This study discusses the communication crisis in the mass pandemic Covid-19, a case study in the coverage of the spread of Covid-19 by air. This research uses the theory of SSCT (Situational crisis communication theory) by Choombs, 2007. The method used in this research is descriptive qualitative. the crisis that occurred at WHO could result in the loss of public trust in WHO as a reliable source of world health information, WHO was proven wrong. Based on an understanding of crisis communication, the crisis of the difference in information conveyed by WHO regarding the spread of the corona virus through the air is an information crisis that occurs due to human error, where WHO is considered negligent in reviewing any information before it is submitted to the public. Based on crisis communication theory, WHO is trying to rebuild public trust using the rebuild method, here WHO is rebuilding trust by not condemning the actions of some researchers who think that WHO has been wrong in conveying information to the public, In addition to having acknowledged to the media that based on available evidence regarding the spread of Covid-19 WHO has also not posted information that contains opposition that the corona virus could not be transmitted through the air a few months ago, based on the results of a survey conducted by researchers by checking the WHO Instagram account, and the WHO official website. Keywords: situational crisis communication theory, WHO, Covid-19
ABSTRAKIda Anggriani, Fera Indasari; Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan pembelian impulsif ditinjau dari gender konsumen pada Puncak Toserba Bengkulu. Jenis penelitian adalah penelitian komparatif, dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Responden penelitian ini sebanyak 100 orang terdiri dari 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan, sampel diambil dengan teknik purposive random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan beberapa alternatif pilihan jawaban yaitu dan metode analisis dengan cara deskriptif dan analisis kuantitatif menggunakan uji independent samplest tes. Metode Pengolahan data menggunakan SPSS versi 19 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifkan antara pembelian impulsif gender laki-laki dan gender perempuan pada Puncak Toserba Bengkulu dengan perbandingan tsig (0,047)< α(0,05). Perbedaan rata-rata kedua kelompok tersebut sebesar 1,520 berkisar antara 0,019 sampai 3,021. ABSTRACT Ida Anggriani, Fera Indasari; The purpose of this study was to the differences in terms of impulsive buying gender determine consumers at Puncak Toserba Bengkulu. This type of research is a comparative study, carried out to compare the similarities and differences of two or more of the facts and object properties in the framework based on certain carefully. Survey respondents as many as 100 people composed of 50 men and 50 women, samples were taken by purposive random sampling technique. Data collection using questionnaire and analysis methods by means of descriptive and quantitative analyzes using independent samples t test trials. Results of this study indicate that there are differences between the purchase impulsive significant gender beetween men and women at Puncak Toserba Bengkulu by comparison Tsig (0,047) <α (0,05). The average difference for the two groups were between to 1,520 ranged 0,019 until 3,021. PENDAHULUANPemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya seperti bertahan hidup, memperoleh keuntungan dan berkembang. Tujuan tersebut akan dapat dicapai manakala perusahaan mampu menciptakan, mengantarkan serta mengkomunikasikan nilai melalui sebuah produk yang dijual sehingga dapat meraih maupun mempertahankan pelanggan. Pemahaman tentang bagaimana konsumen menanggapi tawaran perusahaan, memilih serta memutuskan produk yang akan dibeli adalah merupakan kunci sukses dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pada kondisi sekarang ini dengan adanya tuntutan waktu yang semakin sempit serta bergesernya budaya maka waktu yang tersedia untuk berbelanja alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga berubah. Didalam memilih tempat berbelanja biasanya pembeli menghendaki tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal, cukup strategis untuk dilalui dan mudah untuk dicapai apabila ada kebutuhan yang mendesak, kebutuhan yang mendesak, tempat parkir yang luas, menyediakan barang yang serba ada atau lengkap ...
Membentuk preferensi wisatawan dalam memilih Kota Bengkulu sebagai lokasi destinasi yang wajib dikunjungi merupakan sebuah hal yang harus dilakukan mengingat bahwa adanya visi dari yang dibuat oleh pemerintahan Kota Bengkulu adalah "Visit Wonderful Bengkulu 2020". Peningkatan jumlah wisatawan asing semakin meningkat, tetapi jumlah tersebut masih sangat jauh tertinggal daripada daerah-daerah yang lebih dulu dikenal dengan sangat baik oleh tourist mancanegara, ini karena promosi masih belum effective dilakukan Penelitian ini berjudul Pengaruh Promosi Pariwisata terhadap preferensi wisatawan mancanegara di Kota Bengkulu, tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh promosi pariwisata terhadap preferensi wisatawan mancanegara di Kota Bengkulu. Untuk mencapai tujuan visit Bengkulu maka pemerintah sudah selayaknya memberikan perhatian yang lebih untuk menjalankan promosi pariwisata mengingat promosi akan sangat membantu calon wisatawan untuk mengetahui bagaimana keadaan tujuan wisatanya.Kata Kunci : Promosi, pariwisata, visit, Bengkulu, pemandangan.
The purpose of this study is to find out cross-cultural communication of foreign tourists with local residents. This research uses an interpretive approach with descriptive qualitative methods, with techniques for collecting data through observation, interviews, documentation, and library research. From the results of the research and data analysis, it is known that Cross-Cultural communication has seven elements, including communicators, communicants, messages, media, effects/feedback, atmosphere and disturbances. The communication process between foreign tourists and local residents has not gone well because their communication process is hampered by their own language and also non-verbal errors that both local residents and tourists alike do not understand, that is what inhibits the communication process and causes communication ineffectiveness, therefore it still often causes misunderstandings between the two parties.
Terlalu banyaknya berita palsu atau hoax yang beredar di dunia maya dapat membuat tatanan masyarakat terancam terutama dalam masa pandemi saat ini. Kasus hoax telah merambah ke daerah. Salah satunya di Provinsi Bengkulu. Terdapat kasus hoax yang sangat menyita perhatian masyarakat di Bengkulu yaitu pemuda desa yang menjadi penyebar berita hoax. Hal inilah yang menjadikan penulis melihat perlunya diadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan pengetahuan tentang bagaimana bermedia sosial yang benar dan tidak melanggar hukum khususnya pada remaja rentan. Desa Durian Demang Kecamatan Karang Tinggi merupakan salah satu desa di Kabupaten Bengkulu Tengah yang menjuarai lomba desa tingkat kabupaten. Kualitas yang dimiliki oleh desa ini tentu saja harus didukung oleh pemuda yang berkualitas pula. Sebagai generasi muda diharapkan dapat menggunakan media dengan bijak dan cerdas memilih informasi yang diterima untuk kenyamanan dan kemajuan desa. Untuk itu, telah dilakukan kegiatan literasi media yang dimaksudkan mencegah konsumsi berita hoax dan dapat membangun komunitas yang memiliki ketahanan terhadap hoax. Selain itu juga diberikan pelatihan jurnalisme warga, dimaksudkan untuk membantu agar terhindar dari tindak menyebarkan hoax dimana diharapkan remaja dapat memanfaatkan ilmu jurnalistik yang diberikan khususnya penyebaran konten di media sosial, sehingga dapat memberikan informasi kepada khalayak termasuk dapat mengekspos kegiatannya dan potensi daerahnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.