Obturation with a sealer material that provides an adequate apical sealing ability is required to prevent endodontic treatment failure due to microleakage. However, there are no sealers that meet all the physical and chemical properties to be able to hermetically seal the root canal system to date. Various sealer materials have been developed in recent years including the use of bioceramic materials which are claimed to have excellent biocompatibility to tissues. This study aimed to compare the apical sealing ability of bioceramic-based and zinc oxide eugenol (ZOE)-based sealer in root canal treatment. A total of 27 extracted mandibular premolars were decoronated to the standard root length of 14 mm. The root canals were prepared with a crown-down technique using manual instrument to file F3 (30/.09). The samples were then divided into three groups: obturation with bioceramic-based sealer (n=9); ZOE-based sealer (n=9); and control group (n=9). Microleakage was measured using a dye penetration method with 1% methylene blue and observed under stereomicroscope at x20 magnification. The mean of the maximum penetration length from the lowest to the highest was found in the bioceramic-based sealer group (0.825 mm), the ZOE-based sealer group (3.850 mm), and the control group (4.444 mm). One-way ANOVA test showed a significant difference in the maximum penetration length between the three groups (p<0.05). The post hoc LSD test showed a significant difference in the maximum penetration length between the bioceramic-based and ZOE-based sealer groups (p<0.001). Obturation with bioceramic-based sealer provides a better apical sealing ability than that with ZOE-based sealer.
ABSTRAK LATAR BELAKANG : Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang dominan pada saluran akar. Medikamen saluran akar digunakan sebagai agen antibakteri untuk mencapai desinfeksi lengkap dari sistem saluran akar. Ekstrak etanol kembang sepatu (H. rosa sinensis L.) diketahui mampu bersifat sebagai antibakteri. TUJUAN : Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kembang sepatu (H. rosa sinensis L.) sebagai alternatif bahan medikamen saluran akar memiliki daya antibakteri terhadap E. faecalis. METODE : Penelitian menggunakan studi true experimental dengan rancangan post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan 8 kelompok, terdiri dari 6 kelompok perlakuan dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25 dan 3,125% serta 2 kelompok kontrol yaitu kontrol positif dan kontrol negatif. HASIL : Rerata jumlah koloni yang tumbuh pada konsentrasi 100% ekstrak etanol kembang sepatu (H. rosa sinensis L.) adalah sebanyak 4,4 x 102 CFU/ml sehingga dapat menghambat pertumbuhan E. faecalis sebesar 92,7% sedangkan pada konsentrasi 50% ekstrak etanol kembang sepatu (H. rosa sinensis L.) merupakan KHM dengan rerata yaitu 5,9 x103 CFU/ml yang dapat menghambat pertumbuhan E. faecalis sebesar 90,17%. Hasil uji Kruskal wallis adalah p=0.000 (p<0.05) sehingga terdapat perbedaan jumlah koloni yang signifikan. KESIMPULAN : Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa didapatkan KHM pada konsentrasi 50% dan tidak ditemukan KBM pada penelitian ini. Kata Kunci : H. rosa sinensis L., Enterococcus faecalis, medikamen saluran akar, KHM dan KBM.
LATAR BELAKANG : Semen ionomer kaca diperkuat zirkonia adalah bahan restorasi generasi baru yang memiliki kekuatan setara amalgam sekaligus mempertahankan kemampuan pelepasan fluorida. Kekerasan restorasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan obat kumur. Obat kumur yang direkomendasikan selama pandemi COVID-19 adalah povidon iodin 1%. Penelitian terbaru membuktikan obat kumur povidon iodin 1% dapat menurunkan kekerasan resin komposit nanohibrid.TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh obat kumur povidon iodin 1% terhadap kekerasan semen ionomer kaca diperkuat zirkonia.METODE : Penelitian ini merupakan penelitian true experimental laboratories dengan rancangan penelitian pre-test and post-test control group design. Sampel penelitian terdiri dari 36 sampel semen ionomer kaca diperkuat zirkonia dengan diameter 6 mm dan tinggi 2 mm. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang direndam dalam saliva buatan dan kelompok perlakuan direndam dalam obat kumur povidon iodin 1% selama 24 jam. Uji kekerasan menggunakan alat Vickers Hardness Tester. Data dianalisis menggunakan uji Paired T-Test dan Independent T-Test.HASIL : Hasil uji Paired T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perendaman dengan nilai p>0,05 dan terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah perendaman dengan nilai p<0,05. Hasil uji Independent T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05.KESIMPULAN : Obat kumur povidon iodin 1% berpengaruh terhadap penurunan kekerasan semen ionomer kaca diperkuat zirkonia.Kata Kunci : kekerasan, obat kumur povidon iodin 1%, semen ionomer kaca diperkuat zirkonia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.