COVID 19 merupakan penyakit menular dimana sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini memiliki keluhan gangguan pernafasan yang disertai dengan demam. Serangkaian kasus di China mengungkapkan bahwa sebanyak 81% kasus memiliki gejala ringan, 14% kasus memiliki gejala berat, dan 5% kasus masuk kedalam kategori kritis. Studi yang dilakukan di Cina pada tahun 2020 menyebutkan bahwa dari 1576 pasien yang terinfeksi, sebagian besar memiliki gejala klinis demam yaitu sebesar 91%, diikuti oleh batuk (67,7%), kelelahan (51%) dan dispneu (30,4%). (Jing Yang et all, 2020). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Banten pada bulan Juli s.d Agustus tahun 2021. Desain penelitian ini menggunakan Crossectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 143 orang diambil dengan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Teknik analisis data meliputi analisis univariat, uji chi square dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian ditemukan bahwa Mayoritas responden memiliki perilaku baik dalam hal pencegahan penyakit COVID 19 yaitu sebanyak 56.6%., karakteristik responden mayoritas berada pada kategori dewasa tua (72,7%), memiliki tingkat pendidikan S1 (37.8%) dan Bekerja pada status pekerjaan (67.8%), memiliki tingkat pengetahuan Baik (58%), persepsi pencegahan Covid 19 yang positif (53.1%), dan Sikap yang positif (56.5%). Hasil dari Analisis bivariat yaitu ada hubungan yang signifikan antara usia responden, status pekerjaan, persepsi pencegahan covid 19, dan sikap dengan perilaku pencegahan covid 19 dimana nilai p<0,05.
IUFD is one event that contributes to perinatal mortality. IUFD has a percentage of 29.5% as a cause of death in the perinatal group. Indonesia is in the 10 countries with the highest number of maternal and newborn deaths in the world, there are 2 mothers and 6 neonatal or newborn babies die every day in Indonesia. Meanwhile, the perinatal mortality rate in Indonesia is 21 deaths per 1000 pregnancies (Juwita et al., 2021). This research was conducted at Berkah Pandeglang Hospital, data collection was carried out in April 2022 with research subjects being pregnant women with IUFD in 2021. The sampling technique was total sampling with a total sample of 43 respondents. Data analysis technique used univariate analysis technique with cross sectional descriptive design. The results of the study found that the majority of respondents experienced Advanced IUFD events (gestational age> 24 weeks), namely as many as 62.8%, with the characteristics of respondents having a non-risk age category (20-35 years) namely as many as 58.1%, multipara parity, namely as many as 60.5% and Mass Index Body (BMI) Normal is as much as 65.1%.
Retensio plasenta menyumbang sebesar 2-3% kematian ibu dinegara berkembang (Ulya et al., 2021). Retensio Plasenta menurut Rukiyah dalam Scientia Journal (2019) adalah keadaan dimana plasenta belum terlepas saat 30 menit setelah bayi lahir. Berdasarkan Juraida dalam The Indonesian Journal of Health Promotion(2021) retensio plasenta menyumbang angka sebanyak 16-17% yang menyebabkan perdarahan. Penelitian ini dilakukan di RSUD Berkah Pandeglang pada bulan April 2022 dengan menggunakan data sekunder berdasarkan Medical Record pada ibu bersalin dengan perdarahan di tahun 2021. Desain penelitian ini menggunakan Crossectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang diambil dengan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Teknik analisis data meliputi analisis univariat, uji chi square dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian ditemukan bahwa Mayoritas responden mayoritas responden penelitian sebanyak 54,5% tidak mengalami retensio plasenta Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah mayoritas memiliki usia 21-35 tahun yaitu sebanyak 50,9%, memiliki paritas multipara sebanyak 60%, jarak kehamilan <2 tahun sebanyak 54.5%, memiliki riwayat anemia sebanyak 65.5%, dan tidak memiliki riwayat kuretase sebanyak 94.5%. Hasil dari Analisis bivariat yaitu ada hubungan yang signifikan antara usia responden, paritas dan Riwayat anemia dengan kejadian perdarahan post partum karena retensio plasenta (nilai p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dari keseluruhan variable independent yang diduga mempengaruhi kejadian perdarahan post partum karena retensio plasenta adalah paritas dengan nilai OR 4.471 yang artinya jika semakin banyak jumlahanak/semakin sering melahirkan maka akan memiliki resiko 4,471 kali mengalami perdarahan post partum karena retensio plasenta.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.