Kegagalan perawatan saluran akar dapat disebabkan oleh kegagalan dalam mengeliminasi bakteri fakultatif anaerob, Enterococcus faecalis. Chlorhexidine (CHX) 2% merupakan cairan desinfekstan yang biasa digunakan pada irigasi saluran akar. Bahan alami yang bersifat antibakteri dapat diperoleh dari ekstrak kulit buah manggis (Garciana mangostana L.) karena bahan alami ini mengandung senyawa antioksidan flavonoid, tanin, dan xanton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan fitokimia dan menguji potensi hambat ekstrak kulit buah manggis (50%) terhadap viabilitas Enterococcus faecalis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental diawali dengan uji fitokimia ekstrak secara kualitatif. Ekstrak kulit buah manggis kemudian diujikan dengan menggunakan metode agar difusi terhadap tiga kelompok percobaan, yaitu E.faecalis ditambah CHX 2% sebagai kontrol positif, E. faecalis ditambah ekstrak kulit buah manggis 50% sebagai kelompok perlakuan, dan E. faecalis ditambah aquades sebagai kontrol negatif. Uji terhadap setiap kelompok dilakukan dengan menumbuhkan E.faecalis pada media Muller Hinton Agar (MHA). Bahan uji diserap menggunakan paper disc kemudian diapuskan pada permukaan agar. Potensi hambat bahan uji ditetapkan dengan cara mengukur diameter zona hambat menggunakan jangka sorong. Uji hambat dilakuan pengulangan sebanyak 6 kali. Hasil fitokimia didapatkan bahwa terdapat senyawa flavonoid, polifenol, tannin, alkaloid, saponin, dan kuinon. Ekstrak kulit buah manggis 50% memiliki rerata diameter zona hambat sebesar 10,3 mm terhadap Enterococcus faecalis. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ekstrak kulit buah manggis 50% memiliki potensi hambat terhadap E. faecalis. Diperlukan studi lanjut untuk menetapkan potensinya sebagai larutan irigasi saluran akar.
Saliva merupakan cairan tubuh yang sangat penting dan berperan terhadap integritas mukosa oral. Perawatan ortodonti merupakan suatu tindakan yang dapat mempengaruhi karateristik saliva. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek perawatan ortodonti terhadap karakteristik saliva. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran volume dan pH saliva sebelum dan sesudah pemasangan alat ortodonti pada 30 orang sampel (usia 23±5.2 tahun) yang masing-masing dirawat dengan alat ortodonti lepasan dan alat ortodonti cekat konvensional dan self ligating braket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dan perbedaan volume sebelum dan sesudah penggunaan alat ortodonti lepasan dengan nilai 0,012 (p < 0,05), sedangkan kelompok pemakaian alat ortodonti cekat konvensional terdapat perubahan sebelum dan sesudah sebanyak 0,012 dengan p <0,05, dan kelompok braket self ligating dengan nilai 0,006 dengan p < 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan pH sebelum dan sesudah penggunaan alat ortodonti lepasan sedangkan terdapat perbedaan kadar pH sebelum dan sesudah penggunaan alat ortodonti cekat secara signifikan. Perawatan ortodonti dapat mempengaruhi karateristik saliva, yaitu terjadi peningkatan volume saliva sebelum dan sesudah penggunaan alat. Namun tidak terdapat perubahan pH saliva pada pengguna alat ortodonti lepasan, sedangkan penggunaan alat ortodonti cekat mempengaruhi nilai pH.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.