Lightweight concrete is one of the options used in construction in lieu of the traditional normal-weight concrete. Due to its lightweight, it provides lighter structural members and thus, it reduces the total weight of the structures. The reduction in weight resulting in the reduction of the seismic forces since its density is less than 1840 kg/m3. Among all of the concrete constituents, coarse aggregate takes the highest portion of the concrete composition. To produce the lightweight characteristics, it requires innovation on the coarse aggregate to come up with low density of concrete. One possible way is to introduce the use of the artificial lightweight aggregate (ALWA). This study proposes the use of polystyrene as the main ingredient to form the ALWA. The ALWA concrete in the study also used two types of Portland cements, i.e. OPC and PPC. The ALWA introduced in the concrete comprises various percentages, namely 0%, 15%, 50%, and 100% replacement to the coarse aggregate by volume. From the results of the study, it can be found that the compressive strength and the modulus of elasticity of concrete decreased with the increase of the percentage of the ALWA used to replace the natural coarse aggregate.
Kabupaten Lombok Utara secara geografis termasuk dalam kawasan rawan bencana, salah satunya adalah gempa bumi. Gempa yang terjadi pada tahun 2018 di Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara disebabkan oleh Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust. Dampak dari gempa besar tersebut adalah banyak rumah warga yang rusak berat. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan hebat pada saat gempa adalah tidak terpenuhinya kaidah teknis bangunan, seperti lemahnya sambungan struktur dan kualitas bangunan yang rendah. Kerusakan lebih banyak disebabkan karena pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat tidak sesuai dengan kaidah pembangunan rumah yang layak, penggunaan kolom, balok dan ring balok tidak sesuai dengan standar teknis dan bahkan ada rumah yang dibuat tidak menggunakan pembesian. Membangun kembali kawasan pascabencana tidaklah mudah. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi harus dilakukan dengan perhitungan dan perencanaan yang matang. Selain dua hal tersebut, aspek terpenting yang harus diperhitungkan adalah keterlibatan warga yang menjadi korban bencana, maka dari itu masyarakat harus dilibatkan dalam proses pembangunan kembali pemukiman berbasis komunitas yang berorientasi pada pengurangan resiko bencana. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan pendampingan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah tahan gempa berbasis komunitas. Kelompok masyarakat yang telah terbentuk diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan cara pembangunan rumah tahan gempa. Perencanaan dan pelaksanaan perbaikan rumah korban bencana harus mengacu peta potensi gempa dikemudian hari, oleh karena itu standar kekuatan bangunan harus dipahami oleh masyarakat sesuai dengan standar teknis Kementrian PUPR. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam merekonstruksi bangunan rumah yang rusak akibat gempa sesuai standar kekuatan bangunan sehingga jika terjadi bencana/kejadian serupa dapat meminimalkan jumlah korban
Gempa bumi merupakan bencana yang dapat merusak struktur bangunan, khususnya yang terbuat dari beton. Salah satu penyebabnya yaitu berat volume struktur bangunan beton yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu inovasi pada material penyusun beton khususnya aggregat kasar. Pada Penelitian ini digunakan (Artificial Light Weight Aggregate) ALWA dengan bahan styrofoam untuk mensubtitusi aggregate kasar. Dalam proses pembuatannya styrofoam terlebih dahulu dilarutkan menggunakan aseton dan dibentuk menyerupai agregat kasar dengan ukuran 10mm sampai dengan 20 mm. Selalin itu untuk meningkatkan kuat tekan beton digunakan serat baja sebagai bahan tambahan. Jenis serat baja yang digunakan adalah jenis hooked dengan diameter 0.8 m, panjang 60 mm dan kuat tarik 1254 N/mm2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar subtitusi ALWA maka semakin kecil nilai kuat tekannya. Nilai kuat tekan beton ALWA efektif ketika penambahan serat baja dengan prosentase ALWA sebesar 15% dengan nilai 34,03 MPa. Penggunaan ALWA berbahan styrofoam dapat digunakan pada beton struktural dengan prosentase tidak lebih dari 47,48% untuk beton tanpa serat baja dan 74,48% untuk beton dengan serat baja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.