Human resources with good health status are essential for a nation's development. One of the preventive efforts to reduce morbidity and mortality in children caused by infectious diseases is through primary immunization. The survey results regarding implementing basic immunization in Indonesia in 2019 have decreased compared to the previous year. To reveal the factors that hinder basic immunization activities for children in Indonesia. A literature search using the National Library of Indonesia, PubMed, and Google Scholar with the keywords "Barriers AND Basic Immunization AND Children" was conducted. The analysis data used the PICOT method. According to the topic's relevance, six articles were selected. Some factors become obstacles in providing primary immunization for children, namely: lack of knowledge, physical impact, availability of vaccines, individual perceptions and beliefs, ways of communicating with health workers, family support, distance problems, and time problems. The lack of knowledge about basic immunization for children is the main factor influencing other inhibiting factors for immunization activities. Keywords: Barrier, Child, Immunization ABSTRAK Sumber daya manusia dengan status kesehatan yang baik merupakan hal yang penting bagi pembangunan suatu bangsa. Salah satu usaha preventif dalam mengurangi angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan dari penyakit menular ialah melalui imunisasi dasar pada anak. Hasil survei tentang pelaksanaan imunisasi dasar di Indonesia tahun 2019 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Untuk menemukan faktor hambatan kegiatan imunisasi dasar bagi anak di Indonesia. Pencarian literatur yang dilakukan menggunakan Perpusnas, PubMed, dan Google Scholar dengan kata kunci yang digunakan adalah “Hambatan DAN Imunisasi Dasar DAN Anak” dan dianalisis menggunakan PICOT. Pada pencarian artikel menggunakan 3 database, yaitu: Perpusnas 219 artikel, PubMed 458 artikel, dan Google Scholar 1236 artikel. Setelah didiskualifikasi sesuai tahun terbit (5 tahun terakhir) dan pemilihan duplikat artikel diperoleh 327 artikel, selanjutnya yang sesuai dengan relevansi topik maka terpilih 6 artikel yang digunakan. Faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pemberian imunisasi dasar anak, yaitu: kurang pengetahuan, dampak fisik, ketersediaan vaksin, persepsi dan keyakinan individu, cara komunikasi tenaga kesehatan, dukungan keluarga, masalah jarak, dan masalah waktu. Peneliti menyimpulkan bahwa kurang pengetahuan tentang imunisasi dasar anak menjadi faktor utama yang memengaruhi faktor-faktor hambatan lainnya terhadap kegiatan imunisasi. Kata Kunci: Anak, Hambatan, Imunisasi
Introduction: Bathing of neonate is a part of the birth process by cleaning the baby's body, watering or soaking. However, neonates may experience heat loss more rapidly and show signs of vital instability. Objectives: The purpose of this study was to compare the stability of the vital signs of neonates who immediately took a bath and who delayed bathing. Methods: the research method as a comprehensive search strategy, namely articles in the database of research journals through the Scopus database, Proquest, Clinical Key, and Science Direct with full text criteria and published in years. 2016-2020. Results: The results obtained in this study indicate that it is advisable to delayed bathing in newborns so that the stability of vital signs is better
Latar belakang: jumlah ibu menyusui di RW 02 Kel. Binong, Tangerang memiliki jumlah yang cukup banyak. Akan tetapi, memiliki pemahaman yang kurang tentang metode pemberian ASI esklusif dan sumber nutrisi yang meningkatkan produksi ASI. Tujuan: menuntut peran dari para akademisi bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat mengaplikasikan pola pengasuhan pemberian ASI ekslusif, dan pemanfaatan tombong kelapa untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Metode yang digunakan adalah kegiatan seminar dan diseminasi melalui diskusi. Hasil:jumlah ibu menyusui di RW 02 Kel. Binong, Tangerang sangat antusias mengikuti, menyimak pemaparan materi seminar dan diseminasi tombong kelapa dan edukasi pemberian Asi ekslusif. Manfaatnya peserta memperoleh pemahaman yang baik dan baru tentang ASI ekslusif, sumber makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI selama menyusui. Jumlah peserta kegiatan berkisar 58 orang. Kelompok umur terbanyak antara 23–39 tahun (81%) sebanyak 47 orang. Selain itu, ada beberapa peserta diluar target umur yang mengikuti kegiatan, lebih muda dengan rentang usia 20-22 tahun (10%) sebanyak 6 orang, serta pertengahan umur, yaitu 40-45 tahun (9%) sekitar 5 orang. Kesimpulan, hasil diseminasi dan edukasi tentang peningkatan produksi ASI melalui tombong kelapa kepada ibu menyusui berperan untuk memberikan informasi penting dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak, baik di usia produktif, dewasa, dan pertengahan usia.
Menopause merupakan proses berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut secara alamiah yang terjadi pada seorang perempuan. Walaupun kejadian alamiah, namun menopause dapat memengaruhi adaptasi fungsi tubuh sehingga perempuan harus mengetahui dampak menopause yang terjadi. Akan tetapi, kajian tentang menopause masih jarang dilakukan di masyarakat sehingga diperlukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pendidikan kesehatan dan screening kesehatan reproduksi pada perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perempuan tentang dampak menopause dan mau melakukan screening kesehatan reproduksi. Pelaksanaan pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan pendekatan tanya jawab dengan partisipan usia 30-74 tahun dan belum pernah dilakukan operasi pengangkatan organ sistem reproduksi. Hasil diketahui responden sangat antusias pada diskusi awal (pre) melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta terkait pengalaman pribadi (11%) dan meningkat pengetahuan (22%) setelah diberikan edukasi dengan menjawab benar setiap pertanyaan selama proses edukasi. Artinya ada peningkatan pengetahuan responden dua kali lipat, tetapi tidak sejalan dengan perilaku responden melakukan screening kesehatan. Hal ini dibuktikan hanya ada (66.67%) saja yang mengikuti screening kesehatan reproduksi, sehingga disimpulkan bahwa pemberian edukasi dalam waktu singkat dan tidak berkesinambungan tidak efektif terhadap perubahan sikap dan perilaku responden untuk informasi baru.
Walaupun menopause adalah hal normal pada perempuan diatas umur 50 tahun, namun dijumpai data kecemasan menghadapi menopause pada perempuan di Tangerang Selatan. Dampaknya perempuan enggan memeriksakan kesehatan sistem reproduksi karena mempunyai persepsi tidak perlu periksa kesehatan jika tidak sakit. Fenomena tersebut juga dijumpai di salah satu gereja di Tangerang dimana setiap minggu diketahui ada perempuan sakit dan dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan screening kesehatan reproduksi pada perempuan menopause. Metode screening sistem reproduksi perempuan menopause (n=30) untuk mendeteksi peredaran darah jantung - otak, syaraf otak, kepadatan tulang, kadar gula dalam darah, organ reproduksi melalui alat Quantum Resonance Magnetic Analyzer dengan tiga kategori hasil risiko, hati-hati, dan aman. Hasil: diketahui usia ≥ 60 tahun (50%) dengan kategori ‘hati-hati’ diketahui masalah paling dominan yaitu gangguan peredaran darah di jantung - otak (96,67%), sedangkan pada kategori ‘risiko’ gangguan paling dominan yaitu ‘tingginya gula dalam darah (76.67%). Lalu hasil dilaporkan kepada dokter klinik gereja untuk memberikan rujukan ke rumah sakit. Kesimpulan: responden tersebut mempunyai kecenderungan mengalami masalah penurunan fungsi kognisi seperti cepat lupa disertai penyakit degeneratif pada lanjut usia: Diabetes Melitus, Dementia, dan Osteoporosis. Rekomendasi diperlukan literature review tentang dampak menopause terhadap kejadian penyakit degeneratif.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.