Potensi endapan bijih besi di Indonesia dijumpai di Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sumatera barat. Di Sulawesi Selatan, endapan sumberdaya bijih besi yang melimpah terdapat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tepatnya di Daerah Pakke, Kecamatan Bontocani. Sifat geokimia atau persentase unsur dan senyawa dari endapan bijih besi tersebut dapat digunakan sebagai data awal untuk menentukan apakah bijih besi tersebut layak untuk dieksploitasi atau dilakukan penambangan serta menjadi acuan proses ekstrasi dari bijih besi yang ada pada daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kehadiran senyawa oksida dan persentase kehadiran unsur Fe, Mn, dan unsur logam dasar. Metodologi penelitian dilakukan dengan pengambilan data di lapangan dan analisa laboratorium yaitu melalui pengamatan secara langsung endapan bijih besi yang tersingkap di permukaan dan pengambilan sampel bijih dengan metode chip sampling dan rock sampling. Analisa laboratorium menggunakan metode XRF untuk mengetahui persentase senyawa utama (major element) dan metode ICP-OES untuk mengetahui kadar unsur Fe, Mn dan Unsur logam dasar (Cu, Pb dan Zn). Hasil penelitian menunjukan kehadiran Fe2O3 pada semua sampel dengan persentase 43,18% - 50,40%. Hal ini sesuai dengan dijumpainya mineral-mineral pembawa bijih besi (primer) yaitu hematit dan magnetit. Persentase kehadiran unsur Fe sangat tinggi dan berpotensi untuk dieksplorasi lebih lanjut. Unsur logam dasar lokasi penelitian sangat tinggi sehingga dapat dipastikan bahwa endapan bijih besi pada daerah penelitian adalah tipe calcic skran.
Sebaran cebakan bijih besi di Indonesia banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki sumber daya bijih besi yang melimpah yaitu Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tepatnya di Dusun Pakke, Kecamatan Bontocani. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui jenis mineral pembawa bijih besi serta asosiasinya dan mengetahui paragenesis atau urutan pembentukannya. Proses pengambilan data meliputi pengamatan secara langsung singkapan bijih besi yang muncul ke permukaan dan melakukan pengambilan sampel dengan metode chip sampling dan rock sampling. Analisis laboratorium menggunakan analisis mineragrafi untuk mengetahui mineral pembawa bijih besi dan tekstur mineral bijih dan Analisis X-Ray Diffraction (XRD) untuk menganalisis mineral pembawa bijih besi serta asosiasinya. Dari hasil penelitian diperoleh mineral pembawa bijih besi berupa magnetit, hematit dan geotit dengan asosiasi mineral berupa mineral sulfida yaitu pirit dan mineral pembawa bijih mangan berupa pirolusit dan manganit. Tekstur mineral bijih yang dijumpai yaitu intergrowth, granular, replacement dan open space filling. Berdasarkan pengamatan tekstur bijih paragenesis endapan bijih Daerah Pakke berturut-turut dimulai dari terbentuknya mineral yaitu magnetit, manganit, pirolusit, hematit, pirit dan goetit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.