Sumber air saat ini mengalami banyak penurunan, baik kuantitas maupun kualitas, karena ada banyak fungsi konversi lahan dari hutan ke pertanian, terutama di perbukitan dan daerah tangkapan. Agar pemanfaatan air dapat dilakukan secara berkelanjutan sambil tetap memperhatikan kemungkinan ketersediaan dan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pemanfaatannya, maka perlu perencanaan dasar untuk pengembangannya. Oleh karena itu, sebagai alat pendukung, panduan teknis diperlukan untuk mengevaluasi potensi air. Studi potensi mata air dilakukan oleh beberapa pendekatan, yaitu dengan lokasi geohidrology, debit musim semi, analisis tritium, analisis 18o, dan deuterium dan analisis kimia air yang menyediakan data dan informasi pelengkap (Purwitasari, 2006). Dalam penelitian ini kami melakukan lokasi geohidrologi dan pegas debit. Alat dan bahan yang digunakan adalah: Contour maps, GPS, Pharsall Flume. Sesuai dengan hasil penelitian, deskripsi dari diskusi dan tujuan dari sumber penelitian dapat digunakan sebagai berikut: 1. Di bidang pengambilan data diperoleh + 145 titik koordinat, dimana titik ini akan digunakan dalam penentuan dari batas-batas dan konstruksi garis kontur yang dipetakan, 2. Sumber air potensial dalam format Universal Transverse Mercator (UTM) X 0696719, Y 9969672. Dalam bentuk data Geografis (00 16 '27, 32'' dan 1000 46 '3.36' ') 3. Aliran perangkat flume pembuangan air adalah 0,36 cm3 / detik.
Land management with an agroforestry system aims to maintain the amount and diversity of land production, so that it has the potential to provide social, economic and environmental benefits (Senoadji, 2012). In the concept of agroforestry spatial planning on campus land II Payakumbuh State Agricultural Polytechnic is quite possible to be implemented by collaborating between current agricultural activities with standing trees (forests) that are beneficial to ecology and sustainability, comforting the surrounding environment. From the results of the study obtained five plant and fisheries species composition in the land of Campus II Payakumbuh State Agricultural Polytechnic, namely estate crops (rubber, sugar cane), fruit trees (guava, matoa, mango, orange), food plants (lowland rice) ), fodder grass (elephant grass) and fisheries (tilapia, tilapia fish and carp). Two agroforestry systems that can be applied for soil and water conservation on the land of Campus II Payakumbuh State Agricultural Polytechnic, namely Agrisilvikultur and Agrosilvofishery, which are respectively: 62,770 M ^ 2 and 12,128 M ^ 2.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.