Abstrak: Proses bisnis merupakan gambaran aktifitas yang terjadi dalam suatu organisasi. BPMN merupakan salah satu bahasa pemodelan grafis yang digunakan dalam pemodelan proses bisnis yang terjadi pada sebuah organisasi secara detail dengan aliran informasi berupa pesan yang disampaikan antar pihak terkait. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan proses bisnis pada unit P2KM dengan menggunakan BPMN pada aplikasi Bizagi untuk mendapatkan model bisnis yang mudah dimengerti oleh semua pihak. Metode yang digunakan adalah pemodelan proses bisnis menggunakan konsep BPMN melalui studi literatur dan obeservasi langsung di lokasi studi kasus. Data yang telah diperoleh dilakukan analisis prosedur dan digambarkan dalam bentuk diagram. Hasil penelitian diperoleh pemodelan sistem manajeman informasi berupa bisnis proses penelitian swadana/DIPA. PENDAHULUANUnit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar (P2KM AKN Blitar) merupakan unsur pelaksana akademik di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bertugas melaksanaan pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui penyelenggaraan kegiatan penelitian dan penerapan IPTEKS. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (berupa kegiatan penerapan IPTEKS) yang dilaksanakan di AKN Blitar merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan. Pelayanan yang maksimal dapat terlaksana ketika semua pihak yang terlibat mampu menjalankan aktifitas bisnis yang terpadu dengan visi, misi dan tujuan AKN Blitar yang pada akhirnya tercipta proses bisnis yang efektif dan efisien. Suatu organisasi dalam mencapai visi dan misi memerlukan suatu proses bisnis yang mendukung dalam kegiatan bisnis yang ada dalam organisasi. Proses bisnis merupakan serangkaian kegiatan dalam lingkungan organisasi dan teknis yang bekerja sama mencapai tujuan bisnis (Weske, 2012). Pemodelan proses bisnis menjadi hal yang sangat penting dalam rencana pengoptimalan kinerja sebuah organisasi. Kegiatan proses bisnis yang telah dicapai sesuai dengan target atau Tersedia Online di
Abstrak Objektif. Proses pemodelan karakter 3D memegang peranan penting dalam menghasilkan model karakter 3D yang baik. Proses ini merupakan proses awal yang harus dilalui oleh seorang desainer dalam membuat sebuah model karakter 3D. Setelah proses pemodelan dikerjakan dengan baik agar karakter tersebut bisa dibuat bergerak maka diperlukan proses rigging. Dengan proses pemodelan dan rigging tersebut model karakter 3D bisa digunakan untuk menghasilkan animasi sesuai dengan keinginan animator. Tentunya seorang animator akan memerlukan kerja keras untuk membuat suatu adegan gerakan apabila animasi yang dibuat masih manual. Untuk itu dengan memanfaatkan data BVH, animator akan lebih ringan dalam membuat adegan animasinya. Hasil animasi karakter di tunjukkan kepada 40 responden untuk menilai dan menghasilkan rata-rata tingkat humanoid animasi karakter bernilai 65%. Material and Metode. Menganimasikan model karakter 3D memanfaatkan hasil motion capture (.bvh) Hasil. Animasi karakter 3D dengan menggunakan hasil motion capture menghasilkan animasi yang humanoid. Kesimpulan. Hasil motion capture merupakan susunan tulang yang sudah dilengkapi dengan hasil perekaman gerakan sehingga untuk memproduksi animasi model karakter 3D akan lebih mudah karena animator tidak perlu menggambar tiap gerakan yang diinginkan. Abstrack Objective. The process of modeling 3D characters plays an important role in producing good 3D character models. This process is the initial process that must be passed by a designer in creating a 3D character model. After the modeling process is done well so that the character can be moved, a rigging process is needed. With the modeling and rigging process, 3D character models can be used to produce animations in accordance with the wishes of the animator. Of course, an animator will need to work hard to create a motion scene if the animation created is still manual. For this reason, by utilizing BVH data, animators will be lighter in making their animated scenes. The results of the character animation were shown to 40 respondents to rate and produce an average humanoid character animation level of 65%. Materials and Methods. Menganimasikan model karakter 3D memanfaatkan hasil motion capture (.bvh) Results. 3D character animation using the results of motion capture produces humanoid animation. Conclusion. The result of motion capture is the arrangement of bones that has been equipped with the results of recording the motion so that to produce animated 3D character models will be easier because the animator does not need to draw every desired movement.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.