapa pola. Pola – pola tersebut antara lain, pola sosial, pola ekonomi dan pola akademik. Berbagai macam pola ini tentunya tercipta sebagai hasil hubungan timbal balik antara masyarakat Gang Mundu dengan hadirnya Kampus Gedong UNINDRA. Lebih jauh, hubungan timbal balik yang terjadi bukan sekedar persepsi yang tercipta dari hasil tangkapan indera saja melainkan hasil dari interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan dan penafsiran.

This present community service activity aims at giving an understanding of the use of Mendeley application comprehensively in a research article for the lecturers of the Faculty of Language and Literature at Nasional University. The method of implementing this activity was divided into three steps in workshops model: (1) practical guidelines and tips on how to write at national accredited journals, (2) introducing Mendeley, and (3) practice of Mendeley. The result of the community service activity indicates that this activity help the lecturers in the citation writing process in case of in writing bibliography. Mendeley makes writing bibliography more effective and efficient. In understanding the citation process, verification will be more accurate and easier for other researchers to trace research. From these result, it can be concluded that this activity needs an intensive socializations on the use of Mendeley as an application of citations. The lecturers get the positive impact of this activity. The positive feedback of the lecturers was shown interactively during the implementation activities. It can be seen through their testimonials.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi lain dalam hal menarik minat  penulisan teks deskriptif terhadap pengajar di PKBM 10 Guntur dan 11 Manggarai dengan menggunakan aplikasi tagxedo. Peneliti juga menjelaskan kepada para pengajar tentang langkah-langkah pengajaran dengan menggunakan aplikasi ini. Pengajar dalam hal ini menggunakan tagxedo diarahkan untuk membuat satu teks deskriptif. Tagxedo diperkenalkan kepada pengajar dengan mengklasifikasikan kelas kata yang berkaitan dengan teks deskriptif seperti kata benda dan kata sifat. Dengan tagxedo tampilan kata- kata akan tersebar dalam aplikasi ini dan akan membentuk sebuah bentuk yang menakjubkan dengan tampilan gambar yang telah tersedia pada template aplikasi gambar tagxedo. Di samping itu, melalui cara pengajaran ini diharapkan dapat menambah pengalaman belajar yang baru bagi para pengajar. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di PKBM 10 Guntur dan 11 Manggarai. Total pengajar kedua lembaga tersebut sebanyak 19 orang dimana mereka adalah yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dari masing-masing tahap penelitian. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kemampuan dalam menulis teks deskriptif bahasa Inggris. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah teks deskriptif dari masing-masing kelompok belajar dan testimoni yang disampaikan pada saat kegiatan berakhir.

One of the problems that continue to be considered in social studies learning is how to make learning situations that take place in the classroom not monotonous and boring for students. This is very important attention, especially when social studies learning is considered as a lesson that is only done by memorizing and is identical to the lecture method. This incident gradually lowered the image as well as frozen the mind that social science was only a passive science which was then subordinated to other branches of science. Social studies thinkers have responded strongly to this, who realize that actually studying social science is more than just memorizing certain events, times, and laws. If it is developed more creatively and innovatively, there are many learning models that can be applied by educators in presenting social science learning in the classroom. One of the social science learning models that is trying to be developed in this research is the social studies learning model of role-playing cards based on Madurese entrepreneurial values in shaping students' entrepreneurial interests. Basically, this learning model inserts Madurese ethnic values as inspiration in shaping students' entrepreneurial interests. The research method used to obtain the data needed in this research is literature study. The results of this study provide an explanation, first there are several values in the Madurese that can be adopted as a medium in shaping students' entrepreneurial interests. These values include Bharenteng, Kar Ngakarcolpe, Nyaronen, Jhak-Ajhak, Bada Kettosana, Ngawon Bakto, Bume Songennep Tak Abingker. Second, the social studies learning model of role-playing cards based on Madurese entrepreneurial values in shaping students' entrepreneurial interests can be done through seven learning steps (syntax) starting from forming groups, to playing roles as well as telling creative experiences and drawing conclusions.