AbstrakPenggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dan Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) Sebagai Koagulan Alami dalam Perbaikan Kualitas Air Tanah telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan serbuk biji asam jawa dan biji kecipir sebagai biokoagulan untuk memperbaiki kualitas air dan pengaruhnya terhadap parameter kualitas air, yang meliputi: temperatur, pH, konduktivitas, kekeruhan, oksigen terlarut, kandungan logam berat, dan total koliform. Hasil jar test diperoleh dosis optimum 0,009% (penurunan turbiditas 99,72%) untuk biji asam jawa dan 0,03% (penurunan turbiditas 92,03%) untuk ekstrak biji kecipir. Nilai pH optimum diperoleh pada pH 3 untuk kedua jenis biokoagulan. Penggunaan ekstrak biji asam jawa dan biji kecipir dan tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap parameter temperatur, pH, konduktivitas,dan logam berat. Penggunaan ekstrak biji kecipir dan biji asam jawa tidak menurunkan angka BOD. Ekstrak biji asam jawa mampu menurunkan angka total koliform sedangkan ekstrak biji kecipir tidak efektif dalam menurunkan angka total koliform. Kata Kunci: Koagulasi, Asam jawa (Tamarindus indica L.), Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.), Jar test, Air tanah, MPN.Abstrack The Use of Tamarind Seeds (Tamarindus indica L.) and Winged Bean Seeds (Psophocarpus tetragonolobus L.) As Natural Coagulant in Groundwater Quality Improvementhas been done. The aims of this study is to determine the ability of tamarind seeds and winged bean seeds as biocoagulant to improve water quality and its effect on water quality parameters, which include: temperature, pH, conductivity, turbidity, dissolved oxygen, heavy metal content, and total coliform. Jar test results obtained optimum dose of 0.009% (99.72% reduction in turbidity) to tamarind seeds and 0.03% (92.03% reduction in turbidity) to winged bean seeds. The optimum pH obtained at pH 3 for both types of biocoagulant. The use of tamarind seeds and winged bean seeds does not have much influence on the parameters of temperature, pH, conductivity, and heavy metals. They also did not reduce the number of BOD. Tamarind seeds reduce the number of total coliform while winged bean seeds are not effective in reducing the number of total coliform. Keywords: Coagulation, Tamarind (Tamarindus indica L.), Winged bean (Psophocarpus tetragonolobus L.), Jar test, Groundwater, MPN.
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sekam padi sebagai penyerap ion logam tembaga dan timbal dalam air limbah telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode statis (batch). Penentuan kondisi optimum meliputi massa adsorben, pH, konsentrasi adsorbat dan lama pemanasan. Hasil analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) menunjukkan efisiensi penyerapan tertinggi pada air limbah multikomponen mencapai 99.38% untuk ion logam Pb. Analisis air limbah laboratorium kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menunjukkan penyerapan tertinggi mencapai 78.57% untuk ion logam Cu. Kata kunci : sekam padi, adsorben ion logaam timbal, adsorben ion logam tembaga, air limbah AbstractThis research aims to rice huskas absorbent of copper and lead metalions in the waste water. The method used is a static method (batch). Determination of optimum conditions includes adsorbent mass, pH, absorbate concentration and duration of heating. The analysis using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) showed the highest absorption efficiency of Pb metal ion in multicomponent wastewater reached 99,38%. The analysis of wastewater from chemistry laboratorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta showed, the highest absorption of Cu metal ion was 78,57%.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrit, Nitrat)pada tambak air payau akibat rembesan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Penentuan lokasi dilakukanpada tambak air payau yang tercemar dan tidak tercemar lumpur panas di Sidoarjo. Lokasitambak berada pada arah utara dan selatan pusat semburan lumpur Lapindo, tepatnyadisepanjang kali Alo dan kali Porong. Pada setiap tambak, diambil 5 sampel air yaitu inlet,outlet dan 3 titik ditengah tambak. Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juni tahun 2007metode yang digunakan mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan menggunakanalat Spektrofotometer UV-Vis. Kadar amonia pada tambak yang tercemar lumpur kurang dari 2mg/L dan untuk tambak tidak tercemar kurang dari 3 mg/L. Kadar nitrit pada tambak yangtercemar antara 0- 27,86 mg/L dan untuk tambak tidak tercemar antara 0 – 0,22 mg/L. Kadarnitrat pada areal tambak tercemar 0 – 1,7 mg/L. Untuk tambak tidak tercemar disepanjang kaliPorong memiliki kisaran antara 0 – 0,3 mg/L. Kadar phosfat pada tambak tercemar antara 0,11-0,35 mg/L. Secara umum, kadar phosfat dan n-nitrogen pada tambak tercemar dan tidaktercemar menunjukkan perbedaan yang tidak berarti. Tetapi, dibandingkan dengan PP No.82tahun 2001, kadar amonia dan nitrit masih berada diatas ambang batas.
Abstrak Hybrid kitosan/bentonit dalam bentuk bead telah berhasil dibuat dengan berbagai rasio komposisi kitosan dan bentonit. Dalam penelitian ini, bead dari hybrid ini digunakan sebagai matriks untuk ion amonium. Bead dibuat dengan pengendapan suspensi kitosan dan bentonit menggunakan koagulan NaOH. Bead hybrid yang diperoleh dikarakterisasi daya serap air (DSA) dan pelepasan ion amonium dalam air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bentuk bead dipengaruhi oleh kandungan bentonit dalam hybrid. Peningkatan kandungan bentonit dalam hybrid menurunkan nilai DSA, namun meningkatkan pelepasan ion amonium dalam air. Sisa basa pada permukaan bead hybrid mempengaruhi deteksi pelepasan ion amonium dalam air. Abstract Chitosan/bentonite hybrid in the form of beads was successfully prepared in various of chitosan and bentonite composition ratio. In this study, beads of hybrid play role as matrix for ammonium ions. Beads prepared by precipitation of chitosan and bentonite suspension using NaOH as coagulant. Characterization beads obtained were carried out on water uptake and release of ammonia ions in the water. The results showed that forms of bead were affected by bentonite content in the hybrid. Increasing of bentonite content decreased water uptake of hybrid, however the release of ammonia ions in the water increased. Remaining base in the beads surface affected detection of release of ammonia ions in the water.
Edukasi gizi bertujuan untuk mengurangi masalah gizi yang ditargetkan pada perubahan pengetahunan, sikap, dan perilaku orangtua berkaitan dengan pemenuhan nutrisi balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam pemenuhan nutrisi balita stunting. Metode yang digunakan adalah quasi experiment dengan non-equivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 ibu yang memiliki balita stunting, yang dibagi dalam kelompok intervensi (KI) dan kelompok kontrol (KK) masing-masing 30 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan (Pv=0,005) dan sikap ibu dalam pemenuhan nutrisi (Pv=0,046) sebelum dan setelah edukasi gizi pada KI. Sementara pada KK tidak ditemukan perbedaan bermakna pengetahuan (Pv=0,655) dan sikap dalam pemenuhan nutrisi (Pv=1,000). Edukasi gizi pada ibu sangat penting untuk dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi pada balita.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.