Experiments were conducted with polymyxin B and two Klebsiella pneumonia isogenic strains (the wild type, KP_WT, and its transconjugant carrying the mobile colistin resistance gene, KP_MCR-1) to demonstrate that conducting two consecutive time-kill experiments (sequential TK) represents a simple approach to discriminate between pharmacokinetics/pharmacodynamics models with two heterogeneous subpopulations or adaptive resistance.
Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Prevalensi skizofrenia di Kalimantan Barat pada tahun 2013 adalah 0,7 per 1000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang diberikan kepada pasien skizofrenia fase akut di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sungai Bangkong periode Januari-Desember 2014. Desain penelitian berupa analisis cross-sectional dengan metode pengumpulan data secara retrospektif. Penelitian ini dilakukan terhadap 98 rekam medik pasien yang menerima terapi antipsikotik. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat memberikan gambaran karakteristik pasien, sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang diberikan. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenis antipsikotik dan adjuvant yang paling banyak digunakan pasien adalah risperidon dan triheksifenidil dengan frekuensi pemakaian masing-masing sebanyak 446 kali (25,32%) dan 340 kali (65,89%). Hasil analisis menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa lama rawat inap pasien skizofrenia fase akut yang mendapatkan terapi antipsikotik tunggal tipikal, tunggal atipikal, dan kombinasi tidak mengalami perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lama rawat inap antar jenis terapi antipsikotik tidak berbeda sehingga dapat disimpulkan jenis terapi antipsikotik yang diberikan tidak memengaruhi perbedaan lama rawat inap pasien.
AbstrakPemilihan dan penggunaan obat-obatan yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan dalam mencapai efek terapi yang diharapkan, terutama pada pasien pediatri. Bronkitis akut pada pediatri merupakan salah satu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang memiliki angka kejadian tertinggi di Rumah Sakit Tentara Kartika Husada Kubu Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas kesesuaian dosis obat pada pasien pediatri bronkitis akut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Tentara Kartika Husada Kubu Raya Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross -sectional yang bersifat deskriptif. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dan berjumlah 36 resep. Data yang di dapatkan kemudian dihitung kesesuaian dosisnya berdasarkan literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa obat yang digunakan untuk terapi bronkitis akut antara lain golongan mukolitik dan ekspektoran, antibiotik, bronkodilator, multivitamin, dekongestan, analgesik, dan antihistamin. Hasil evaluasi kesesuaian dosis menunjukkan jumlah item obat (R/) yang mengalami dosis kurang sebesar 51%, dosis lebih sebesar 15%, dan tepat dosis sebesar 34%. AbstractSelection and usage of rational drugs determine the success of expected therapeutic effect, especially for pediatrics. Acute bronchitis in pediatrics is one of the highest incidents of Acute Respiratory Infection (ARI) in Army Hospital Kartika Husada Kubu Raya. This study aimed to evaluate rationality of drug doses conformity in outpatient pediatric acute bronchitis in Army Hospital Kartika Husada Kubu Raya on 2015. This research was a descriptive observational research with cross-sectional design. The sample was taken with purposive sampling amounted to 36 prescriptions. Then the evaluation of drug doses conformity was counted according to the literature. The results showed that drugs which were used for acute bronchitis were mucolitics and expectorants, antibiotics, bronchodilators, multivitamins, decongestans, analgesics, and antihistamins. The result of drug dosage conformity evaluation showed that the under-dose drug item (R/) was 51%, over-dose was 15% and appropriate dose was 34%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.