Penyakit infeksi menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia setelah penyakit kardiovaskular. Tingginya mortalitas akibat penyakit infeksi dapat dipengaruhi oleh ketepatan penggunaan antibiotik. Resistensi antibiotik berhubungan erat dengan ketepatan penggunaan antibiotik. Salah satu faktor yang mempengaruhi resistensi antibiotik pada pasien di rumah sakit adalah perpindahan pasien antar rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotik yang diberikan kepada pasien khususnya pasien rujukan. Kegiatan ini merupakan salah satu evaluasi yang digunakan sebagai indikator mutu Program Pengendalian Resistensi Antibiotik (PPRA). Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan pengambilan data secara prospektif yang dilakukan selama 4 bulan (April-Juli 2019) di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. Analisis kualitas penggunaan antibiotik menggunakan penilaian alur Gyssen yang dianalisis oleh 2 orang reviewer dan peneliti. Hasil analisis menunjukkan 44,05% antibiotik yang diberikan tergolong telah rasional (kategori 0); 7,15% antibiotik diberikan tidak tepat (kategori I-IV); 11,90% antibiotik diberikan tidak memiliki indikasi, dan 36,9% antibiotik yang diberikan tidak memiliki kesepakatan antara 2 reviewer dan peneliti dalam penilaian alur Gyssen. Kesepakatan antar 2 reviewer dan peneliti diuji menggunakan Fleiss Kappa dimana diperoleh nilai k = 0,581 yang artinya kesepakatan antar reviewer cukup baik (dengan p = 0).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik pada pasien pediatri yang dirujuk ke RSPAL Dr. Ramelan selama bulan April hingga Juli 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif yang dilakukan secara prospektif. Variabel yang terlibat adalah besar penggunaan antibiotik yang dinyatakan dalam satuan Defined Daily Dose (DDD)/100 hari rawat inap dan standar yang digunakan berdasarkan ketentuan dari WHO. Terdapat 30 subyek yang dirujuk ke RSPAL Dr. Ramelan. Sebagian besar subyek telah tinggal lebih dari 48 jam di rumah sakit sebelumnya, mereka menerima antibiotik sejak hari pertama di RSPAL Dr. Ramelan. Sebanyak 13 subyek (43%) menerima antibiotik yang serupa dengan rumah sakit sebelumnya dan 17 subyek lainnya (57%) tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan total konsumsi antibiotik sebesar 10,50 DDD/100 hari-rawat dari 8 jenis antibiotik yang digunakan yaitu ampisilin-sulbaktam, kloksasilin, seftriakson, amikasin, gentamisin, meropenem, levofloksasin, dan metronidazol. Konsumsi antibiotik tertinggi adalah meropenem yang memiliki 3,49 DDD/100 hari-rawat, konsumsi antibiotik terendah adalah kloksasilin yang memiliki 0,05 DDD/100 hari-rawat. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu indikator evaluasi penggunaan antibiotik yang dilakukan di rumah sakit agar dapat meningkatkan rasionalitas penggunaan antibiotik sehingga menurunkan resiko penyebaran resistensi antibiotik khususnya melalui pasien rujukan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.