Bank dapat dikatakan baik ketika dapat melakukan kegiatan operasionalnya dengan normal dan dapat memenuhi kewajibannya. Dengan keadaan bank yang baik tentunya akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Untuk mengetahui bank dalam keadaan baik atau tidak dapat dilakukan dengan penilaian kesehatan bank. Penilaian Kesehatan bank dapat dilakukan salah satunya dengan menganalisis dari hasil laporan keuangan bank tersebut. Sesuai peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Mega Syariah sebagai salah satu perbankan Syariah di Indonesia tentunya juga harus melakukan penilaian kesehatan bank. Hal ini agar mengetahui kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank dan mengevaluasinya. Permasalahan yang terjadi dalam perbankan dapat menimbulkan financial distress, dimana keuangan perbankan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini menganalisis kesehatan Bank Mega Syariah dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) yang bersumber dari laporan keuangan selama lima tahun dari 2015 hingga 2019. Selanjutnya dilakukan analisis apakah berpotensi terjadi financial distress atau tidak. Hasil dari penelitian ini menunjukan Bank Mega Syariah memperoleh PK-3 pada tahun 2015, 2018 dan 2019 serta memperoleh PK-2 pada tahun 2016 dan 2017, sehingga selama rentang waktu 2015 – 2019 dinilai dalam keadaan cukup sehat. Pengukuran financial distress dari hasil analisis ROA menunjukan bahwa Bank Mega Syariah pada tahun 2015, 2018 dan 2019 belum efektif dalam mengoptimalkan assetnya untuk mendapatkan keuntungan dan berpotensi mengalami financial distress. Sedangkan dari hasil analisis NPF dan CAR Bank Mega Syariah pada tahun 2015 hingga 2019 dinyatakan tidak berpotensi terjadinya financial distress.
The Covid-19 pandemic has forced all aspects of community activities to adapt to the changes that occur. The prohibition of gathering or gathering is one of them, so everything must be done online and done at home. This pandemic has had a very bad impact on economic sustainability, there are many people experiencing a decrease in income due to the Covid-19 pandemic, and even many people have lost their jobs. Not to mention the people of Kendung Village, Sememi Village, Benowo Sub-district, Surabaya, and Medokan Ayu, Medokan Ayu Village, Rungkut Sub-District, Surabaya. Many people who are married have decreased income, so they experience difficulties in their household economy. Strengthening the household economy with digital business literacy during the Covid-19 pandemic in Kendung Village and Medokan Ayu Village, Surabaya City is expected to provide education about digital business so that it can be a tool in improving the household economy during the Covid-19 pandemic. The method used is interviews and action research in the form of counseling and education about digital business. The activities were carried out well and regularly, the people of Kendung and Medokan Ayu villages were very enthusiastic about wanting to know more about digital business systems/strategies.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.