Peran Batam sebagai kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas berimbas pada peningkatan kegiatan di sektor industri, kepelabuhanan dan perdagangan jasa. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah populasi Batam dari sekitar 6.000 jiwa di tahun 1970 menjadi lebih dari 1 juta jiwa di tahun 2020. Untuk menggenjot investasi agar dapat bersaing dengan Singapura dan Johor, telah disusun Rencana Induk Pengembangan KPBPB Batam, Bintan, Karimun yang menetapkan beberapa proyek infrastruktur dan kawasan yang diharapkan dapat memperluas peluang masuknya investor ke Batam. Pengembangan kawasan prioritas tersebut dapat menjadi pemicu penambahan jumlah penduduk yang berimbas pada peningkatan kebutuhan hunian khususnya untuk pekerja dan MBR. Dalam kondisi saat ini, sudah terdapat beberapa Rumah Susun di Batam untuk menunjang kebutuhan hunian pekerja industri, dimana pada komplek Rumah Susun tersebut masih diimungkinkannya ada pengembangan kapasitas untuk mengantisipasi kebutuhan hunian karena munculnya kawasan strategis baru. Kajian ini berusaha melihat posisi dan peran Rumah Susun yang ada saat ini dan potensinya dari segi jarak untuk mendukung proyek kawasan prioritas yang ada, serta potensi keterhubungan Rumah Susun tersebut dengan transportasi massal yang dapat menunjang kebutuhan mobilitas penghuni ke tempat kerja nantinya.
What it is like to sleep in zero gravity? Is it ever occurred to you? Sleep is actually a physical and mental resting state in which a person becomes relatively inactive, unaware of the environment, and is partially detachment from the world. It is a challenge for architects to design in a very extreme environment, which has different gravity, radiation exposure to avoid, the absence of basic needs (water, oxygen, etc.), sense of orientation (where is the top and where is the bottom?) etc. The lack of ability for human to stand straight in zero gravity environment – fetal position – leads to the choosing of that position for designing sleeping compartment in space – mimicking a sleeping baby, which is, in fact, the healthiest sleeping position. This idea becomes our guideline in proposing the design of a sleeping compartment in zero gravity, particularly in space station. It gives potential advantage for reducing the payloads of habitat module; size and weight, which is a common problems in space travel; mainly for reducing fuel and cost. But on the other hand, the quality of a good sleep should be considered, which is the main aspect of this design. What is a feasible sleeping compartment design for optimizing those needs? This research uses a design exploration approach to solve the problems and to find a suitable solution. The end result from this activity is S.H.E.E.P; Safe Haven with Ergonomics and Effective Performance. This sleeping compartment design is a private space for crew to rest comfortably without any interference from the external environment. This compartment is also equipped with necessary tools.
The emergence of app-based ride-hailing platforms such as motorbike taxi (online ojek) services, has changed the commuters' behaviour and mobility pattern in Jakarta. The highly-anticipated Jakarta Mass Rapid Transit (Jakarta MRT), which was launched and operated in early 2019, has gained popularity among the commuters. The average number of MRT passengers that surpassed 82.000 person-day influences the increasing demand for transit exchange mode in certain stations. The integration of MRT, Trans Jakarta and Commuter Line does not impede the need for ride-hailing service, especially for destinations that are not yet covered by any means of proper public transportation. Urban space intervention has emerged in the form of informal transit points, which have been used by the ride-hailing drivers for collecting passengers and bidding orders. These points occupy very significant parts of the streets, thus recurrently generate problems to the traffic and pedestrian accessibility around the station gates. Responding to those issues, PT. MRT Jakarta has developed a plan to locate formal transit points for ride-hailing activities near every station. The research aims to assess the quality of pedestrian linkages between MRT stations and the ride-hailing transit points. The research was conducted by mapping both t existing and the proposed transit points around nine MRT Stations in Jakarta. All locations were assessed using a set of walkability index parameters, which was developed by the Asian Development Bank and Clean Air Initiative Asia. The result defines the walkability rating of each proposed transit point, which then would be followed by design recommendations based on the parameters used.
Jalan Raya Pos (De Groote Postweg) merupakan suatu bentuk pengembangan infrastruktur peninggalan kolonial yang menjadi salah satu pemicu pertumbuhan kawasan perkotaan di sepanjang jalur yang dilaluinya. Jaringan jalan ini melintas dari Anyer hingga Panarukan dan diantaranya melewati beberapa kota besar pada 5 provinsi di Pulau Jawa. Jalur jalan ini di masa sekarang terkenal sebagai jalur transportasi darat utama khususnya di pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa, menghubungkan wilayah barat dan timur sepanjang sekitar 1.000 km. Pada wilayah di sisi barat Pulau Jawa, jalur jalan tersebut antara lain melewati wilayah Serang, Jakarta, Bogor, Bandung, dan Cirebon. Kota-kota tersebut berkembang saat ini dengan struktur kota yang dipengaruhi oleh keberadaan De Groote Postweg yang mengubah tatanan kota pada masa lalu sehingga berkembang layaknya sekarang. Perubahan struktur ruang kota itu antara lain terjadi dalam bentuk pemindahan pusat kota maupun perubahan pola jaringan jalan sehingga membuat pemanfaatan ruang di kota-kota yang dilalui cenderung berorientasi ke jalan raya pos sebagai media transportasi logistik dan pasukan di era Daendels. Perkembangan kota—kota tersebut seperti yang dapat dilihat hingga kini merupakan salah satu dampak dari perubahan struktur ruang pasca kota-kota tersebut terhubung oleh jalur De Groote Postweg.
Pasar Santa telah selesai direvitalisasi pada tahun 2006. Program revitalisasi tersebut mengubah bangunannya dari 32 unit bangunan satu tingkat menjadi satu unit bangunan bertingkat tiga khusus untuk mengakomodasi fungsi utama perdagangan dan jasa. Fungsi pendukung seperti manajemen dan musholla diletakkan pada lantai yang terpisah. Penelitian ini merupakan studi terkait ruang akomodasi fungsi pasar tradisional yang terdapat di Pasar Santa, Jakarta. Variabel penelitian dipilih dari empat ketentuan Pemerintah RI lewat keputusan dari Kementerian Kesehatan dan Perdagangan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) no. 8152 tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian ruang akomodasi fungsi pasar dan elemennya, seperti dimensi dan material, pada Pasar Santa terhadap ketentuan yang dirujuk terutama pada masa operasionalnya yang masih berlangsung hingga saat penelitian ini dilakukan. Namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu penjabaran dan perbandingan antara kondisi Pasar Santa sebelum dan setelah revitalisasi. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui seberapa jauh perkembangan pemfasilitasan ruang akomodasi pasar tradisional di Pasar Santa sejak bergabung di bawah naungan PD Pasar Jaya hingga saat ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.