A place of shelter and rest that fulfils physiological needs fulfils psychological needs, prevents disease transmission, prevents accidents and fulfils the concepts of cleanliness, health and beauty that can lead to a perfect life, both physically, spiritually and economically, is called a healthy home. Its characteristics include having a good water source, smooth air circulation inside and outside the room, solid and liquid waste disposal channels, freeing harmful chemicals, house cleanliness, sturdy building materials, and a green environment. Basically, housing is a basic human need and is also a determinant of public health. Decent housing for housing must meet health requirements, one of which concerns the need for latrines. The purpose of this paper is to provide insight to the Meteseh community regarding healthy homes and provide solutions for people who do not meet healthy home standards. In Meteseh Village, there are still houses that do not have latrines. This time, the types of community service programs were in the form of counselling and demonstrations. The method used was by coordinating with the village head in Meteseh, Tembalang District, Semarang, conducting field surveys, asking permission to socialize with residents regarding healthy homes, then installing latrines and evaluating after latrine installation. This activity's target is poor and has not implemented a clean and healthy lifestyle in Meteseh village. The result after the service is that the Meteseh community understands a healthy home better and also begins to apply it in their daily lives.
Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah yang terdiri dari beberapa daerah provinsi.Daerah provinsi itu terdiri dari daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah itu terdapatsistem pemerintah yang mengatur dan diatur oleh undang-undang dasar 1945. Pemerintahdaerah yang dimaksut adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagaiunsur penyelenggara pemerintah daerah. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiriurusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah Kabupatenmerupakan unsur utama dalam mengatur Pemerintah di suatu daerah. Dalam melaksanakanotonomi daerahnya, Pemerintah Kabupaten/kota membutuhkan sarana dan prasarana untukmewadahi aparatur sebagai tempat kerja bagi pegawai yaitu kantor pemerintahan.Kantor Pemerintah Kabupaten berfungsi sebagai wadah/tempat dari aktivitas/kegiatanpemerintahan daerah setempat dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakatumum di daerah Kabupaten. Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat diperlukan saranadan prasarana yang memadai salah satunya adalah kantor pemerintah tempat pekerja seorangpegaiwai negeri sipil yang representatif. Sebagai kantor pemerintahan, gedung perkantoranharus memiliki karakteristik bentuk yang spesifik dan juga harus mempunyai sistempenataan bangunan yang baik dan terencana secara Arsitektural. Bangunan ini ditujukanuntuk mewadahi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.Gedung kantor yang memadai bertujuan agar menciptakan sistem atau mekanisme kinerjainstansi pemerintah yang lebih terintegrasi dan menyeluruh, mewujudkan pola layanankepada masyarakat yang lebih efektif dan efisien, kantor pemerintah harus mampumencerminkan suatu lambang kedudukan pusat pemerintahan.
Perkembangan yang makin maju memicu adanya kegiatan manusia yang semakin beragam dan bermacam macam. Pada era globalisasi seperti sekarang ini peningkatan infrastruktur publik secara bertahap diharapkan dapat mendorong pengembangan berbagai kegiatan secara terpadu dan memberikan sistem yang luas untuk pengembangan bangunan, struktur dan rencana ekologi. Kawasan wisata menjadi salah satu kebutuhan manusia yang tak bisa di sepelekan, dengan adanya tempak wisata dapat mengisi hari libur yang dapat di gunakan untuk menyegarkan otak agar setelah lima hari bekerja dan bersekolah ataupun beraktivitas lainya yang di lakukan setiap harinya. Perancangan kawasan wisata robotik ini bertujuan agar dapat mengembangkan pengetahuan bagi masyarakat tentang perkembangan teknologi yang semakin lama semakin maju, tak hanya untuk berwisata tapi sebagai ajang pembelajar yang dapat mengangkat pengetahuan masyarakta tentang perkembangan zaman pada era sekarang ini. Wisata robotik yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan, perbelanjaan dan spot-spot nongkrong dalam satu kawasan. Bagi era milenium sekarang semua aktivitas maupun pekerjan tak luput dari bantuan teknologi sehingga penting sekali adanya edukasi mendalam tentang teknologi yang membantu kebutuhan manusia, teknologi ini yang sering membantu kegiatan manusia dalam berbagai aspek pekerjaan.
Tujuan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah untuk mengimplementasikan ilmu yang diterima mahasiswa di bangku kuliah serta mendidik mahasiswa untuk bisa bersosialisasi dengan warga. Sejak pandemi COVID-19 muncul tahun 2020, pelaksanaan KKN berubah mengikuti protokol yang berlaku. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan KKN semakin terbatas. Dengan pembatasan yang cukup ketat, mahasiswa yang terjun ke lapangan sangat dibatasi. Mereka menggunakan media sosial sebagai alternatif untuk melaksanakan program kegiatan KKN selama pandemi. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mahasiswa menggunakan media sosial sebagai upaya mensosialisasikan kegiatan KKN selama pandemi di Kecamatan Pedurungan. Metode yang digunakan adalah dengan deskriptif kualitatif dengan studi literatur dan survei ke lapangan dan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data. Hasilnya adalah media sosial yang digunakan untuk mensosialisasikan kegiatan KKN selama pandemi paling banyak digunakan adalah media whatshap 60%, instagram 20%, youtube 15% dan 5% menggunakan facebook. Media whatshap dianggap yang paling efektif dalam penyampaian sosialisasi kegiatan KKN di kecamatan Pedurungan.
Kondisi pasar tradisional yang ada di kota Semarang saat ini kurang baik. Kondisi bangunan pasar yang sudah tidak terawat, banyak kerusakan, dan tidak adanya lahan parkir yang memadai. Lingkungan pasar juga kumuh, bau, dan tidak teratur. Hal tersebut tentu sangat mengganggu pedagang maupun pembeli di pasar tradisional. Salah satu contoh pasar tradisional yang memiliki kondisi demikian adalah Pasar Tradisional Karangayu Semarang. Sayangnya, pasar karangayu dengan kondisi yang sekarang pelayanannya tidak dapat menjadi maksimal. Selain itu hal serupa juga dialami oleh pusat perbelanjaan, Plaza Siliwangi yang terletak bersebelahan dengan Pasar Karangayu, kondisi bangunan masih cukup baik, namun berdasarkan data pengguna atau penyewa bangunan hanya sedikit. Sehingga geliat aktivitas perdagangan dan jasa tampak sepi dan tidak hidup. Selain itu kompleks ruko (rumah toko) ini tidak memiliki ruang terbuka hijau sama sekali, sehingga kurang memenuhi standar perancangan bangunan. Oleh itu maka dipandang perlu adanya Revitalisasi Pasar Karangayu sebagai pasar tradisional yang diintegerasikan dengan plaza siliwangi sebagai pusat perbelanjaan modern menjadi satu kesatuan saling bersimbiosis dengan rancangan desain modern yang memiliki beberapa fungsi tambahan dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan gaya hidup masyarakat modern (milenial). Dengan begitu kawasan pusat perbelanjaan ini akan semakin tampak hidup dan memberikan dampak positif peningkaatan perekonomian bagi lingkungan sekitar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.