Biji teratai memiliki kandungan komponen fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid. alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid yang terdapat pada biji teratai seperti flavonoid, alkaloid, tannin, dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri gel hand sanitizer ekstrak etil asetat biji teratai. Penelitian diawali dengan ekstraksi biji teratai kering dengan cara maserasi selama 3 hari menggunakan etil asetat. Maserat yang dihasilkan selanjutnya dievaporasi menggunakan rotatory evaporator dan kandungan pelarut etil asetat dihilangkan dengan menggunakan waterbath dengan menjaga suhunya <60oC. Selanjutnya dilakukan proses pembuatan sediaan gel. Sediaan gel yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri sediaan pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus uji stabilitas sediaan gel hand sanitizer yang terdiri dari uji pH, uji daya sebar, uji sineresis, serta uji organoleptis meliputi warna, bau, dan bentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak ekstrak biji teratai yang ditambahkan, warna yang dihasilkan semakin gelap, aroma yang semakin kuat, bentuk yang tidak kental, serta daya sebar yang semakin lebar. pH formula dari F1, F2, F3 berturut-turut yaitu 6,4 ; 5,9 ; 5,1. Sediaan gel hand sanitizer tidak sineresis. Aktivitas antibakteri hand sanitizer ekstrak biji teratai yang dapat menghambat atau mematikan bakteri dengan sangat baik pada konsentrasi 1,5 % yang menghasilkan zona hambat sebesar 12 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 10 mm pada bakteri Escherichia coli.
Single garlic is a type of garlic that has a single clove, also known as single clove garlic, monobulb garlic or single bulb garlic. Traditionally, single garlic was used as medicinal based on its properties as antimicrobial, antiprotozoal, antimutagenic, antiplatelet, antihyperlipidemic and antioxidant. The Alliin substance was presumably as an antioxidant, but it was changed easily to unstable allicin caused by Alliinase enzyme activity which is increased when garlic was chopped, crushed or processed. The change of Alliin to allicin will reduce the antioxidant activity of single garlic. A treatment that reduces the Alliinase activity will retain the Alliin substance and the antioxidant capacity could be maintained. The fermentation process will give a low pH as the result of carbohydrate metabolism in a fermentation medium, and reduce the alliinase activity. The aims of this research were to evaluate the growth of Lactobacillus plantarum B1765 as a starter culture in single garlic, pH and the effect of fermentation time process (3, 6 and 9 days)to antioxidant activity on single garlic pickle. The growth of L.plantarum B1765 was measured as Total Lactic Acid Bacteria (LAB) by Total Plate Count (TPC) using the MRS medium, and antioxidant activity was determined using the 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) scavenging methods, expressed as inhibition activity (%). Fermentation process along 9 days showed that L.plantarum B1765 growth on single garlic pickles for 1 log cycles from 10 6 CFU/mL to 10 7 CFU/mL, pH reduces from 5.6 to 4.4, closely related to increasing of TAT from 0.16 % to 0.28%. The fermentation process also showed an increase in the inhibition activity along the fermentation process from 10,67% to 11.17% and showed a higher inhibition than control (3.88%-7.39%). Single pickled garlic can be potentially developed as natural antioxidant health food.
Prebiotik merupakan suatu komponen bahan pangan yang tidak dapat dicerna oleh pen-cernaan manusia, namun dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi pertumbuhan bagi microflora usus serta mampu memberikan manfaat kesehatan. Inulin dan fruktooligosakaridan (FOS) adalah jenis prebiotic yang banyak dikembangkan untuk saat ini. Review ini bertujuan untuk mengetahui (1) potensi inulin dan FOS sebagai prebiotik, (2) bakteri asam laktat yang dapat tumbuh pada inulin dan FOS, serta 3) potensi bahan pangan lokal sebagai sumber inulin dan FOS. Inulin dan FOS bersifat prebiotik karena memiliki ikatan β(2-1) sehingga memiliki ketahanan pada hidrolisis oleh asam maupun enzim yang terdapat pada saluran pencernaan dan hanya dapat dimanfaatkan oleh microflora usus. Hasil metabolisme inulin dan FOS oleh bakteri asam laktat mampu memberikan manfaat kesehatan seperti menurunkan kolestrol dan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah dan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Inulin dan FOS dapat dimanfaatkan oleh beberapa strain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus plantarum B1765, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus casei, Lactobacilus acidophilus, Leuconostoc mesentroides, Bifidobacterium breve, dan Bifidobacterium longum. Inulin dan FOS dapat ditemukan pada bahan pangan lokal yang mudah ditemukan seperti ubi jalar, ubi garut, gembili, bengkuang, bawang putih, umbi dahlia dan talas, dapat digunakan sebagai media pertumbuhan beberapa strain bakteri asam laktat serta memberikan beberapa efek kesehatan sehingga dapat digunakan sebagai alternatif sumber prebiotik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.