Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri. Selain itu tingginya angka pernikahan dini/remaja (48%) menyumbangkan dampak yang tinggi terhadap kejadian anemia yang merupakan implikasi kehamilan dari remaja yang anemia yaitu sebanyak 48 per 1000 kehamilan. Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%. Prevalensi anemia pada wanita di Indonesia sebesar 23,9 % dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun. Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singaparna tahun 2014 didapatkan data bahwa dari 59 ibu hamil usia kurang dari 20 tahun sebanyak 18,6% mengalami anemia. Kejadian anemia pada ibu hamil sangat erat kaitannya dengan kejadian anemia pada masa remaja.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hubungan status gizi dan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja di SMAN 2 Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan desain cross sectional. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMAN 2 Singaparna dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 77 siswi.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan siswi yang mengalami anemia sebanyak 29,9% dan yang tidak anemia sebesar 70,1%. Hasil tabulasi silang mengenai status gizi dengan anemia didapatkan sebanyak 25,7% siswi dengan status gizi baik mengalami anemia, sedangkan sebanyak 71,4% siswi dengan status gizi kurang mengalami anemia dengan hasil uji statistik diperoleh p value 0,012 < alpha (0,05). Untuk pola menstruasi dengan kejadian anemia didapatkan sebanyak 28,6% siswi dengan pola menstruasi normal mengalami anemia , sedangkan sebanyak 37,5% siswi dengan pola menstruasi tidak normal mengalami anemia dengan hasil uji statistik diperoleh p value 0,597 > alpha (0,05).Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri dan tidak ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Saran bagi sekolah Perlu adanya kerjasama dengan fasilitas kesehatan supaya bisa mengadakan penyuluhan tentang gizi remaja di sekolah dan makanan kaya zat besi sehingga remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi dan masalah anemia pada remaja putri.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat denganmasyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai pelatihan untukkader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angkakematian ibu dan angka kematian bayi. Keaktifan kader dalam kegiatan akanmeningkatkan keterampilan karena selalu hadir dalam kegiatan posyandu.Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebagian besar kader tidak menjalankan tugaspokok dan fungsi sebagai seorang kader. Hal ini menunjukkan masih kurangnyapengetahuan kader tentang peran dan fungsi kader. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi kader di DesaCikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dilaksanakan di DesaCikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah sampel 45responden dan tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling.Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesionerdan menggunakan Analisis data univariat.Hasil penelitian tersebut yaitu tingkat pengetahuan kader tentang peran danfungsi kader di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Hasilyang diperoleh dari penelitian ini bahwa tingkat pengetahuan kader tentang perandan fungsi kader yaitu di kategori baik ada 17 responden (37,8%), dan kategorikurang 28 responden (62,2%).Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan tingkat pengetahuankader tentang peran dan fungsi kader di Desa Cikunir Kecamatan Singaparnasebagian besar pada kategori kurang yaitu 28 responden (62,2%).
Permasalahan kesehatan pada anak sekolah diantaranya penyakitkaries gigi pada anak usia sampai 12 tahun sebesar 74,4% (Depkes, 2012).Hampir 50-60% anak-anak di daerah rural menderita penyakit cacingterutama penyakit cacing gelang, cacing kremi, cacing perut, dan cacingtambang. Penyakit ini ditularkan ke anak-anak secara langsung denganmenelan telur cacing yang mengkontaminasi makanan mereka, sedangkancacing tambang ditularkan dengan cara menerobosnya larva pada kakipenderita yang tidak bersepatu (Soegijanto, 2012).Permasalahan lainadalah hanya 17% anak usia sekolah yang mencuci tangan menggunakansabun dengan benar, padahal anak usia tersebut rentan terhadap penyakitseperti diare (Depkes RI, 2012).Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kuantitatifdengan metode quasi experimen desain one-group pre-test post-test. Ujiperbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil pretestsebelum diberikan perlakuan (treatment) dan hasil post-test sesudahdiberi perlakuan (treatment). Untuk mengetahui perbedaan dua rata-rataini menggunakan uji satu pihak (uji t).Sampel dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas 2 – 4 SD Negeri Margamulya sebanyak 111 orang.Variabel yang diukur adalah pengetahuan sebelum dan sesudahpendidikan kesehatan melalui permainan ular tangga. Instrumen yangdigunakan adalah kuesioner serta papan ular tangga ber PHBS disekolah.Hasil penelitian menyatakan bahwa Rata rata nilai pengetahuan siswasebelum adalah 9.94 dengan standar deviasi 1.337. Nilai terendah adalah 7dan nilai paling tinggi adalah 13. Rata rata nilai pengetahuan respondententang PHBS Sekolah sesudah permainan ular tangga adalah 16,6 denganstandar deviasi 1,638. Nilai paling rendah pengetahuan responden adalah12 dan nilai paling tinggi responden adalah 20. Hasil uji statistik didapatkannilai p = 0.002, berarti pada alpha 5% artinya terdapat perbedaan yangsignifikan rata rata nilai sebelum dan sesudah permainan ular tangga PHBSsekolah. Sedangkan rata rata nilai sikap responden sebelum permainan ulartangga adalah 5.06 dengan standar deviasi 0.742. Nilai terendah adalah 2dan nilai paling tinggi adalah 7. Serta rata rata nilai sikap positif respondenadalah 5,13 dengan standar deviasi 0,067. Sedangkan rata rata nilai sikapnegatif responden adalah 4,14 dengan standar deviasi 1,069. Hasil ujistatistik didapatkan nilai p = 0.001, berarti pada alpha 5% artinya terdapatperbedaan yang signifikan rata rata sikap responden sebelum dan sesudahpermainan ular tangga PHBS sekolah
Kanker adalah terjadinya pertumbuhan sel tidak terkontrol sehingga ditemukan sel tubuh yang abnormal (sel kanker). Menurut Globacan, pada tahun 2008 kanker yang paling sering terjadi pada wanita adalah kanker payudara dan kanker serviks. Setiap tahun kanker payudara mencapai 1.1 juta perempuan dan jumlah ini merupakan 10% dari kasus baru seluruh kanker. Dengan angka kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan lebih dari 1,6% sebagai penyebab kematian perempuan di seluruh dunia. Kanker serviks menempati urutan yang kedua setelah kanker payudara. Kejadian kanker serviks 15 per 100.000 wanita dan 7,8 persen nya mengalami kematian. (Globocan, 2012). Kanker serviks masih menjadi permasalahan kesehatan dengan kejadian kematian tertinggi. Keterlambatan dalam mendiagnosis menyebabkan kanker sudah pada stadium lanjut, dan hal ini merupakan salah satu penyebab tidak tertanganinya kanker serviks. Sebanyak 99,7 % penyebab kanker serviks adalah Human Paviloma Virus Onkogenik , dan yang menjadi faktor risikonya adalah Menikah Muda (< 20 tahun ), Mitra seksual multiple, Infeksi Menular Seksual, Merokok , Defisiensi Vit A./Vit C/VitE (Kemenkes, 2016). Sebanyak 50 - 80% wanita aktif seksual mengalami infeksi HPV dalam hidupnya tanpa disadarinya, tetapi 90% hilang dengan daya tahan tubuh. Untuk itu sebenarnya kanker serviks dapat dicegah. Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap kanker serviks adalah pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer dilakukan pada perempuan yang sehat yang belum terkena suatu penyakit. Contoh pencegahan primer untuk kanker serviks adalah dengan melakukan promosi dan edukasi atau kampanye kanker serviks dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks serta Vaksinasi HPV untuk mencegah perempuan dari kanker serviks. Pencegahan sekunder adalah dengan cara melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan pap smear dan atau iva test. (National Cancer Institute, 2017) Tidak seperti kanker serviks yang dapat diketahui etiologi dan perjalanan penyakitnya secara jelas, etiologi dan perjalanan penyakit kanker payudara terutama berhubungan dengan keadaan hormonal (estrogen dominan) dan genetik. Untuk mengatasi masalah pada kanker payudara, maka dikebangkan tatacara deteksi dini dan diagnosis serta penatalaksnaaan yang “cost effective” dengan “evidence based best practies wuth limited resources”. Hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker payudara adalah dengan cara melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) yang dilakukan rutin setelah menstruasi, selanjutnya setahun sekali dianjurkan untuk SADANIS (periksa Payudara Klinis) yang dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten. Selain itu deteksi dini bisa dilakukan dengan cara Mammografi, USG, dll.(Kemenkes, 2016) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker payudara dan kanker serviks sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya cakupan deteksi dini di wilayah Desa Cikunir. Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017 didapatkan data cakupan deteksi kanker payudara dan kanker serviks di Desa Cikunir sebesar 0, 00 %. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dan serviks sangatlah rendah. Sejalan dengan hasil survey yang dilakukan pada 20 wanita usia subur, sebagian besar pengetahuan wus tentang kanker payudara dan kanker serviks sangatlah kurang, dan semua WUS yang dilakukan survey belum pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dan kanekr serviks.( Laporan PKN, 2018) Agar pengetahuan perempuan tentang kanker payudara dan kanker serviks dan perilaku deteksi dini meningkat yang berdampak kepada tercapainya cakupan deteksi dini kanker payudaradan kanker serviks maka perlu dilakukan suatu program pemberdayaan masyarakat dengan membentuk Komuitas Kader Peduli Kanker (KKPK). KKPK ini dibentuk dengan tujuan agar dapat meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya perempuan terhadap pentingnya pencegahan kanker payudara dan kanker serviks. Dengan KKPK diharapkan pengetahuan masyarakat akan kanker payudara dan serviks meningkat yang berdampak kepada peningkatan kepedulian untuk melakukan deteksi pencegahan kanker payudara dan kanker serviks. Untuk lebih jelasnya dalam laporan ini akan dijelaskan kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka Pemberdayaan Kader Dalam Upaya Peningkatan Cakupan Deteksi Dini Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Di Desa Cikunir 2018.
Akses pelayanan ibu hamil pada kunjungan pemeriksaan kehamilan dari 36.168 orang ibu hamil yang ada di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015, telah melakukan pemeriksaan kehamilan pada kunjungan pertama (K1) sebesar 101,03% dan kunjungan berikutnya (K4) sebesar 87,4%. terjadi kenaikan yang signifikan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 dari 90,9 menjadi 101,03% untuk K1 sedangkan untuk K4 sebesar 9,5% (77,9% menjadi 87,4%). Berdasarkan data pendahuluan di Puskesmas Singaparna Tahun 2016 data tentang kunjungan K1 yaitu sebesar 92,76% dan kunjungan K4 sebesar 80,30% data ini masih rendah dari cakupan Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan suami dalam partisipasi kunjungan K1 dan K4 pada ibu hamil di Desa Cikunir Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care di Desa Cikunir pada saat penelitian sebesar 26 orang dengan sampel total populasi yaitu sebanyak 26 orang. Penelitian dengan analisa univariat didapatkan hasil sebanyak 18 responden (69,23%) yang kurang mendapatkan dukungan dari suami dan terdapat 8 (30,77%) yang mendapat dukungan dari suami. Saran bagi petugas kesehatan di Desa Cikunir untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang pentingnya kunjungan antenatal care bagi ibu hamil dan memberikan informasi kepada keluarga tentang bentuk dukungan yang harus diberikan kepada ibu hamil melalui komunikasi interpersonal saat suami mengantar ibu melakukan Antenatal Care ataupun memanfaatkan kader yang memiliki ikatan psikologis lebih dekat dengan masyarakat untuk melakukan kunjungan rumah dalam rangka mensosialisasikan peran suami dalam mendukung keberhasilan Antenatal Care pada ibu hamil.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.