Salah satu hal yang sangat mempengaruhi hasil pengecoran besi tuang adalah penggunaan pasir cetak dan bahan pengikat pasir cetak. Bahan pengikat kimia yang digunakan dalam membuat cetakan pasir salah satunya adalah waterglass yang mengandung Sodium silicate hydrate sehingga akan mengeras setelah dialiri gas CO_2. Kadar waterglass pada cetakan pasir mempengaruhi permeabilitas dan konduktivitas pasir. Sifat konduktivitas ini mempengaruhi laju pendinginan logam cair. Laju pendinginan yang terjadi pada proses pengecoran mempunyai peranan penting dalam pembentukan struktur mikro, dimana struktur mikro mempengaruhi sifat mekanik yang dimiliki oleh benda cor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kadar waterglass sebagai bahan pengikat cetakan pasir kering dengan metode CO_2 terhadap kekerasan dan kekuatan tarik produk pulley. Pada penelitian ini, pasir yang digunakan adalah pasir silika dengan variasi kadar waterglass 8%, 13%, 18%, 23%, kemudian cetakan dialiri gas CO_2 dengan tekanan 1 kgf/〖cm〗^2 selama 5 menit. Komposisi cairan logam yang digunakan dalam pembuatan spesimen adalah 91% tatal, 2% karbon dan 0,7% sillikon. Penuangan cairan logam dilakukan menggunakan ladel pada suhu sekitar 1300°C. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kekerasan tertinggi pada cetakan dengan kadar waterglass 23% sebesar 238,7 BHN, dan kekerasan terendah pada cetakan dengan kadar waterglass 18% sebesar 200,2 BHN. Kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada cetakan dengan kadar waterglass 23% sebesar 163,5 MPa, dan kekuatan tarik terendah pada cetakan dengan kadar waterglass 13% sebesar 128,28 MPa.

Pangkalan Banteng merupakan sentra penghasil batu bata merah di Kabupaten Banyuasin. Di daerah ini, terdapat beberapa pengrajin bata merah yang tergabung dalam Paguyuban Usaha Batubata “Semidang Aji”. Mereka umumnya masih menggunakan cara tradisional untuk memproduksi bata merah yang menyebabkan kapasitas produksinya sangat terbatas, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan bata merah di sekitarnya. Salah satu solusi untuk meningkatkan kapasitas produksi adalah melalui penggunaan teknologi inovatif produksi bata merah, diantaranya adalah mesin pencetak bata otomatis dan mesin pengaduk material, yang dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber energinya. Melalui program ini, diharapkan bisa dihasilkan efisiensi biaya produksi melalui penggunaan teknologi inovatif tersebut dan penerapan online marketing untuk memperluas pasar mitra. Metode yang akan dijalankan dalam program ini adalah pengembangan teknologi produksi batu bata merah yang inovatif dan online marketing. Tahapan kegiatan dimulai dari mengindentifikasi kebutuhan riil mitra, merancang dan membuat peralatan, melakukan pengujian terhadap mesin yang telah dibuat, melakukan serah terima peralatan, serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku mitra penerima kelompok usaha tersebut. Dari kegiatan pendampingan selama produksi, bisa dihitung efisiensi produksi bata merah dengan membandingkan profit dan biaya produksi sebelum dan sesudah menggunakan teknologi inovatif dan online marketing tersebut. Luaran dari kegiatan ini adalah adanya paket teknologi mesin produksi batu bata merah yang inovatif dan bisa dioperasikan dengan baik, yaitu mesin pencetak batu bata otomatis dan mesin pengaduk material otomatis. Termasuk juga pembangkit listrik tenaga surya untuk menerangi lokasi produksi bata mitra. Selain itu telah dihasilkan sebuah sistem online marketing yang diharapkan bisa meningkatkan jangkauan pasar dari produk UMKM tersebut. Diharapkan melalui program ini, permasalahan warga dan UMKM dalam hal terbatasnya kapasitas produksi bata merah di Kabupaten Banyuasin dapat teratasi dan bisa meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.