Pada usia remaja penampilan fisik merupakan hal yang sering mendapat titik perhatian penting, salah satu permasalahan berkaitan dengan masalah ini pada remaja adalah acne. Banyak siswa mengalami Acne vulgaris dengan tingkat stres yang berbeda. Kondisi stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi acne. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kejadian Acne vulgaris pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan rancangan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMA Diponegoro kelas 3 yang berjumlah 68 orang. Sampel yang diambil berjumlah 40 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan lembar observasi sedangkan hasil pengumpulan data diolah dengan uji sperman rank (rho). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa mengalami stres dengan tingkat sedang yaitu sebanyak 23 responden ( 57,5%) dan Acne vulgaris dalam batas ringan yaitu 19 responden ( 47,5%). Hasil analisis menggunakan SPSS r < α yaitu 0,03 < 0,05, artinya H1 diterima ada hubungan antara stress dengan acne vulgaris pada remaja dengan koefisen korelasi hubungan 0,463 yang artinya intreprestasi hubungan sedang. Oleh sebab itu diharapkan remaja dapat mengelola stress dengan baik untuk mencegah kejadian acne vulgaris.
Gangguan psikosomatik senng anemuken pada praktek klinik dimana pasien datang dengan berbagai keluhan somatik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah stres. Peneuuen mi tenuusen untuk mengetahui hubungan tingkat sires dengan terjadinya gangguan psikosomatik pada pasren di Poli Umum UPT Dmkes Puskesmas Tambakrejo Jombang Tahun 2016. Desain penelittan tm menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional Populasi sampel yang d1gunakan dari 31 pessen yang berobat ke Poli Umum UPT Dinkes Puskesmas Tembekrejo Jombang pada tanggal 23 Me, 2016 sampat 4 Juni 2016 dengan teknik consecutive sampling Vanabel independen dalam peneliltan mi adalah tingkat stres pasien, sedangkan variabel dependen adalah gangguan psikosomatik pada pasien. Pengumpulan data dengan kuesioner. Berdasarkan hasil oeneuuen dan 31 responden yang berobat di Poli Umum mengalami tingkat stres sedang yaitu 75% dan mengalami gangguan psikosomatik moderat venu 58%. Pengujian data menggunakan uji Rank Spearman dengan angka α<0,05. Pada uji statistik didapatkan P value: 0,025 yang menunjukkan ada hubungan tingkat stres dengan terjadinya gangguan psikosomatik. Arah dan keeratan hubungan ditunjukkan dengan kcetissen «oretest positif atau searah. Artinya orang yang menghadapi stres nngan maka tidak cenderung mengalami gangguan psikosomatis atau mengalami gangguan psikosomatik ringan, berbeda dengan orang yang menghadapi stres sedang sampait berat cenderung mengalami gangguan psikosomatik moderat hingga psikosomatik parah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.