Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Pada masa ini terjadi suatu perubahan baik biologis, psikologis maupun social. Perubahan yang terjadi pada remaja putri ditandai dengan menarche (haid pertama), perubahan pada dada, tumbuhnya rambut kemaluan dan juga pembesaran panggul. Kesehatan reproduksi di kalangan wanita merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan. Masalah kesehatan organ reproduksi pada remaja perlu mendapat perhatian yang serius, karena masalah tersebut paling sering muncul pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan salah satu alternatif, dengan memberikan informasi kepada remaja agar mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi kewanitaan agar terhindar dari penyakit organ reproduksi mereka yaitu memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pada remaja putri dan bagaimana menjaga kebersihan organ reproduksi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui sosialisasi edukasi tentang personal hygiene untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan diri/ personal hygine. Kegiatan ini dilakasanakan pada tanggal 13 Juni 2019 di SMP Muhammadiyah 1 dan dihadiri oleh 30 remaja. Hasil adanya peningkatan pengetahuan tentang personal hygiene pada remaja putri di SMP 1 Muhammadiyah Banjarmasin. Diharapkan SMP Muhammadiyah 1 bisa membuat program Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja sehingga para siswi bisa selalu mendapat informasi terkait kesehatan reproduksi sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit terutama penyakit gangguan reproduksi.
The limited access of pregnant women to health facilities during the COVID-19 pandemic does not allow pregnant women to have direct contact with health workers, so the need for information to deal with discomfort that commonly occurs in pregnant women must be met. The purpose is to provide an understanding of some of the physiological discomforts that occur in pregnant women, their causes, and how to overcome the discomfort. The method of implementing this community service activity includes socialization to the Coordinator Midwife of the Alalak Health Center for the implementation of community service activities regarding Handling Pregnancy Discomfort During the Covid-19 Pandemic. After the implementation of this community service activity, it is hoped that pregnant women can apply the simple solutions offered at home when experiencing state of discomfort.
Globally in 2016, 22.9% or 154.8 million children under 5 years of age suffered from child stunting, which is defined by low height for age. Stunting is often not recognized by the public. Short stature is so common among people that it is considered normal. The difficulty in visually identifying stunted children and the lack of routine assessment of linear growth in primary health care services explain why it took so long to recognize the magnitude of this hidden scourge. The purpose of carrying out examinations for infants and toddlers and providing education about complementary foods is to screen for stunting and provide education about nutritious food. This Community Service activity is located in the working area of Sungai Tabuk III Health Center, precisely in Paku Alam Village. The activity of examining the growth and development of infants under five as well as education about the manufacture of complementary feeding for mothers of infants under five will be held on October 16, 2021. The target audience for this community service activity is infants aged 0 months to 5. The results obtained are that there are still children with stunting symptoms (below the red line and the z score in KMS -2) as well as increasing knowledge of targets that are known from evaluation through pretest and posttest.
Depresi dapat disebabkan karena faktor hormonal, misalnya penggunaan kontrasepsi. WHO memperkirakan bahwa depresi akan menjadi penyakit terbesar kedua di dunia pada tahun 2020. Tahun 2017, jumlah akseptor kontrasepsi hormonal di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 68.861 akseptor (63%). Kontrasepsi pil memiliki kecenderungan depresi akibat dari efek samping fisik dan psikologis, misalnya gangguan suasana hati. Alasan beberapa wanita menghentikan penggunaan kontrasepsi pil adalah perubahan suasana hati. Depresi pada ibu akan menghasilkan gejala mental dan fisik yang mempengaruhi kualitas dan produktivitas sehingga dapat berefek buruk pada ibu, anak, dan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan lama penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian depresi di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan I. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Populasi sebanyak 409 akseptor pil. Besar sampel ditentukan dengan tabel kretji diperoleh 196 sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner modifikasi PHQ-9 (Patient Health Questionare-9). Analisa data menggunakan chi-square. Hasil didapatkan nilai p= 0,018 dan OR= 2,192 artinya akseptor kontrasepsi pil dengan lama penggunaan >2 tahun memiliki peluang 2,192 kali lebih besar terjadi depresi dibandingkan dengan akseptor pil dengan lama penggunaan ≤2 tahun. Simpulan penelitian didapatkan ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian depresi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.