Kenakalan pada remaja merupakan gangguan sosial yang menjadi masalah global termasuk di Indonesia. Penelitian ini melihat bagaimana hubungan pola asuh permissive orang tua dengan perilaku kenakalan pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan purposive teknik sampling.. Sebanyak 70 orang siswa SMU di Surabaya menjadi subjek pada penelitian ini. Analisis data menggunakan korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengasuhan permissive orangtua dengan perilaku kenakalan remaja di SMU Surabaya. Sejumlah model pola asuh lainnya dapat menjadi variable yang menarik untuk melihat kecenderungan kenakalan pada remaja.
Penelitian ini di tengah pandemi covid-19 saat ini, selama ini orang tua jarang memantau penggunaan gadget oleh anak. Ditambah dengan penggunaan gadget yang terlalu lama terutama membuat perkembangan psikososial berdampak negatif. Melonjaknya keseriusan pemakaian gadget dikhawatirkan hendak tingkatkan nilai tergila- gila gadget. Tergila- gila gadget bisa tingkatkan kebiasaan efek kendala konsentrasi atensi serta hiperaktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh orangtua dan penggunaan gadget terhadap perkembangan psikososial pada siswa sekolah dasar. Jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif, non eksperimental. Dengan sampel sebanyak 200 orangtua. Oleh karena F hitung > F Tabel yaitu 239,075 > 2,64 atau statistik uji jatuh pada daerah penolakan H0 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Hal ini juga diperkuat dengan tingkat signifikansi 0,00 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara Pola Asuh Orangtua dan Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Psikososial di Tengah Pandemi Covid 19 untuk Siswa Sekolah Dasar.
Abstrak Perilaku maladaptif yang dimiliki oleh Subjek adalah ketakutannya terhadap akan air dalam jumlah yang banyak (Fobia kolam renang atau pantai). Fobia kolam renang atau pantai adalah tipe gangguan yang banyak terjadi, tetapi diagnosis jarang ditegakkan, sehingga terapi pun jarang diberikan. Individu yang mengalami kecemasan memiliki pemikiran negatif akan evaluasi orang lain, yang akibatnya menimbulkan kecemasan, sensasi fisik seperti gemetar atau keringat dingin dan perilaku menghindar atau perilaku aman. Salah satu terapi yang telah terbukti efektivitasnya untuk mengatasi Fobia Kolam Renang adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). Penelitian ini dilakukan untuk Subjek ingin dapat mengurangi ketakutannya pada air yang dalam jumlah yang cukup banyak, Walaupun dalam tahap ini tidak mengharuskan Subjek untuk berenang melainkan melihat keberanian Subjek untuk bisa mendekat ataupun masuk ke kolam renang tersebut dan hanya bermain-main air biasa (waterboom).Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, terapi yang akan dilakukan pada intervensi psikologi terhadap gangguan fobia yang takut pada air yaitu melalui Cognitive Behavior Therapy yang terdiri dari kognitif, terapi perilaku dan melatih subjek rileks (relaksasi). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa CBT (teknik kognitif dan teknik coping desensitization) dapat menurunkan fobia Subjek, yang bagian utama dari terapi yang berperan penting dalam mengatasi kondisi fobia kolam renang dan pantai. Hal tersebut dapat dilihat secara nyata pada perubahan Subjek berupa tidak adanya distorsi kognitif, perasaannya tenang, perilaku rileks dan santai (tidak menghindar dan mau mendekat kolam renang), sehingga kognitif Subjek mulai berubah menjadi lebih rasional, maka tidak ada kecemasaanya (emosi) yang dapat akhirnya mempengaruhi perilaku Subjek Kata kunci: cognitive behavior therapy (CBT), kecemasan, perilaku maladaptif, relaksasi, observasi, desensitization
Since East Java Province is responsible for 27.09 percent of the country's total, the author chose to conduct his studies there, namely in Jombang City, Ngusikan District, Manunggal Village. According to the author's research, women who get married at a young age tend to have slower psycholoical and physical maturation. Women who choose to marry before the traditional age of majority—between the ages of 19 and 20—are expected to have reached a higher level of maturity than their contemporaries. There will be emotional repercussions for the woman as a result of this. The author wanted to know more about "the psychological impact of early marriage for women," so she set out to do some investigating. Using observation, interview, and coding strategies on two subjects who meet the criteria for qualitative research. The findings demonstrated that women's mental health is negatively affected by marriage at a young age.
Intensitasnya bermain game online di Indonesia membuat pemainnya menjadi kecanduan game online dan mengabaikan serta melupakan kegiatannya sehari-hari guna dapat bermain game secara terus menerus. Peneliti mendapatkan subjek sebanyak 81 orang, dari usia 15 sampai 40 tahun dan yang suka bermain game online, metode penelitiannya kuantitatif dengan menggunakan teknik sampling, Hasil penelitiannya nilai signifikansi Sig.(2-tailed) antara Subjective Well Being dengan intensitas bermain game online adalah sebesar 0,000; sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai r hitungnya sebesar 0,705 lebih besar dari r tabel yaitu 0,215. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara Subjective well being pada Individu ditinjau dari Intensitas Bermain Game online. Kesimpulannya terdapat hubungan positif antara subjective well being dengan intensitas bermain game online menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas bermain game online maka akan semakin tinggi subjective Well Beingnya, hal ini diharapkan untuk subjek bisa mengurangi intensitas bermainnya agar tidak merugikan diri sendiri dan bisa juga menghabiskan waktu dengan berinteraksi dengan teman, dan keluarga atau melakukan kegiatan yang positif.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.