This study analyses two communication practices for rural data collection in Indonesia: top-down, carried out by the state, and bottom-up, initiated by collective intellectuals. This research is to reveal how to communicate rural data collection actions. The differences in data manifest the practice of communicating rural data collection actions; and Doxa, habitus, and symbolic violence that is ‘hidden’ in the procedures and mechanisms of data collection run by the state. The study area is Tegallalang Village, Gianyar Regency, Bali. Quantitative data in Prodeskel from the Ministry of Home Affairs and Precision Village Data (DDP) with a Drone Participatory Mapping approach were obtained independently by researchers. The research used Mixed Methods Research. Qualitative data were obtained through in-depth interviews using the Nvivo R1 application analysis. Knife analysis using Pierre Bourdieu and Nick Couldry. The study results found two differences in the practice of rural data collection, namely; first, the difference in data collection actors. The state represents Prodeskel, and collective intellectuals represent DDP; second, the difference in data is due to differences in the practice of communication actions (procedures and mechanisms) of data collection. Prodeskel data with a top-down approach produces low-accuracy data and vice versa for DDP. This research also reveals the opus operatum of communication actions in the form of Doxa, habitus, and symbolic violence in data collection of the country’s countryside and digital technology to build a space for communication and citizen participation which is the key to the birth of DDP.
Risks and disadvantages of the Internet usage by children and adolescents is called online risk. Online risk is a new concept thus the definition of which is debatable. In addition, the classification of risk is based on the coding results of the children's responses from a qualitative research. This research aims to find the dimensions for online risk variable and build online risk scale for similar research in Indonesia.This study examines the validity of online risk constructs and explores how many factors were formed by using Exploratory Factor Analysis. Factor extraction method used in this research is Maximum Likelihood (ML) with Varimax factor rotation. This study uses online survey www.surveymonkey.com to obtain responses from respondents. Respondents in this study were 161 adolescents aged 13-18 years who study and live in Jakarta.The exploratory factor analysis shows that all 33 item statements are justify as indicator as they have significant anti-image correlation coefficient. The result of extraction and rotation are 6 factors with cumulative variance value of 69.557%. This score is quite good as it explained more than 50% total variant. These six factors can be used as dimensions of the online risk variable. The dimensions of the online risk variable are (1) Risky behavior; (2) Misleading values & information; (3) Pornography; (4) Target of risky conduct; (5) Cyberbullying and harassment; (6) Strangers. Keywords: Exploratory Factor Analysis, Online Risk, Internet, Adolescents, Internet Effect, Online Risk Scale AbstrakSemua risiko dan sisi merugikan sebagai konsekuensi dari penggunaan Internet dan eksplorasi anak dan remaja di Internet dinyatakan sebagai risiko online. Risiko online merupakan sebuah konstruk yang sifatnya baru dibangun dan definisi dari konsep ini masih diperdebatkan. Selain itu, pengelompokkan risiko (dimensi) dari konsep ini didasarkan pada hasil koding dari respon anak-anak dari penelitian kualitatif. Maka, penelitian ini bertujuan untuk menemukan dimensi-dimensi untuk variabel risiko online dan membangun skala risiko online untuk penelitian sejenis di Indonesia.Penelitian ini menguji validitas konstruk risiko online dan menggali berapa faktor yang terbentuk dari konstruk risiko online dengan dengan menggunakan Exploratory Factor Analysis. Metode ekstraksi faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood (ML) dengan rotasi faktor Varimax. Penelitian ini menggunakan survei online www.surveymonkey.com untuk memperoleh respon dari responden. Responden pada penelitian ini sebanyak 161 remaja DKI Jakarta berusia 13-18 tahun.Analisis faktor eksploratori menunjukkan hasil bahwa keseluruhan 33 item layak untuk dijadikan indikator karena memiliki koefisien korelasi anti-image yang baik. Dari ekstraksi dan rotasi faktor dihasilkan 6 faktor dengan nilai kumulatif varian sebesar 69.557%, nilai ini cukup baik karena total varian yang dapat dijelaskan melebihi 50% varian. Enam faktor yang dihasilkan ini dapat dijadikan dimensi dari variabel risiko online. Maka, dime...
Kehadiran fitur avatar dalam mobile game toram online yang mayoritas pemainnya laki-laki menggunakan karakter wanita dengan penampilan yang menarik, yang dapat disebut sebagai crossdresser di dunia nyata, dan terlihat seperti crossgender atau aktivitas hode dalam Game daring. Rumusan masalah kajian ini adalah bagaimana pemaknaan identitas gender pada pemain crossgender dalam mobile game toram online Indonesia. Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologis, di mana data dikumpulkan melalui wawancara (obrolan) dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemain membentuk identitasnya menjadi perempuan didorong latar belakang yang dialaminya, seperti potensi keuntungan yang diperoleh maupun karena suatu pengalaman yang dialami sebagai hasil dari stereotip gender yang terjadi dalam permainan. Adapun hode merujuk pada pemain yang membuat karakter perempuan dan mengupayakan diri membentuk citranya sebagai perempuan sedang pemain yang tidak memiliki maksud tersebut tidak dapat dikatakan sebagai Hode meskipun sama sama merupakan pemain laki-laki yang menggunakan karakter perempuan. Adapun potensi keuntungan yang diperoleh dapat berupa informasi, item atau sejumlah uang yang terdapat dalam game, serta kesenangan pribadi pemain dalam berakting dan membentuk identitasnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.