Menurut Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jawa Tengah, pada awal hingga pertengahan 2014 tercatat korban kasus kekerasan terhadap perempuan berjumlah 386 perempuan. Dari ratusan korban itu, terdapat enam orang meninggal dunia karena kasus kekerasan dalam pacaran (KDP). LRC-KJHAM Jawa Tengah menyatakan kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah tersebar di 31 kabupaten dan kota. Kasus paling banyak terjadi di Kota Semarang dengan 117 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan dalam pacaran pada remaja di Kota Semarang. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan tipe Explanatory Research dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah sampel penelitian adalah 260 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel frekuensi pacaran (nilai p = 0,001), self esteem (nilai p = 0,041), self image (nilai p = 0,000), dan persepsi tentang peran gender (nilai p = 0,048) dengan kekerasan dalam pacaran . Pada analisis multivariat, secara bersama-sama ada pengaruh frekuensi pacaran, self image, self esteem, dan persepsi tentang peran gender terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja Kota Semarang. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kekerasan dalam pacaran adalah self image (OR 3,330). Saran dalam penelitian ini adalah Bagi Instansi terkait baik Dinas Pendidikan maupun sekolah dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan mengenai peningkatan self image, self esteem, dan persepsi tentang peran gender guna mencegah kekerasan dalam pacaran.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan penyebab kematian paling tinggi pada anak balita. Mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) non-pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini termasuk dalam kategori deskriptif retrospektif yaitu berdasarkan data yang sudah ada dan tertulis dalam catatan medis pasien. Pada Tahun 2016 terdapat 130 pasien anak yang masuk dalam kriteria penelitian. Hasil penelitian menggunakan kategori Gyssens menunjukan penggunaan antibiotik yang sudah rasional sebanyak 63 pasien (49,2%), tidak tepat dosis 54 pasien (40,8%), pemberian antibiotik terlalu lama 8 pasien (6,2%), dan terdapat antibiotik yang lebih efektif 5 pasien (3,8%). Sebanyak 63 pasien dikatakan sudah rasional berdasarkan kriteria yang sudah tercantum dalam metode Gyssens yaitu kriteria antibiotik rasional (kategori 0). berdasarkan hasil penelitian ini, kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) non-pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang Selatan 49,2% sudah rasional.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.