Technology-based media can increase students’ motivation more than equipping their teaching materials with traditional ones. This article aims to describe the difference between the dance performance of students taught by exploring local wisdom from YouTube and those who are taught by the conventional method. This quasi-experimental study describes whether local wisdom and technology via YouTube can effectively increase Indonesian students’ dance performance at the higher education level. A number of 205 students participated in this research. A dance performance test, two scoring rubrics, and a questionnaire were used. The result of statistical analysis shows that exploring the values of local wisdom from YouTube videos can give a significant effect on students’ dance performance with sig. = .000. In terms of gender, there is a significant difference between female and male students after being taught by exploring local wisdom from YouTube videos (sig. = .000). Moreover, females also achieve better than males in terms of creativity including fluency, flexibility, elaboration, and originality of their dance products. The results of the questionnaire reveal that students appreciate and feel helped by integrating local wisdom and YouTube videos in the choreography course and agree that the values of local wisdom direct their dance performance in terms of movement, attitude, costume, and creativity.
Kehadiran anak usia dini dalam aktivitas tari tumbuh dengan pesat. Hal itu tampak baik dalam pendikan formal maupun nonformal. Namun yang sangat memprihatinkan tidak ada perbedaan materi yang ditampilkan antara orang dewasa dengan anak-anak, sehingga apa yang disajikan tidak maksimal. Hal ini terjadi karena lagu atau gerak tari yang ditampilkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan anak, misalnya wilayah suara atau gerak anak sesuai dengan kapasitas struktur anatomi, yang pada gilirannya apa yang hendak disampaikan tidak komunikatif. Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan penggalian dan pengembangan potensi kreatif yang dimulai dari usia dini. Dapat di pastikan jika anak telah diasah dan diasuh dari usia dini untuk memaksimalkan kemampuan potensi geraknnya maka akan lahirlah sejumlah penari yang professional yang pada giliranya akan meujudkan penari-penari yang fungsional. Untuk mengatasi fenomena di atas diperlukan kepedulian dari berbagai pihak, misalnya koreografer harus memproduksi tari yang sesuai dengan tingkat kesulitan gerak yang mampu dicapai oleh anak-anak. Para seniman seni yang bertindak sebagai instruktur harus mempertimbangkan materi yang sesuai dengan dunia anak-anak agar mereka dapat menampilkannya lebih luwes dan fleksibel. Di sisi lain kepedulian pengamat seni seperti Taman Budaya, Dewan Kesenian juga sangat dibutuhkan dalam rangka memberi motivasi dan pengontrolan untuk menjaga kualitas baik lagu ataupun gerak tari yang ditampilkan. Key Word: Potensi Kreativ, Pendidikan Usia Dini.koreografer, seniman seni, pengamat seni
This research aims to analyze and in study about influence of mathematical by self regulated learning against the ability of mathematical creative thinking high school students. The methods used in this research is quantitative data with the correlational method. The population in this research is a high school student in the city of Karawang with sampels as many as 32 student that assigned by techniques purposif sampling at one high school in the city of Karawang. The instruments in this research is a test of the ability of mathematical creative thinking as much as 4 items and scale self regulated learning as much as 10 scale statements.
DEVELOPING LOCAL WISDOM VALUES THROUGH THE DANCE WORKS OF FEMALE CHOREOGRAPHERS IN WEST SUMATERA: A GENDER STUDIES Minagkabau in the social order, the personality of a woman governed by a norm that is contained in the content of the values of sumbang duo baleh (the twelfe of improper behaviors). As a female choreographer, the values of sumbang duo baleh are not only seen in the attitude of her personality, but also in the content her dance work as a reflection of her personality. However, all the twelfe values cannot considered altogether in a dance. If all the content of those values are fully referenced in the dance work, choreographers feels such rules would hamper creativity, especially in the embodiment of motion to the media staple in dance. The values of twelfe improperly behaviors can be implemented into the dance are walk improperly, sit improperly, stand improperly, look improperly, improper clothing, and improper behaviors. On the other hand, the involvement of women in artistic activity, driven by the demands of the economy. For that reason, women no longer have to rely on the man as the leader of the household, or be the responsibility of the system as in the economy in the longhouse, yet can already be anticipated through achievement in art. It likewise trigger the choreographer seeks to meet the needs of consumers, even vying to create markets that are commercial.Key words: The twelfe lacks, choreographer, dance AbstrakDalam tatanan sosial masyarakat Minagkabau, kepribadian seorang perempuan diatur oleh suatu norma yang tertuang dalam kandungan nilai-nilai sumbang duo baleh. Sebagai seorang koreografer perempuan, kandungan sumbang duo baleh tidak hanya terlihat dalam sikap kepribadiannya, namun kandungan nilai-nilai itu juga dapat terlihat dalam karya tari sebagai cerminan kepribadiannya. Kandungan nilai sumbang duo baleh tidak semuanya dapat dituangkan dalam karya tari. Jika semua kandungan nilai-nilai tersebut secara utuh dijadikan acuan dalam berkarya tari, koreografer merasakan aturan-aturan tersebut akan menghambat kreativitas, terutama dalam perwujudan gerak yang menjadi media pokok dalam tari. Adapun kandungan nilai sumbang duo baleh dengan lugas dapat diimplementasikan ke dalam tari adalah sumbang jalan, sumbang duduak, sumbang tagak, sumbang penglihatan, sumbang pakaian, dan sumbang kurenah. Di sisi lain, keterlibatan perempuan dalam aktivitas kesenian, didorong oleh tuntutan perekonomian. Untuk itu, perempuan tidak lagi harus menggantungkan perekonomian sepenuhnya kepada laki-laki sebagai pemimpin rumah tangga, atau menjadi tanggung jawab kaum sebagaimana dalam sistem perekonomian di rumah gadang, namum sudah dapat diantisipasi melalui prestasi dalam berkesenian. Hal demikian pula memicu para koreografer berupaya memenuhi kebutuhan konsumen, bahkan berlomba-lomba untuk menciptakan pasar yang sifatnya komersil.Kata Kunci: Sumbang duo baleh, koreografer, tari
Abstrak - Instagram memiliki berbagai macam pengguna tanpa terkecuali pemerintah, akun instagram pemerintah sendiri memiliki fungsi sebagai salah satu media informasi bagi masyarakat untuk mengetahui berita terbaru. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dan memutus rantai penyebaran virus covid-19, salah satu langkah yang diambil pemerintah dalam menghadapi covid-19 dengan menerapkan kebijakan New Normal. Tujuan penulis dari penelitian ini adalah untuk menghitung akurasi metode K-Nearest Neighbor pada klasifikasikan sentimen dari opini masyarakat terkait penerapan kebijakan new normal. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengumpulan data dari akun yang dikelola pemerintah. Setelah itudata tersebut dilakukan proses preprocessing. Lalu membuat model dengan menggunakan word embedding FastText. Selanjutnya menggunakan feature engineering dalam melakukan improve untuk menghasilkan fitur terbaik. Dataset dalam penelitian ini berjumlah 4717 data yang terbagi dari 1456 data kelas pro, 1662 data kelas netral, 1599 data kelas kontra. Pengujian yang dilakukan menggunakan confusion matrix dengan cara menguji data latih dan data uji sebanyak 3 kali dengan perbandingan data 90:10 yaitu nilai akurasi sebesar 60,169% dan pada k-40 dengan perbandingan 80:20 yaitu nilai akurasi 60,16%, sedangkan akurasi terendah terdapat pada perbandingan data 70:30 yaitu 58,12%.Kata kunci: New Normal, Instagram, Klasifikasi, Sentimen, K-Nearest Neighbor Abstract - Instagram has various kinds of users without the exception of the government, the government's own Instagram account has a function as a medium of information for the public to find out the latest news. The government has made various efforts to reduce and break the chain of the spread of the COVID-19 virus, one of the steps taken by the government in dealing with COVID-19 by implementing the New Normal policy. The author's aim of this study is to calculate the accuracy of the K-Nearest Neighbor method in classifying sentiments from public opinion regarding the implementation of the new normal policy. This research was conducted through several stages, namely collecting data from accounts managed by the government. After that, the data is preprocessed. Then create a model using word embedding FastText. Then use feature engineering to improve to produce the best features. The dataset in this study amounted to 4717 data which was divided into 1456 pro class data, 1662 neutral class data, 1599 contra class data. The test was carried out using a confusion matrix by testing training data and test data 3 times with a data comparison of 90:10, namely the accuracy value of 60.169% and at k-40 with a ratio of 80:20, namely the accuracy value of 60.16%, while the lowest accuracy there is a comparison of 70:30 data that is 58.12%.Keywords: New Normal, Instagram, Classification, Sentiment, K-Nearest Neighbor
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.